Bab 23 Kedipan Mata Dante
Lail baru saja ke luar dari pintu depan apartemennya saat ia merasakan seseorang juga ke luar dari apartemennya. Sambil menutup pintu, Lail melihat ke arah Dante.
'Pak Dan! Pak Dan! Bapak, Bapak!' Lail mengingat apa yang diucapkan oleh Hero ketika menyapa Dante.
"Hai, Lail! Pagi-pagi mau ke mana?" tanya Dante.
Lail tersenyum simpul seraya berjalan melewati koridor menuju lift, Dante pun melakukan hal yang sama. "Saya mau cari sarapan, Pak."
"Pak?" Dante kebingungan. "Jangan panggil Pak dong! Kan saya udah bilang!" Dante membuat suaranya menjadi sedih.
Lail mengusap lengannya dengan gugup. "Tapi nggak enakan, Pak, kalau saya nggak manggil Bapak. Saya nggak sopan lagi!"
"Kita kan kenal di luar kampus. Nggak masalah kalau kamu panggil saya Mas. Justru kalau kamu manggil saya Pak, saya ngerasa sangat tidak nyaman!" protes Dante. Lail diam selama beberapa saat. Apa ia panggil Dante dengan sapaan Mas lagi saja?
Dantenya saja tidak masalah. Ah iya..... Lail manggut-manggut setuju. Soal Hero, biarkan saja. Ia hanya tidak boleh mendengarnya memanggil Dante dengan sebutan Mas saat membicarakan dosen muda ini di depan Hero. "Maaf ya, Mas."
Dante tersenyum simpul. "Gitu kan enak didengar." Dante memencet tombol lift lalu diam di samping Lail.
"Mas Dante mau ke mana?" tanya Lail akhirnya.
"Sama kayak kamu. Mau cari sarapan. Bareng aja nggak papa kan?" Dante tersenyum lebar, hal yang sangat jarang sekali dilihatnya saat berada di kampus. Lail sampai merasa tersedot oleh pusara pesona ketampanan pria di sampingnya.
Saat pintu lift terbuka, Lail tersadar dari lamunan bodohnya lalu membuang muka. Baru saja berdiri di dalam lift bersama, Lail merasa gugup. "Mas Dante serius mau cari sarapan sama saya?"
Dante berdehem mengiyakan. "Sekalian! Kan tujuan kita sama."
Lail beroh-ria.
"Kamu mau cari makan apa buat sarapan?" tanya Dante membuat Lail berpikir sejenak. Sebenarnya gadis itu belum menentukan pilihannya pagi ini.
"Ehm ... bubur ayam deh kalau ada."
"Ada kok! Oke, kita makan bubur ayam." Dante bersuara dengan ceria. Hal yang lagi-lagi membuat Lail merasa kaget.
"Muka kamu kelihatan horor sekali. Kenapa? Apa yang kamu pikirin?" Seolah bisa membaca pikirannya, Dante bertanya.
"Ehm ngg-nggak kok, Mas."
"Kamu bisa jujur ke saya. Apa kamu ngerasa nggak nyaman karena mau sarapan dengan saya?" tanya Dante tepat sasaran.
"Saya nggak enak aja, Mas. Saya juga khawatir malah jatuhnya nggak sopan karena mau sarapan bareng sama dosen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]
Lãng mạnMᴀᴅ Oғ Yᴏᴜ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ ©②⓪②②-②⓪②③ Sᴛᴀᴛᴜs : Rᴇ-Pᴜʙʟɪsʜ 𝙴𝚔𝚜𝚕𝚞𝚜𝚒𝚏 𝚍𝚒 𝚆𝚊𝚝𝚝𝚙𝚊𝚍 *** BLURB : Lail dan Hero bersahabat sejak kecil. Persahabatan mereka begitu dalam dan mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dengan kondisi Hero yang sela...