**Bᴀʙ 18 Pᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ Kᴇᴅᴜᴀ Dᴀɴᴛᴇ ᴅᴀɴ Lᴀɪʟ**

101 32 4
                                    



Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 18 Pertemuan Kedua Dante dan Lail

Lail menatap Hero dengan wajah datar. Ia tak menyangka jika harus melihat Zoey sesampainya di bandara. Siapa sangka bahwa cowok itu sudah ada di sana dan akhirnya ikut menunggu keberangkatan Hero bersama dengannya?

Mencoba mengabaikan kekesalannya, Lail pun lebih memilih memainkan ponselnya sedangkan Zoey dan Hero saling bercakap bersama. Dan dari tempatnya, Lail bisa mendengar obrolan kedua laki-laki itu yang cukup berbeda dari biasanya.

Lail menyadarinya bahwa mereka mulai menyebut diri mereka "aku" dan "kamu". Hal yang biasa dilakukan oleh pasangan kekasih.

Tiba-tiba ada rasa terbakar di perut Lail. Antara marah dan jijik, dua rasa itu bercampur jadi satu dalam diamnya. Hanya wajahnya saja yang terus mengekpresikan kemarahannya saat ini.

"La, nanti balik sama Zoey aja. Dia bawa mobil," ujar Hero tapi tidak didengar oleh Lail yang kini sedang membaca postingan akun instageram miliknya. Ia mengabaikan Hero yang dikiranya masih mengobrol dengan pacar lelakinya itu.

"La, lagi ngapain sih?" Kepala Hero menoleh ke ponsel Lail lalu menemukan foto postingan random yang tidak menarik perhatiannya.

"Apaan sih," Lail yang merasakan Hero terlalu dekat pun menjauh. Ia menyimpan ponselnya dan mengerutkan kening sambil memandangi Hero dengan wajah menjauh.

"Lo sibuk banget sama hape elo sampai nggak sadar gue ngomong sih," ketus Hero sambil mendudukkan dirinya dengan tegap lagi.

Lail mendesah lega. Ia duduk dengan tenang lalu bergumam, "Apa?"

"Nanti pulang sama gue aja, Laila." Suara bukan Hero menginterupsi. Tubuh laki-laki itu pun dicondongkan agar Lail bisa melihat wajahnya.

Zoey tersenyum canggung mendapatkan ajakan itu. Ia ingin menolak, tapi rasanya terlalu kasar, jadi akhirnya ia berdehem mengiyakan tanpa banyak pikir lagi.

"Tuh kan dia mau!" Hero tersenyum seraya mengusap rambut Lail dan mengacaknya.

Lail berdecak sebal dengan sentuhan Hero di kepalanya. Ia menjauhkannya lalu memperbaiki ikat rambutnya.

Setiap gerakan Lail mengikat rambut panjangnya ke belakang selalu mencuri perhatian Hero. Ia memandangnya dengan dalam, tengkuknya yang bebas dan mulus serta tubuh bagian depannya yang berisi sejenak membuat laki-laki itu mengalihkan pandangannya. Kembali ia tidak paham dengan dirinya, kenapa di matanya Lail begitu menggoda?

Zoey memperhatikan Hero saat pria itu menundukkan kepala. Senyum sebal terpatri di wajahnya, ia makin tak paham dengan Hero. Hubungan seperti apa yang sebenarnya dijalaninya denga laki-laki di sampingnya?

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang