**Bᴀʙ 3 Hᴇʀᴏ Gᴀʏ?**

128 28 6
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 3 Hero Gay?

Lail membukakan pintu kamarnya untuk Hero dan pemuda itu segera mengekorinya masuk ke dalam kamar gadis. Sebenarnya Hero cukup sering masuk ke kamar Lail, begitu pun sebaliknya di masa lalu. Namun sejak lulus SMA, intensitas masuk ke kamar secara naluriah mulai berkurang. Mereka sama-sama sadar kalau masuk ke kamar lawan jenis meskipun sudah bersahabat bertahun-tahun tak bisa dibenarkan begitu saja.

Saat mereka masih SMP, Hero beberapa kali menemukan bra yang menyelip di bawah ranjang Lail. Saat itu mereka bukannya canggung justru tertawa dan saling ejek. Hal itu juga dilakukan oleh Lail saat masuk ke kamar Hero jika menemukan benda segitiganya. Lail akan tertawa keras sedangkan Hero buru-buru melempar benda pribadinya itu ke dalam keranjang pakaian kotor.

Hero melangkahkan kakinya menuju pintu balkon yang ada di kamar Lail. Ia membukanya setelah itu melihat lurus ke depan, di mana balkon kamarnya berada di seberang. Laki-laki itu sedang memupuk rasa percaya dirinya, ia ingin jujur pada Lail. Ia ingin membagi kabar bahagianya pada wanita yang selama ini bersama dengannya di masa susah ataupun senang. Rasanya terus menerus menyembunyikan kenyataannya hanya membuat dadanya sesak.

Hero meyakinkan dirinya sendiri sambil melihat ke luar balkon. Ia berdiri di pintu balkon dan memunggungi Lail yang kini sudah mendekati tubuhnya. "Lihat apaan sih?"

Hero terlonjak kaget karena tak menyadari keberadaan Lail di dekatnya. Tubuhnya bahkan saling bergesekan tadi. Ternyata saking gugupnya Hero sampai tak sadar dengan keberadaan Lail di dekatnya.

"Eh kenapa? Kaget!"

Menghela napasnya, Hero menarik pintu balkon kamar Lail dan menutupnya. Ia tidak mau angin malam mencuri dengar tentang apa yang hendak dikatakannya pada Lail. Bagaimana pun juga yang akan diberitahukan pada Lail adalah hal yang sangat penting.

Hero menarik tangan Lail lalu membawanya duduk di pinggir ranjang.

Lail memperhatikan pergelangan tangannya yang digenggam oleh Hero. Entah mengapa hal sederhana itu membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Tak ingin Hero memperhatikan tingkahnya yang dimabuk asmara, Lail pun membuang mukanya. 'Aneh juga duduk di pinggir kasur kayak gini,' pikir Lail.

Lail beranjak dari ranjang tapi hal itu membuat Hero menahan tangannya. "Kita ngobrol di balkon aja yuk!" ajak Lail dan akhirnya menarik Hero dari sisi ranjang. Mereka berjalan bersama ke balkon kamar lalu duduk di kursi ratan yang ada di sana. Kursi itu diberi pelapis kasur bulu. "Jadi ada apa?" tanya Lail. Ia sudah siap mendengar sesuatu yang menurutnya sangat mengganggu Hero.

Hero berhenti menatap Lail. Pemuda itu tiba-tiba meluruskan pandangannya ke depan agar tak perlu menatap wajah gadis yang selama ini menemani hari-harinya.

Mad Of You [ 𝐇𝐞𝐫𝐨 & 𝐋𝐚𝐢𝐥 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang