**Bᴀʙ 16 Sᴜᴅᴀʜ Bᴜᴋᴀɴ Pʀɪᴏʀɪᴛᴀs**

107 25 8
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 16 Sudah Bukan Prioritas

Wajah Lail suram seketika saat ia melihat sosok Hero yang kini berjalan bersama Zoey. Mereka baru menyelesaikan ujian akhir semesternya, sama dengan Lail, karena sekarang ini memang sedang musim ujian.

Mengangka ponselnya, Lail langsung berpura-pura tak melihat kehadiran dua laki-laki tampan itu. Ia bahkan sengaja mengambil rute lain agar tidak perlu berpapasan dengannya.

Sementara Hero dan Zoey memasuki area kantin, Lail pun buru-buru ke arah depan kampus. Ia hendak pulang duluan.

Langkah Lail tersendat saat ia membaca pesan yang baru masuk di ponselnya. Dari Hero.

Hero : [ Gue ada urusan, kita nggak bisa pulang bareng. Nggak papa 'kan? ]

Meskipun memang Lail tidak ingin pulang bersama Hero, tapi tetap saja ada rasa kesal saat ia mendapat pesan singkat dari cowok itu. Ia juga rasanya ingin bertanya, urusan apa yang sedang dimaksud oleh Hero? Apa yang ingin dilakukannya?

"Laila, ngapain bengong?" suara seseorang yang berdiri di samping Lail membuat gadis itu terlonjak kaget.

Lail memegangi dadanya yang terasa bergemuruh lalu menyimpan kembali ponselnya. "Nggak papa. Eh Kak Rena, gimana ujiannya, Kak?" sapa Lail pada orang yang menyapanya barusan. Rena adalah salah satu kakak angkatannya, mereka saling kenal karena Rena pernah mendekatinya karena ingin pedekate sama Hero. Itu di awal masuk kuliah, hanya sampai bulan kedua dan Rena bilang menyerah mengejar-ngejar Hero.

"Ujiannya nggak ada masalah. Nggak susah-susah banget lah," jawab Kak Rena dengan bangganya. Ia memang sudah belajar sejak dua minggu lalu, jadi tak ada yang harus dikhawatirkan. "Kamu sendiri gimana ujiannya?"

"Ya lumayan, Kak." Lail tersenyum canggung. "Yang penting selesai deh."

Kak Rena tertawa pelan. "Kamu nggak sama Hero? Tumben. Biasanya nempel terus kayak orang pacaran."

Lail langsung tertawa gersang. "Kayaknya banyak yang salah sangka sama kedekatan aku sama Hero. Kita nggak pacaran, Kak."

Kak Rena menepuk pundak Lail pelan, dua kali. "Oke, oke. Aku percaya." Namun anehnya suara Kak Rena tak menunjukkan hal itu. Ia melihat Lail dengan menggoda lalu mereka kembali mengobrol soal hal random lain yang keduanya suka.

 Ia melihat Lail dengan menggoda lalu mereka kembali mengobrol soal hal random lain yang keduanya suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang