**Bᴀʙ 27 Sᴀʟɪɴɢ Mᴇᴍʙᴏʜᴏɴɢɪ Pᴇʀᴀsᴀᴀɴ Sᴇɴᴅɪʀɪ**

93 29 9
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️


Bab 27 Saling Membohongi Perasaan Sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 27 Saling Membohongi Perasaan Sendiri

Karena sudah cukup lama tidak pulang, akhirnya Lail memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Itu juga yang membuatnya harus satu mobil dengan Hero, padahal sudah cukup lama ia dan sahabat laki-lakinya itu tak bertemu dan sekedar bersapa sekedarnya.

Saat bertemu lagi di parkiran kampus, Hero pun kelihatan biasa saja. Mereka tidak seperti orang yang bermusuhan atau semacamnya.

"Gue ngerepotin nggak ikut elo sekarang buat pulang ke rumah?" tanya Lail pada Hero yang baru saja selesai memakai sabuk pengamannya.

Hero menggelengkan kepala. "Sejalan. Lo tenang aja."

Lail beroh-ria. Ia diam dan lebih memilih membuka ponsel untuk mengecek notifikasi pesannya yang sering kali ditinggal sekejap sudah sangat bejibun isinya. Memang banyak orang lebih betah berada di dunia maya dibanding di dunia nyata.

"Hubungan lo sama Zoey gimana?" tanya Lail, hatinya ragu tapi ia merasa butuh topik pembicaraan di dalam mobil Hero.

"Kita baik. Elo gimana? Kelihatannya oke oke aja...."

Lail berdehem membenarkan. Ia meyakinkan dirinya baik-baik saja di depan Hero, tak peduli bagaimana merana dirinya karena cukup lama tak menghabiskan waktu dengan sahabat laki-laki di sampingnya ini. Lail jujur saja rindu, tapi ia tak mau kekanak-kanakan, apalagi dengan status dirinya yang hanya sahabat.

Lail membuang pandangannya ke jendela di samping kirinya. Ia benci perasaan galau yang memeluknya karena berada di dekat Hero. Mengenyahkan perasaan suka pada seseorang tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, ia mungkin bertekad baja untuk melupakan perasaannya terhadap Hero, tapi tiap bersama, rasa itu kembali mengganggunya. Memang tidak semudah itu.

Perjalanan pulang itu pun hanya terjadi kesunyian setelahnya. Baik Lail atau Hero tak saling membuka suara mereka lagi.

"Thanks ya," gumam Lail sebelum ke luar dari mobil Hero di depan rumah pemuda itu.

Hero berdehem lalu memandangi Lail yang begitu cepat berlalu.

Hero memperhatikan kepergian Lail dalam diamnya. Ia tak memahami dirinya.

Memegangi kemudi mobilnya dengan erat, Hero merasa frustrasi pada dirinya. Ia sudah menahan diri untuk tidak menarik Lail dalam pelukannya padahal begitu ingin dilakukannya. Hero rindu pada Lail, Hero ingin memeluknya dan merasakan tubuh dalam dekapan hangatnya.

Menundukkan kepala selama beberapa saat, Hero pun mulai beranjak dari dalam mobilnya.

Menundukkan kepala selama beberapa saat, Hero pun mulai beranjak dari dalam mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang