**Bᴀʙ 9 Kᴇᴋʜᴀᴡᴀᴛɪʀᴀɴ Lᴀɪʟ ᴅᴀʟᴀᴍ Dɪᴀᴍɴʏᴀ**

100 28 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 9 Kekhawatiran Lail dalam Diamnya

Hero sampai ke rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Ia memaksakan dirinya untuk tetap pulang ke rumah setelah menghabiskan banyak waktunya bersama Zoey. Kebersamaannya dengan Zoey memang menyenangkan dan membuatnya tenang. Kekasihnya itu selalu tahu bagaimana caranya membuatnya lebih baik. Dan meskipun mereka adalah sepasang kekasih, tapi Zoey tidak memaksakan diri mereka untuk saling bercumbu sepanjang waktu. Kebanyakan dari keduanya saling bercerita dengan nyaman.

Zoey memang agak cerewet jika hanya berdua bersamanya. Laki-laki itu pun lebih banyak tersenyum. Sikapnya jauh berbeda jika bersama dengan orang lain entah saat mereka di kampus atau di tempat mereka biasa ngegym.

Berjalan masuk ke dalam rumahnya, langkah Hero tersendat saat menemukan sosok ayahnya yang berdiri di ruang tengah yang luas.

"Papa...."

"Hero, kamu dari mana saja?" Pertanyaan menuntut dari ayahnya membuat Hero bergeming sejenak. Pemuda itu tentu saja tak bisa berkata jujur bahwa ia baru dari rumah kekasih gaynya.

"Aku dari rumah teman, Pa. Kita habis ngerjain tugas kampus bareng."

"Sampai jam segini?" Papa terdengar agak kesal.

Hero menggelengkan kepala. "Aku ketiduran dan baru bangun jam 12 malam tadi. Jadi aku baru bisa pulang. Maaf, Pa." Hero menatap ayahnya dengan menyesal. Toh apa yang dikatakannya memang benar meskipun ia menyembunyikan fakta bahwa itu bukan rumah temannya tapi rumah kekasih gaynya.

"Teman kamu yang mana? Papa baru dengar kalau kamu punya teman selain Lail sekarang."

Hero memicingkan tatapan matanya. "Aku punya teman lain selain Lail, Pa."

"Siapa namanya?" Pertanyaan ayahnya membuat Hero was-was.

"Zoey," Hero tetap dengan santai menyebut nama laki-laki itu. Ayahnya selama ini memang selalu tahu siapa-siapa saja orang yang ada di dekatnya, toh memang selama ini juga orang-orang yang berada dalam hidupnya tak berarti apa-apa untuknya. Hanya Lail yang selalu ada dan tinggal lama di sampingnya.

Papa menundukkan kepalanya. Ia mengambil ponsel miliknya yang berada di meja lalu menyerahkannya pada Hero. "Catat nomer ponsel teman kamu di hape Papa," katanya dengan nada perintah.

Hero berdecak pelan tapi tetap melakukan perintah ayahnya saat ini. Ia tak ingin berdebat dengan ayahnya yang memang selama ini selalu menjadi tamengnya yang punya gangguan mental.

Setelah mengetikkan nomer Zoey di ponsel ayahnya, Hero pun menyerahkan ponsel ayahnya itu lagi pada sang pemilik. Papanya menunduk sambil mulai menyimpan nomer ponsel baru itu di kontak panggilannya. "Kamu boleh masuk, Hero!"

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang