**Bᴀʙ 34 - Rᴀʜᴀsɪᴀ Bᴇʀsᴀᴍᴀ Rᴀʜᴀsɪᴀ**

90 26 4
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh @terasora
⚠️⚠️Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita!⚠️⚠️

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!Cerita dibuat orisinil oleh @terasora⚠️⚠️Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita!⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

##Bab 34 — Rahasia Bersama Rahasia

Lail baru saja pulang ke apartemennya saat ia mendapati sosok cowok dengan kaos putih berlengan pendeknya duduk di sofa ruang tamu. "Ya ampun, Hero! Elo ngagetin gue tahu nggak?" keluh Lail seraya memegangi dadanya yang terasa bergemuruh hebat. 

    "Elo kok baru pulang jam segini?" Hero tak mempedulikan perkataan Lail dan justru menanyakan kepulangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.30 malam. 

    "Ya, suka–suka gue lah. Mau gue pulang pagi juga suka–suka gue," balas Lail kesal. "Lagian nih ya, kenapa elo bisa ada di dalam apartemen gue? Elo masuk ke sini tanpa izin pemiliknya sama saja elo melanggar hak privasi! Gue bisa pidana–in elo!"

    "Itu salah elo sendiri. Seharusnya elo ganti pin apartemen elo," Hero balas menuntutnya. 

    Lail menghela napasnya dengan berat. Ia melepaskan tas selempang kecil yang dipakainya seharian ini lalu meletakkannya di atas meja. "Ya udah deh, nanti gue ganti pin gue. Biar elo nggak bisa asal masuk ke dalam sini."

    Hero menatap Lail dengan dalam. Namun mulutnya tetap terkunci rapat.

    Lail melakukan hal yang sama karena sebenarnya ia harus membahas beberapa hal dengan Hero mumpung cowok itu ada di apartemennya.

    "Elo ngapain aja sama Pak Dante tadi?" tanya Hero.

    "Gue tadi ... ke pantai," jawab Lail dengan nada rendah. "Terus lanjut ke toko buku, istirahat makan siang, nonton film, terus terakhir makan malam."

    "Full seharian ya," gumam Hero menyindir tapi Lail tak peduli. Toh memang nyatanya ia dan Dante seharian jalan. "Soal yang tadi pagi, elo akhirnya jawab apa ke Pak Dante?"

    "Oh jadi elo ke apartemen gue soalnya kepo masalah itu," ujar Lail. "Pantas aja tiba–tiba datang. Padahal seinget gue, udah cukup lama elo nggak ke mari. Gue sampai kira di apartemen ada maling yang duduk di sofa."

    "Sialan lo!" Hero memaki karena disebut sebagai maling. "Hm ... udah deh jangan bertele–tele. Jadi tadi elo udah ngasih jawaban belum ke Pak Dante?"

    "Hm ... udah!"

    "Terus?" Jantung Hero berdegup kencang, laki-laki itu berpikir bahwa ia sebenarnya kena penyakit jantung jika dekat-dekat dengan Lail. Hero menatap Lail yang tersenyum lemah. "Elo tolak dia?" Melihat ekspresi tidak senang Lail, Hero yakin kalau sohibnya itu tak mungkin menerima si Dosen Cabul itu.

    "Nggak—"

    "Syukurlah—"

    "Gue terima sih!"

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang