21. Keep My Words

277 25 0
                                    

Happy Reading!

###

Semua anggota Scorpion tengah berkumpul sehingga markas terpenuhi dengan orang-orang berjaket hitam. Nama, simbol, dan motto Scorpion terukir di bagian belakang jaket yang mereka pakai, sementara di depan jaket tersebut terdapat gambar scorpion di bagian atas dada kiri. Berbeda dengan yang lain, dua orang yang gambar scorpion di depan jaketnya ada sekilas warna merah, terlihat sedang berkumpul dengan beberapa anggota lainnya juga.

Yang logonya terdapat sekilas warna merah, dengan akronim 'D.M.' dibawahnya, mengangkat suara yang mampu membuat seseorang yang juga logonya sekilas warna merah, namun berakronim 'A.L.' dibawahnya, teralih kepadanya.

"Ron, gue saranin lo balik."

Tak hanya Aaron yang teralihkan fokusnya, lima orang yang berada di situ juga menoleh kepada Daelan yang baru saja bersuara setelah sekin lama berdiam diri.

Aaron mengangkat keningnya. "Maksud lo?"

Terdengar Daelan yang menghembuskan nafas panjang. Ia pun menatap Aaron penuh keyakinan dan keseriusan.

"Gue tahu, kita semua tahu, bahkan diri lo sendiri juga pasti tahu, kalo ini gak bakal kelar-kelar kalo bukan lo sendiri yang kelarin," ungkapnya. "Ajorka bakal incer lo terus sampai kapanpun. Itu kalo bukan lo sendiri yang bikin mereka kapok."

Kini, giliran Aaron yang terdiam meresapi semua perkataan Daelan. Sudah beberapa kali ia memikirkan hal ini, dan itu tidak mudah. Daelan juga tahu, mantan ketua Scorpion ini pasti akan nekat kepada semua keputusan yang ia ambil, apalagi masalah ini bukan masalah kecil yang bisa diabaikan Aaron begitu saja. Sebab itu, ia juga tahu, kalau Aaron belum juga mengambil tindakan, itu pasti karena ada suatu hal yang juga tak kalah penting yang sedang menahannya.

"Gue tahu apa yang tahan diri lo buat bales mereka. Liam sama bokap lo, kan?"

Aaron segera menoleh kepada Daelan setelah Daelan mengatakan itu. Daelan terkekeh tak percaya, mengetahui perkataannya tadi itu benar.

"Gila lo, Ron. Pertama gue pikir lo cuma mau main-main doang sama Lilith. Makin lama, gue sadar. Ternyata sebegitu besarnya pengaruh Lilith di hidup lo." Kening Daelan berkerut saat mengatakannya. "Semua yang lo rencanain hancur gitu aja cuma karena Lilith. Sampe-sampe lo keluar dari Scorpion karena dia."

Keadaan mereka di situ menjadi semakin tegang saat Daelan membawa-bawa Lilith. Siapa pun juga tahu bahwa Lilith adalah topik yang sensitif bagi Aaron.

Lihat saja, kini tatapan Aaron menghunus tajam kepada Daelan yang mencoba untuk mengabaikannya agar ia masih bisa mengeluarkan semua pikirannya kepada Aaron.

"Lo sadar gak sih, Ron? Kita semua juga muak sama Ajorka," ujar Daelan, membuat kepalan tangan Aaron lebih erat mendengarnya. "Tapi lagi, kalo bukan lo, gak bakal kelar semuanya."

Terjadi keheningan untuk sementara, sebelum Daelan lanjut berkata lagi.

"Lo ngomong sama Liam. Karena dari awal, masalah Ajorka itu sama Scorpion, bukan Logaskar. Sescar aja yang sok nyenggol sana, nyenggol sini. Masalah bokap lo, lo yang tahu sendiri kapan menurut lo waktu yang tepat buat segalanya."

Daelan tahu Aaron sedang berpikir keras saat ini. Keningnya yang berkerut dalam, serta tangannya yang mengepal kuat mengatakan semuanya.

Sementara lima orang yang tak lain dan tak bukan adalah Sebastian, Gori, Farrel, Felix, dan Ozil, juga menunggu Aaron yang hanya berdiam mendengar Daelan.

Sebastian yang ada di sampingnya menepuk pelan punggung Aaron, tepat saat Aaron membulatkan tekadnya.

"Gue bakal ngomong sama Liam."

###

Pada sore itu juga, Aaron pergi ke markas Logaskar setelah mengetahui Liam berada di sana. Ia akan membicarakan semua ini. Semua yang mengganggunya selama beberapa tahun ini.

Mata Aaron langsung menangkap laki-laki yang sedang tertawa dengan anggotanya setelah memasuki markas Logaskar. Seperti mengetahui dirinya sedang dipandang, Liam menoleh ke kiri dan juga mendapati Aaron yang datang.

"Eh, Ron!" Liam berdiri, menghampiri Aaron.

Mereka melakukan tos saat sudah berhadapan, dan langsung dilanjutkan oleh perkataan Aaron yang membuat Liam menatapnya penuh arti.

"Gue perlu bicara sama lo."

Setelah itu, Liam dan Aaron langsung menuju bagian belakang markas yang merupakan dapur sederhana. Aaron langsung menduduki bar stool, sementara Liam mengambil minuman di kulkas untuk dirinya dan juga Aaron.

Tuntas menaruh minuman Aaron di atas meja dan duduk di samping Aaron, Liam membuka sodanya, lalu bertanya, "Kenapa?"

Aaron mengetuk-ngetuk meja yang ada di hadapan mereka. "Gue bakal balik jadi ketua Scorpion."

Pernyataan Aaron mampu membuat Liam mengurungkan niatnya untuk meminum sodanya dan memilih menaruh minuman tersebut di atas meja. Matanya menatap dalam dan bingung kepada Aaron.

"All of a sudden?" tanya Liam heran.

Aaron menggeleng. "It's not. Gue udah mikirin ini banyak kali."

"Why?"

Kini, Aaron menoleh kepada Liam.

"Ajorka."

Mendengar nama itu, raut wajah Liam seketika berubah dingin. Tatapannya langsung beralih kepada dinding yang ada di depan mereka.

"Gue tahu lo bakal larang gue. Lagi. But now, no-"

"Aar—"

"You're not gonna stop me, Liam. Not after these three fucking years." Nada Aaron meninggi bersama emosinya yang mulai tersalut. Bahkan tatapan Aaron ikut mendingin saat mengatakannya.

Liam tahu, perkataan itu berarti untuk semuanya. Semua yang terjadi, semua yang ia lakukan kepada Aaron, semua yang ia korbankan selama ini, dan tentunya semua usaha Aaron.

"Dari pertama, Ajorka itu urusan Scorpion. Berarti, yang selesain Scorpion juga."

"Tapi dia bawa Lilith di sini—"

"Karena itu. Karena dia juga bawa Lilith, gue gak bakal biarin dia gitu aja sekarang. Udah cukup dua tahun ini lo dan bokap gue tahan gue," potong Aaron penuh dengan penekan di setiap kata yang ia keluarkan.

"Logaskar udah selesai sama Ajorka. Acara balas dendam lo udah tuntas bahkan sejak dulu. Sekarang giliran gue," ujar Aaron dengan serius.

Baru saja Liam membuka setengah mulutnya untuk berbicara, ia sudah terdahulukan oleh Aaron.

"Lilith, she's gonna be safe. I'll keep her safe." Aaron menatap Liam penuh kesungguhan. "You don't have to worry."

Akhirnya Liam pasrah. Alasan mengapa ia menahan Aaron selama ini adalah karena Lilith. Ia tidak mau kejadian yang sama terjadi lagi. Karena ia tahu, akan beda cerita kalau Aaron yang mengambil tindak untuk membalas dendam kepada Sescar. Karena akar permasalahan dari semua ini ada kepada Sescar yang selalu mencari masalah dengan Aaron.

"Gue bakal tuntasin semuanya," ucap Aaron dengan tegas. "Pegang kata-kata gue."

Jika begini, Liam hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah.

"Oke. Gue pegang kata-kata lo."

Aaron berdiam untuk sementara. Otaknya berpikir akan suatu hal. Kemudian, sebuah perkataan yang merupakan izin tak terbantah terucap olehnya.

"Tapi, buat satu kali ini, izinin gue ngelakuin suatu hal yang masuk rencana gue."

Liam hanya dapat menatapnya dalam diam, karena setelahnya Aaron pergi dari situ untuk kembali ke markas Scorpion, membicarakan rencananya kepada anggota Scorpion.

ilomilo

yup.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang