Selamat membaca.💚
Sekitar 7 menitan Aca menunggu dipos satpam akhirnya Bima datang dengan mobilnya. Bima turun dari mobil langsung menghampiri Aca yang tengah berdiri.
Bima langsung memegang pergelangan tangan Aca lalu membawanya memasuki mobil. Aca hanya bisa diam menerima perlakukan Bima padanya. Mau bagaimanapun Aca menolak pasti Bima punya seribu cara untuk membuat Aca tunduk akan perintahnya.
Aca duduk disebelah Bima yang tengah menyetir dengan wajah dinginnya. Aca sangat tau sekarang Bima tengah menahan marah. Tatapan Bima yang semakin manajam membuat Aca sangat takut saat ini.
Menunduk adalah cara satu satunya Aca menghindari tatapan abang sulungnya ini. Bima fokus pada kemudinya tidak berniat membuka suara. Kalau Bima sempat bicara sepatah katapun pada Aca pasti akan berakhir memarahi sang adiknya ini.
Bima sekarang tidak bisa menegur Aca karna masih banyak urusan yang harus Bima selesaikan. Biarkan nanti setelah selesai dengan urusannya Bima akan menegur sikap Aca tadi.
Tidak terasa kita sudah sampai di depan gerbang masion Juna. Aca masih diam menunggu perintah dari Bima dulu.
Bima mengeluarkan ponselnya guna ingin menelpon seseorang.
"Hallo assalamualaikum."
"Waalaikumsalam bg. Ada apa?"
"Lo masih dirumah?"
"Iya gua dirumah. Emang ada apa sih bg?
"Masalah Aca yang gua bilang tadi. Lo tegur dia. Gue masih ada urusan."
"Okee bg."
"Ini gua udah didepan."
"Iyaa bg. Gua turun dulu ke ruang tengah."
"Hmm. Gua tutup. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Percakapan singkat antara antara Bima dan Cakra mampu membuat Aca tak berkutik.
Bima masih saja menatap Aca tajam. Mau keluar sekarang tapi takut nanti Bima akan bertambah marah. Tapi kalau tidak turun sekarang Aca dibuat deg degan parah melihat tatapan abangnya ini.
"Turun." titah tegas Bima.
"Iyaa bg. Aku minta ma---
"Turun!"
"Iyaa." balas Aca. Tidak mampu lagi mengeluarkan suara setelah mendengar suara dingin Bima. Aca segera menyalami tangan Bima dan keluar dari mobil.
Aca dengan sangat pelan memasuki kawasan masion. Menghadapi Cakra didalam bukanlah hal yang baik. Walaupun Cakra sedikit humoris tapi jika ada orang yang berbuat tidak sesuai dengan aturannya pasti Cakra akan marah besar.
Sesampainya dipintu utama Aca berdoa semoga Cakra tidak terlalu marah. Aca mendorong pelan pintu dan berjalan masuk. Dilihat Cakra duduk dengan tegap di sofa ruang tengah.
Aca dengan perlahan menghampiri abangnya. Cakra yang sadar bahwa Aca sudah didepannya. Langsung menatap tajam adik bungsungnya.
Seketika Aca gugup melihat tatapan tajam dari Cakra. Tapi Aca tetap harus melaksanakan aturan Aca menghampiri Cakra lalu menyalami punggung tangannya.
"Tarok tasnya disofa. Dan lepas sepatu kamu Aca!" titah tegas Cakra.
"Iyaa bg." balas Aca. Dan segera melaksanakan perintah Cakra.
"Duduk dilantai!" perintah mutlak Cakra.
"Iyaa."
Aca segera duduk dilantai. Cakra yang duduk angkuh disofa didepannya. Aca menundukan kepalanya. Sedari tadi Cakra tidak henti hentinya menatap tajam Aca.
![](https://img.wattpad.com/cover/274336192-288-k647468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Novela JuvenilAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...