**Bᴀʙ 30 - Cʜᴏᴏsɪɴɢ ᴛᴏ Sᴛᴀʏ Aᴡᴀʏ Fʀᴏᴍ Eᴀᴄʜ Oᴛʜᴇʀ**

110 27 2
                                    


Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

##BAB 30 - Choosing to Stay Away From Each Other

Sejak Hero memperbolehkan Lail berhubungan dengan Dante, laki-laki itu kerap kali mendengar Lail membicarakannya. Dalam waktu singkat, Hero tahu bahwa Lail dan Dante sering menghabiskan waktu makan bersama. Biasanya mereka makan di lantai bawah, di restoran yang ada di gedung apartemen itu.

Rasanya kebat kebit, tapi Hero hanya bisa memberikan senyum palsunya tiap kali mendengar cerita Lail soal pria yang -katanya- gadis itu sukai. Ya, dari banyaknya populasi mahasiswi di kampusnya yang naksir Pak Dante, tidak mungkin juga Lail tidak melakukan hal yang serupa.

Namun mengapa rasanya tetap saja menjengkelkan sekali?

Hero menghela napasnya yang terasa berat.

Sontak hal itu membuat fokus laki-laki di sampingnya teralihkan. Ia menatap Hero lalu bertanya, "Kenapa?" tanya Zoey dengan lembut. Untuk ukuran laki-laki Zoey bisa sangat lembut bahkan melebihi Lail.

Hero menggeleng seraya tersenyum pias. Dalam hatinya ia merutuki pikirannya yang justru membandingkan Zoey dengan Lail. Padahal sudah jelas kan bahwa ia pacar Zoey? Walaupun akhir-akhir ini ia teringat kembali kepingan-kepingan rasa yang dimilikinya untuk sang sahabat.

"Mau staycation nggak?" tanya Zoey setengah mengajak. Laki-laki itu punya rencana liburan.

"Ke mana?"

"Ke Bali aja yang dekat, gimana?" Zoey berhenti mengerjakan tugas kuliahnya lalu menatap Hero penuh minat. "Orang tuaku baru saja membuka hotel di Bali. Aku ingin ke sana, kita bisa sekalian liburan di sana juga."

Hero diam sejenak. "Kita kan masih kuliah. Liburan semester masih terlalu lama."

"It's okay. Kita cuma liburan beberapa hari. Jumat habis pulang kuliah kita naik pesawat. Kita pulang minggu sore. Gimana?"

Hero terlihat tidak yakin.

"Aku nggak maksa kamu kok. Aku ngajak kamu liburan karena kamu kelihatan suntuk banget beberapa waktu ini," Zoey yakin masalah Hero selalu berpusat pada Lail. Namun ia tidak sampai mengatakannya secara langsung. Hero sendiri selama ini sudah cukup mengelak jadi ia tak perlu menambahkan dengan menyudutkannya kan? Zoey bukan orang seperti itu. Ia lebih suka kedamaian walaupun terkadang kedamaian itu berarti ia harus memaksakan diri untuk kepentingan orang lain.

"Ya udah, kita liburan." Hero memaksakan senyum di wajahnya. Laki-laki itu memilih pergi karena tidak enak hati pada Zoey. Ia juga tidak ingin mengecewakan kekasih laki-lakinya yang sudah perhatian padanya. "Nanti aku izin dulu ke Papaku."

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang