_______Jungkook bersandar santai pada kursi sambil merokok, tidak peduli bajunya yang penuh dengan darah setelah menyiksa pria di depannya.
"Katakan, sebelum aku semakin membuat mu menderita." Jungkook berujar dingin.
"Sampai-matipun-aku-tidak- akan memberitahumu." Pria tua itu mengerang kesakitan karena sayatan di kulitnya mengeluarkan banyak darah.
Jungkook menyeringai, melempar pantung rokoknya ke bawah dan menginjaknya.
"Bawakan pisau." Jungkook memerintah kepada anak buahnya.
Salah satu anak buah jungkook maju dan memberikan pisau yang Jungkook minta.
"Mari kita lihat, apa kau masih tidak ingin membuka mulut." Jungkook berjongkok dan mengambil tangan pria itu, lalu mencabut satu kukunya membuat nya berteriak kesakitan.
"Akhh jangan - a-aku akan memberitahumu." Pria tua itu memberontak kesakitan saat jungkook mencabut kuku jarinya.
"Katakan." Jungkook menatap pria tua itu tajam.
"Tuan Devan, dia yang menyuruhku untuk melakukan pencurian senjata dan membocorkan rahasia pengiriman ke polisi." Pria tua itu menjawab dengan terengah-engah.
Jungkook menganggukkan kepalanya, lalu bangun. Mengambil pistol di saku celananya, menembak pria itu tepat di dahinya.
"Bereskan mayatnya. " Perintah Jungkook pada anak buahnya dan berjalan keluar.
Ronal baru pulang mengurus perusahaan. Dia langsung turun dari mobil dan menghampiri Jungkook yang sedang berjalan keluar dari gudang tua.
"Tuan." Ronal menyapa dan sedikit mengernyit karena baju jungkook kotor oleh darah.
"Temukan seseorang yang bernama Devan, dan bawa dia ke hadapan ku hidup-hidup." Jungkook melempar handuk kepada anak buahnya setelah selesai membersihkan wajahnya dari darah.
"Ke Mansion pengunungan. " Jungkook berkata ketika Ronal telah duduk di balik kemudi.
"Baik tuan." Ronal menjalankan mobilnya menuju Mansion.
"Siapa nama pria kecil itu." Jungkook bertanya tapi masih tetap fokus pada iPadnya memandang titik merah di mana penjualan narkobanya berlangsung.
"Bibi Merlin mengatakan namanya Taehyung tuan.tapi.. "
"Tapi? " Jungkook menatap Ronal meminta penjelasan.
"Pria itu bisu." Ronal mengigit lidahnya takut Jungkook marah.
"Apa kau sudah memastikan bahwa dia bisu." Jungkook berujar santai dan kembali menatap iPadnya.
Ronal menghela nafas lega, saat Jungkook tidak marah padanya.
"Belum tuan tapi bibi Merlin bilang pria itu selalu menulis lewat note jika berbicara dengan nya." Ronal melanjutkan.
"Biar aku memastikannya sendiri." Jungkook menyadarkan punggungnya dan memejamkan mata.
Dia sungguh sangat lelah. Selama seminggu ini dia sibuk menyelesaikan masalah bisnisnya, bahkan selama seminggu Jungkook tidak melakukan seks sama sekali. Hasratnya harus di tuntaskan, dan mungkin Jungkook akan menggunakan pria bernama Taehyung itu.
_________
Taehyung sedang duduk di ranjang dan membaca buku yang diberikan Merlin padanya. Sudah seminggu lebih Taehyung berada di Mansion ini dan dia di perlakukan dengan baik.
Taehyung tidak tau apa dia boleh berharap bahwa semua ini benar-benar nyata. Merlin memperlakukan nya dengan baik, makanan mewah setiap hari bahkan di walk in closet, Taehyung memiliki bajunya sendiri. Taehyung merasa memiliki ibu kembali dengan kehadiran Merlin.
Tapi yang membuat Taehyung bingung? Kenapa dia di biarkan tidur di kamar pribadi pemilik Mansion ini. Merlin bilang kamar ini adalah milik tuannya Jungkook Romano. Taehyung penasaran seperti apa orang bernama Jungkook yang sangat baik itu, karena telah menyelamatkan hidupnya dan membebaskannya dari cengkraman Jackson dan Lucas.
Bahkan Taehyung sekarang memakai kemeja tuannya Jungkook. Taehyung merasa aman dan damai ketika memakai kemeja kebesaran milik Jungkook. Bau maskulin yang menguar dari baju ini membuatnya tenang dan bisa tidur nyenyak.
Merlin mengatakan agar tidak menyentuh barang-barang tuannya, tapi Taehyung melanggar itu dan memakai kemeja Jungkook diam-diam, saat Merlin pergi dan mengunci kamar ini.
Taehyung terus melamun tentang orang yang menyelamatkannya sampai tidak mendengar bahwa pintu kamar terbuka.
"Kau belum tidur." Ucapan Jungkook membuat Taehyung kaget dan langsung beringsut mundur saat melihat baju Jungkook kotor oleh darah.
Taehyung menangis dengan tubuh gemetar dan semakin beringsut mundur ke pojok ranjang.
"Hey, apa aku menakutimu." Jungkook menarik Taehyung lalu menggendongnya menuju ke sofa agar tidak mengotori ranjangnya.
Jungkook duduk dengan Taehyung yang menangis tanpa suara dan tubuh gemetar.
"Aku tidak suka di abaikan." Jungkook berteriak dan mencengkram dagu Taehyung agar menatapnya.
Taehyung memejamkan mata dan semakin menangis saat Jungkook berteriak di depan wajahnya.
"Kau sungguh membuatku kesal." Jungkook kembali berteriak dan menarik rambut Taehyung kebelakang.
Taehyung menggelengkan kepalanya dan menatap Jungkook dengan air mata yang terus mengalir. Taehyung ketakutan, dia tidak tau siapa pria ini.
Sedangkan Jungkook mematung, saat melihat mata karamel Taehyung menatapnya penuh kesakitan.
"Sial." Jungkook mendesis dan menurunkan Taehyung dari pangkuannya dan meletakkannya di sofa lalu berteriak memanggil Ronal.
"Panggil dokter stefani untuk memeriksanya, dan memastikan apa dia bisa bicara atau tidak." Jungkook memerintah pada Ronal yang sedang mengatur nafas karena berlari ke lantai dua karena teriakan Jungkook.
Sedangkan Taehyung meringkuk di ujung sofa, ketakutan karena Jungkook menatapnya tajam.
"Baik tuan." Ronal membungkuk , tapi sebelum pergi dia menatap taehyung iba.
Merlin menutup mulutnya untuk menahan isak tangisnya keluar saat melihat Taehyung bergetar ketakutan. Tadi saat Jungkook berteriak dan Ronal berlari. Merlin juga mengikutinya untuk memastikan Taehyung baik-baik saja.
Merlin sudah mengangap Taehyung seperti putranya sendiri. Tubuh dan mental taehyung yang rapuh membuat Merlin ingin melindunginya. Merlin ingin memeluk Taehyung dan menenangkannya, tapi dia tidak bisa. Disana ada Jungkook sedang menatap Taehyung.
"Aku memaafkan mu untuk kali ini." Setelah mengatakan itu Jungkook pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, meninggalkan Taehyung yang terisak dalam diam.
Setelah Jungkook masuk ke kamar mandi, Merlin menghampiri Taehyung dan memeluknya.
"Nak, tolong jangan membuat Tuan Jungkook marah." Merlin berbisik dan mengusap punggung bergetar Taehyung.
Taehyung menganggukkan kepalanya dan memeluk Merlin erat. Taehyung tidak berniat untuk membuat Jungkook marah, dia hanya takut saat Jungkook masuk dengan darah menempel di bajunya. Kejadian saat Taehyung diperkosa berkelompok oleh Jackson dan teman-temannya membuat Taehyung takut.
Hai, jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY WINTER ( Mafia Romance ) 18+ | Kv ( End )
Romantizm[ M ] Hancur, rusak, kotor dan menjijikkan itulah yang menggambarkan seorang Taehyung Moreno. Tapi bagi Jungkook Romano, seorang Mafia terbesar paling Kejam, sang raja dunia bawah. Taehyung adalah kecantikan, kelembutan,dan kesempurnaan. Dia di iba...