Selamat membaca.💚
Sekarang Aca berdiam diri di perpustakaan dengan memegang buku tebal ini. Dan yang membuat Aca lebih kesal adalah ada 2 pengawal cewek yang berada di sekitar Aca.
Mereka mengatakan bahwa ini perintah dari Juna untuk mengawasi kegiatan Aca jika berada didalam perpustakaan.
Ingin rasanya Aca sekerang berbaring di kasur empuk miliknya tapi semua hanya khayalan semata. Nyatanya Aca terjebak didalam ruangan yang berisi banyak buku.
Di dinding sudah berjejer rak rak tinggi untuk menyimpan buku buku. Melihat semua buku ini membuat Aca semakin pusing.
Juna juga tidak menyediakan kasur kecil untuk Aca. Lalu dimana Aca akan tidur masa anak gadis Juna ini harus ditidur di sofa perpustakaan ini.
"Baca bukunya!" ucap Bima dingin yang baru saja masuk.
"Eh abang." gugup Aca.
"Nggak usah bermanis mulut ya Ca! Baca buku itu!" tegas Bima.
"Iyaa abang." pasrah Aca.
Dengan terpaksa Aca membaca buku dihadapannya ini. Bima yang senantiasa memperhatikan Aca dan sesekali melihat ponsel.
"Baca pakai suara!" ucap Bima.
"Maksud abang?"
"Baca bukunya pake suara Aca! Abang juga mau dengar. Dan biar tau kamu itu membaca bukunya atau bermenung saja."
"Hmm okee." ucap Aca lalu membaca dengan dengan jelas agar bisa didengar oleh Bima. Kalau terus terusan seperti ini akan membuat Aca kehilangan suaranya.
Bima yang sedari tadi hanya diam memperhatikan Aca membaca dan sesakali melihat ponsel.
Lelah sebenarnya menjalani hukuman seperti ini. Memang Juna tidak menentukan berapa lama Aca di dalam perpustakaan ini tapi ia berkata semakin Aca bermalas malasan membaca bukunya akan semakin lama pula keluar dari perpustakaan ini.
"Hm.. bg." panggil Aca.
"Apa?"
"Aku mau kelu---
"Semua keperluan kamu sudah ada disini" potong Bima.
"Apapun?"
"Iyaa. Makanya jangan malas malasan baca bukunya nanti makin lama kamu disini ca."
"Iyaa bg bima." pasrah Aca.
Aca melanjutkan membaca bukunya dengan Bima yang senantiasa mendengarkan bacaan Aca.
Buku ini sungguh detail menjelaskan tentang batasan apa yang saja harus dijaga didalam berdekatan dnegan lawan jenis.
Setelah setengah jam membaca Aca merasa lelah, menuangkan air kedalam gelasnya dan langsung meminumnya. Kalau tidak ada Bima disini Aca akan membaca dalam hati saja.
"Apa?" ucap Bima menerima panggilan telpon.
"Gua diluar perpus nih. Papa nitip pakaian buat Aca. Keluar jemput."
"Lo aja yang masuk!"
"Gua nggak pake baju bg. Perih punggung gua kena baju."
"Lebay lo."
"Serah lo. Jemput ini pakaian Aca."
"Iyaa sabar." ucap Bima lalu beranjak dari kursinya menuju pintu perpustakaan.
Setelah Bima kembali, ia memegang 2 kantong plastik yang berisi semua pakaian Aca selama disini.
Bima menyerahkan kantong itu pada asisten Aca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Ficção AdolescenteAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...