**Bᴀʙ 22 Tᴀᴍᴜ Tᴀᴋ Dɪᴜɴᴅᴀɴɢ**

135 31 22
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 22 Tamu Tak Diundang Di Apartemen Lail

Akhir minggu ini, tiga cewek memutuskan untuk bertemu. Mereka hendak jalan bareng, nonton, belanja --tentunya-- dan juga mencari buku referensi baru untuk perkuliahan mereka. Ketiga cewek itu janjian pukul 09.00 pagi, tapi baru akhirnya saling bertemu ketika matahari mulai terik yaitu pukul 10.30.

Tanpa merasa bersalah satu sama lain karena sudah ngaret waktu janjian, mereka pun pergi bersama menggunakan mobil milik Nura. Gadis itu juga yang menyetir kendaraan roda empat itu berwarna merah itu.

"Eh, La ... elo sama Hero sekarang gimana?" tanya Nura seraya mengemudikan mobilnya.

"Gue sama Hero emangnya kenapa?" Lail tahu pasti Nura ingin menyindirnya lagi, jadi seperti biasa ia akan pura-pura bego.

"Jangan pura-pura nggak ngerti! Maksud gue progres hubungan elo sama Hero gimana? Masih friendzone apa udah naik pangkat?"

Lail tertawa mendengar sindiran Nura. "Naik pangkat atau naik kelas?"

"Gue serius, La." Nura menatap Laila yang kini tidak nyaman duduk di jok belakang itu sendirian. Di samping Nura, Egya pun menggeser posisi duduknya agar bisa menatap Lail yang duduk di jok belakang.

"Iya, mending elo jujur aja sama kita-kita. Lagian apa enaknya sih mendem perasaan elo sendirian terus?" Egya sebenarnya sudah sering mengobrol dengan Nura jika Lail tak ada di antara keduanya. Mereka menganalisa tentang bagaimana perasaan Lail ke sahabat laki-lakinya yang jadi incaran beberapa mahasiswi di kampus mereka.

"Gue...."

"Kita bisa lihat lagi dari sorot mata elo, elo tuh sebenarnya ada rasa ke Hero, tapi elo nggak berani buat ngasih tahu itu kan ke dia? Elo ke Hero itu udah nyaman sama zona kalian. Elo takut Hero bakal berubah kalau dia sampai tahu soal perasaan elo."

Lail menegang di kursinya. Ia menundukkan kepala. "Gue...."

"Nggak papa kok kalau elo bagi perasaan elo ke kita-kita. Kita kan udah jadi teman sekarang. Meskipun gue yakin elo lebih percaya sama Hero karena kalian sahabatan dari kecil, tapi kita juga bisa jadi teman dekat elo sebagai sesama cewek, La." Nura kembali memotong ucapan Lail. "Nggak ada salahnya juga jatuh cinta sama sahabat sendiri."

"Apa benar nggak ada salahnya gue jatuh cinta sama sahabat gue sendiri?" suara Lail begitu serak. Gadis itu tidak yakin. Apalagi ia kembali mengingat soal Hero dan Zoey. Ia pun menggelengkan kepala sebelum Nura ataupun Egya membuka suara mereka lagi. "Gue nggak boleh jatuh cinta ke sahabat gue yang udah punya pacar, gaes...."

Kedua perempuan muda di jok depan mobil tiba-tiba merasakan dentuman keras mengenai dada mereka. Kedua gadis itu tidak tahu soal Hero yang sudah punya pacar, apalagi mereka tak pernah melihat kedekatan antara Hero dan perempuan lain.

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang