**Bᴀʙ 6 Kᴇᴛᴀʜᴜᴀɴ Sᴇᴅᴀɴɢ Bᴇʀᴛᴇɴɢᴋᴀʀ**

127 30 2
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 6 Ketahuan Sedang Bertengkar

Hari minggu pagi, Lail merasa cukup terganggu dengan ketukan, ah bukan, tapi gedoran di pintu kamarnya. Tanpa melihat lagi atau menunggu seseorang di luar itu menampakkan dirinya, Lail sudah yakin bahwa yang mengganggu waktu tidurnya saat ini tak lain adalah adik semata wayangnya. Lail hafal benar tindak tanduk Nana yang paling dibencinya. Salah satunya tak lain adalah mengganggu tidur paginya di hari libur.

"Nanaaaaaa, berenti gedor-gedor kamar gue!" teriak Lail akhirnya tak tahan. Ia menyingkap selimut yang menggelung tubuhnya lalu terduduk dengan suara teriakannya yang khas.

Dari balik pintu kamar Lail, terdengar suara cekikan yang sangat familiar di telinga pemilik kamar itu. Saat Lail mendengar suara gedoran pintu berubah menjadi ketukan pintu yang lembut, Lail pun meloncat dari ranjangnya lalu membuka pintu kamarnya dengan kuat. Benar saja, Lail kemudian melihat sosok adiknya berlari meninggalkannya. Namun belum sempat kabur, Lail dengan emosi yang memenuhi ubun-ubunnya itu berhasil menangkap tubuh sang adik. Ia menjambak rambut panjang Nana dengan kuat.

Tak terima dengan perlakuan kasar kakaknya, Nana pun segera membalas dengan menginjak kaki Lail dengan kuat.

Lail yang kesakitan terduduk di lantai. Ia mengaduh sambil mengusap kakinya yang mungkin sebentar lagi akan membiru karena ulah adiknya. Ia menatap Nana yang tertawa puas lalu berjalan turun dengan cepat melewati anak tangga.

Lail tak terima. Sambil menahan sakit di kakinya, Lail pun turun dari lantai atas. Ia mengejar sang adik yang menghindarinya dengan berlarian di dalam rumah.

Melihat keributan dua anaknya, ibu dua putri cantiknya itu hanya bisa berkacak pinggang. Apron yang dipakainya pagi ini menandakan bahwa wanita 45 tahun itu sedang memasak sarapan pagi untuk keluarga kecilnya.

Berbeda dengan sang ibu, ayah kedua putri cantik yang sedang main kejar-kejaran di usia yang tidak lagi belia itu tengah menyiram tanaman di luar. Pakaian yang dipakai Papa Hendra hanya kaos polo berkerah dengan celana pendek di atas lutut berwarna hitam.

Saat melihat kedua anaknya berlarian ke luar tanpa memakai alas kaki, Papa Hendra pun teriak. "Eh eh eh, di sini basah!" katanya memperingatkan.

Mendengar ucapan ayahnya, Nana tak sampai turun ke halaman. Ia kabur dari kakaknya yang beringas sekali pagi ini. Mereka masih main kejar-kejaran di dalam rumah hingga akhirnya kecapekan sendiri. Yang menyerah pertama kali tentu saja sang kakak. Stamina adiknya memang lebih kuat dibanding kakaknya yang paling hobi rebahan. Berbeda dengan adiknya yang meskipun kecanduan game online tapi ia juga suka ikut olahraga dengan teman-teman cowoknya.

Napas Lail tersendat-sendat, ia benar-benar butuh minum. Tapi ia tidak sanggup lagi melangkah, jadi ia harus berdiam dulu untuk mengatur napasnya yang putus-putus di lantai ruang tengah.

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang