**Bᴀʙ 8 Kᴇᴋʜᴀᴡᴀᴛɪʀᴀɴ Mᴀᴍᴀ ᴅᴀɴ Pᴀᴘᴀ Hᴇʀᴏ**

120 28 2
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 8 Kekhawatiran Mama dan Papa Hero

Mama Natashia menatap lurus ke depan seraya menyimpulkan dasi polkadot putih dengan warna dasar biru muda di kerah kemeja suaminya. "Pa...." Mama Natashia memulai obrolan yang ingin dibangunnya dengan sang suami.

"Hm?"

"Hero sama Lail katanya lagi nggak akur," balas Mama Natashia lagi.

Papa Fadlan yang mendengarnya hanya berdehem. "Biarin aja, toh mereka sama-sama sudah dewasa. Mereka bukan anak SD lagi."

"Udah 2 minggu mereka berantem."

"Lumayan lama ya," Papa Fadlan berkomentar dengan nada suaranya yang santai. "Memang ada masalah apa?"

"Nggak ada yang tahu." Mama Natashia sudah selesai membuat simpul lalu menarik dasinya ke atas hingga ke tengah antara kerah kemeja yang dipakai suaminya.

"Loh nggak ada yang tahu? Memang mereka beneran berantem."

"Ya, itu yang dibilang sama Mama Tari. Mama jadi khawatir sama Hero. Hero sama Lail kan nggak bisa musuhan terlalu lama. Khawatir kalau Hero...." Mama Natashia tidak melanjutkan kalimatnya. Keduanya tahu apa yang terjadi di masa lalu saat Lail dan Hero bertengkar. Anak laki-laki itu pernah mogok makan bahkan diharuskan minum obat depresi lagi. Kedua orang tua itu tahu bahwa Lail bagaikan matahari untuk Hero.

"Hero kelihatan mulai sering ngelamun dan sebagainya?" tanya Papa Fadlan. Laki-laki paruh baya itu jelas khawatir dengan kondisi sang anak. Hero anak sematawayangnya, sedangkan istrinya sekarang memang sejak awal diketahuinya tidak bisa memberikannya keturunan. Jadi ia harus menjaga baik-baik Hero. Dulu saat Hero masih kecil, sudah banyak luka yang diperbuat olehnya dan mendiang istrinya tanpa sadar.

"Mama belum perhatikan lagi. Hari ini Mama usahain nggak pulang sampai malam supaya bisa ngecek kondisi Hero di rumah," ujar Mama Natashia membuat keputusannya.

"Mama nggak papa?" tanya Papa Fadlan memastikan. Ia sendiri tak bisa pulang cepat karena memang pekerjaannya cukup banyak, apalagi beberapa bulan lalu ia mengambil cuti selama 2 minggu untuk menjenguk dan menjaga ayahnya yang sakit-sakitan di Singapura bersama keluarganya.

"Mama bisa kok," Mama Natashia menepuk dada suaminya dengan lembut lalu mengambil jas hitam formal milik suaminya. Dibantunya memakaikan jas itu kemudian berjalan beriringan bersama sang suami ke luar dari kamar.

Di luar, Mama Natashia dan Papa Fadlan mendengar suara pintu depan rumah yang baru saja tertutup. Keduanya masing-masing tahu bahwa yang baru saja ke luar dari rumah tak lain adalah Hero, anak mereka. Hero pagi ini pasti ada kelas pagi, jadi ia sudah berangkat.

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang