27. News

330 27 5
                                    

helloo
happy reading!
komen yang banyakk, bikoz me like to read you guys' comments ♪(┌・。・)┌

###

Lilith bangun dalam pelukan Aaron. Matanya menyipit, mencoba menyesuaikan cahaya dari matahari melalui pintu kaca balkon. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas untuk melihat waktu.

09:38 a.m.

Lilith kemudian menaruh ponselnya di tempat tidur dan berputar badan ke kiri, sisi dimana Aaron tidur sembari memeluknya dari belakang.

Pandangan dan tangannya bekerjasama menyapu wajah Aaron yang masih ada luka, sedikit meringis dalam diam saat terbayang dirinya yang menjadi Aaron. Namun semua bayangan itu buyar karena alam bawah sadarnya menyadarkan dirinya bahwa Aaron sendiri tidak akan membiarkan itu terjadi. Memikirkan itu, menerbitkan senyuman manis di bibirnya.

"Oh God, I just woke up and the first thing that came to my eyes was the cutest, prettiest, heavenly smile of my girl." Suara serak Aaron terdengar. Ia berkata pelan dengan nada yang sungguh-sungguh sambil mengeratkan pelukannya. Matanya yang setengah terbuka menikmati pemandangan di hadapannya.

Mendengar kalimat manis Aaron membuat jutaan kupu-kupu berterbangan di perut Lilith, terlalu banyak sehingga ia tertawa lepas.

"Jesus ... and now she's laughing? What on heaven is this?" ungkap Aaron yang ikut tertawa karena mendengar tawa adiktif milik Lilith.

"Masih pagi, Aaronnn .... Udah, ah! Tangannya disingkirin dulu." Lilith menepuk-nepuk tangan yang masih merengkuh pinggangnya.

"Nggak."

Bantahan Aaron membuat Lilith mengeluarkan decakan.

"Ayoo, mau dibuatin sarapan, gak?" bujuk Lilith.

"Mhmm ...." Aaron mengiyakan.

"Ya, lepas dulu tangannya."

Kini giliran Aaron yang berdecak. "Nggak mau, Lilith."

Bukannya melepaskan pelukannya, Aaron justru melakukan kebalikannya. Ia lebih mendekatkan tubuh Lilith kepadanya dengan mudah dan memeluk Lilith lebih erat lagi.

"Beneran gak mau? Gue laper."

"No, Lilith. Stay. Please."

"Fine, Aaron Lang," balas Lilith. Seperti yang sudah-sudah, Lilith luluh juga pada akhirnya.

Tidak apa. Aksi mengalahnya dibayar dengan senyuman manis Aaron, tak lupa dilengkapi dengan kecupan lembut.

"Thank you, pretty."

"Iya," ucap Lilith pelan dan lembut. Kegiatannya sekarang menjadi mengelus rambut dan pipi Aaron.

"Masih ngantuk banget?" tanya Lilith kepada Aaron.

"Mhmm .... Makin ngantuk karena dielusin," jawab Aaron.

Lilith terkekeh. "Tapi sambril ngobrol, gak apa-apa, kan?"

"Of course, Babe. Go on. I'm all ears." Aaron mengusap-usap punggung Lilith.

"Kok semalem bebasnya cepet banget?" Lilith mulai menanyakan hal-hal yang ingin ia ketahui.

"Believe it or not, tapi Pete selalu standby 24/7."

"Who's Pete?"

"Lawyer bokap ... I guess? Gak tahu. Lebih sering ngurusin masalah gue soalnya."

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang