Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️Bab 17 Danterova Leonidas
Apartemen yang ditempati oleh Lail berada di lantai 30 dengan nomer 303. Saat ia memasuki apartemennya, Lail cukup senang karena akhirnya bisa tinggal sendirian di apartemen satu kamar itu. Ruang tamu, ruang makan, dan dapur berada dalam satu ruangan yang hanya terpisah oleh bilik sebagai penyekat ruang demi ruang. Kamar mandi di apartemen berada di luar, di dekat dapur.
"Enak banget apartemen Kak Lail. Aku juga mau dong, Pa," ujar Nana dengan rengekannya yang khas.
Lail tersenyum bangga. Akhirnya ia bisa membuat adiknya itu iri. Puas sekali rasanya!
"Kamu masih kecil. Nanti kalau kamu udah kuliah, Papa sama Mama juga bakal ngizinin kamu ngekost sendiri." Papa Hendra menenangkan anak bungsunya yang kini duduk dengan wajah cemberut di sofa yang ada di apartemen kakaknya. "Iya kan, Ma?" Seperti biasa, Papa Hendra minta bantuan istrinya untuk meyakinkan sang anak.
"Iya, Na." Mama berdehem lalu memperhatikan ruang demi ruang yang apartemen yang akan ditinggali Lail. "Lagian Kakak kamu ini belum tentu bisa tahan tinggal di apartemen. Mama sih berharapnya Kak Lail nggak akan pulang ke rumah sering-sering karena nggak ada yang ngurusin makannya."
"Mama kok ngomong begitu sih. Aku yakin bakalan betah tinggal di sini," Lail meyakinkan ibunya. Ia menatap Mama Tari dengan serius. "Mama harus percaya sama aku!"
Mama Tari manggut-manggut. Terlihat sekali bahwa ibu dua anak itu meragukan anak perempuannya yang mau belajar hidup mandiri.
Lail mengabaikan ibunya lalu menatap ke sekitar ruangan. Ia mendapati sosok Hero yang sibuk dengan ponselnya. Tak ingin menengok karena alasan privasi, Lail justru berpindah. Ia menuju kamarnya yang belum dirapikan meskipun sudah bisa ditiduri.
Baru saja hendak menutup pintu kamarnya, Lail merasakan seseorang menahannya. Saat ia menoleh, didapatinya sosok laki-laki tinggi yang tadi masih sibuk dengan ponselnya. "Duh kamu ngagetin aku!" ujar Lail pada Hero.
Hero tersenyum tipis lalu ikut masuk ke dalam kamar Lail. Ia melihat kardus-kardus yang masih berada di lantai lalu membukanya. "Gue bantu beresin!"
Lail tidak komplen. Ia justru membiarkan Hero membuka segel kardusnya. Bukannya ikut beres-beres, Lail justru membuka jendela kamarnya. Ia melihat ke bawah dan langsung merasakan debaran jantungnya yang kuat karena posisi apartemennya yang cukup tinggi.
"Oh ya, kapan lo berangkat ke bandara?" tanya Lail.
"Gue berangkat besok sore," jawab Hero sambil mengeluarkan buku-buku dari kardus. "Elo mau antar gue ke bandara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]
RomanceMᴀᴅ Oғ Yᴏᴜ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ ©②⓪②②-②⓪②③ Sᴛᴀᴛᴜs : Rᴇ-Pᴜʙʟɪsʜ 𝙴𝚔𝚜𝚕𝚞𝚜𝚒𝚏 𝚍𝚒 𝚆𝚊𝚝𝚝𝚙𝚊𝚍 *** BLURB : Lail dan Hero bersahabat sejak kecil. Persahabatan mereka begitu dalam dan mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dengan kondisi Hero yang sela...