Waktu menunjukkan jam 00.40 menit Sehun masih terjaga,Sehun sulit untuk tertidur sementara Jongin sudah terlelap memeluk Mark. Sehun menghembuskan nafasnya berat masik kepikiran dengan pesan yang Baekhyun kirim dan karena ini Sehun merasa perlu ada keluarga Jongin yang mengetahui ini,Sehun sudah meminta Irene untuk menemani menemui Baekhyun.
Sehun yakin ketakutan Jongin akan Mark sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan alasan pobia darah Jongin, sedangkan sampai detik ini Sehun belum mengetahui dengan detail soal pobia darah dan Jongin sendiri pun seperti tidak siap untuk bercerita kepada Sehun."Sehun hyung tidak tidur?" Tanya Jongin yang cukup membuat Sehun terkejut
"Sayang,aku membangunkan mu?"
Jongin menggeleng pelan lalu memposisikan Mark disisinya dan sisi lain Jongin berikan guling menghindari hal yang tidak ingin mengingat cara tidur Mark yang tidak bisa diam.
"Ada yang hyung pikiran?"
"Tidak"
Jongin tersenyum kecil lalu menggenggam tangan besar Sehun
"Tangan Sehun hyung besar dan aku yakin tangan ini bisa melindungi ku"Jongin membuang nafasnya perlahan dengan masih menggenggam tangan Sehun, Jongin menyadarkan kepalanya di bahu Sehun.
"Aku merasa takut kehilangan Mark, karena aku pernah kehilangan appa. Aku juga tidak mengetahui sejak kapan aku sangat menyayangi Mark, bahkan jika boleh jujur rasa sayang ku padamu tidak sebesar kepada Mark. Aku tidak mengerti sejak kapan aku merasa Mark adalah anak kandung ku, anak yang hadir dalam rahimku,anak yang aku lahirkan. Aku tidak mengetahui kenapa aku ingin Mark selalu ada dalam jangkauan ku,aku ingin Mark tumbuh dengan didikanku,aku tidak mengetahui kenapa aku bersikap seperti ini.....
Aku rasa ketakutan berlebihku ,karena aku tidak ingin kehilangan Mark , seperti aku kehilangan appa" ucap Jongin lalu kembali melanjutkan ucapannya"Sehun hyung,saat itu di rumah tidak ada siapa-siapa selain aku dan appa,umma pergi ke minimarket bersama Johnny,Yoona nuna mengajar dan Irene nuna mengikuti audisi.
Appa sedang sakit,appa terkena penyakit paru-paru basah ,dari awal umma ke minimarket aku tidak keluar dari kamar ,aku menjaga appa,aku menyuapi appa bahkan kami bercanda. Tapi saat itu appa tiba -tiba batuk tidak tertahankan hingga sekitar 10-15menit ,aku panik saat itu apalagi saat appa mulai muntah darah hingga pakaian appa dan aku terkena noda darah.....la------""Aku paham" potong Sehun cepat membalikkan badannya agar dapat memeluk Jongin melihat mata merah Jongin, melihat bagaimana Jongin mencoba untuk melawan rasa takut nya itu
"Jangan merasa takut,Mark ada bersamamu bersama kita,Mark tidak akan pergi dari mu , karena kalian saling menyayangi saling membutuhkan,aku tidak akan membiarkan dia mengambil Mark darimu,Mark putra mu " ucap Sehun tegas"Jangan menemui Dr.Baekhyun, cukup ada hyung maka aku bisa melawan semua rasa takut itu" pinta Jongin
Sehun menjawab dengan pelukan erat serta ciuman di pelipis Jongin,tidak bertanya apakah Jongin membaca dari pesan Baekhyun.
Sementara di situasi tidak menyenangkan itu ,Mark tiba-tiba berguling kearah Jongin dan menendang kaki Jongin dengan kaki kecilnya ,tidak terlalu sakit namun mengingat sekarang Jongin sedang mengandung,untuk sementara Jongin harus sadar diri tidak tidur bersampingan dengan Mark"Sepertinya kita harus ganti posisi" kekeh Jongin
"Iya, untuk menjaga adik nya dari tendangan atau apapun itu saat Mark tertidur" balas Sehun lalu mereka mengganti posisi mereka,menutup mata mereka dengan di iringi doa serta keyakinan jika pencipta mereka akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya.
.
.
.Akhirnya setelah lebih dari satu minggu Sehun dan Jongin memberitahukan berita bahagia tersebut tanpa memberitahukan tentang ketakutan berlebih Jongin akan Mark. Mereka sepakat untuk masalah ini mereka akan mengatasi nya sendiri dan Jongin selalu meyakinkan dirinya jika Mark tidak akan pergi darinya dan Tuhan akan selalu bersama nya di setiap langkah nya, Jongin percaya dengan Tuhan maka semuanya akan baik-baik saja.
Maka disinilah mereka di ruang keluarga Oh bersama seluruh anggota keluarga Oh dan Kim, terkecuali Irene yang sibuk syuting dan si kembar serta Mark yang bermain sepak bola di halaman belakang mansion
"Kalian akan tinggal di mansion lagi kan?" Ucap Jaejoong penuh harap
"Tidak, kami akan tetap tinggal di apartemen namun akan membawa bibi Han. Kami berniat memiliki rumah sendiri,kami akan sering berkunjung ke rumah Oh ataupun Kim. Kami berpikir ini akan adil untuk kedua belah pihak" ucap Sehun tersenyum kecil
"Kami sadar Mama ataupun Umma ingin kami tinggal bersama kalian , jadi kami mengambil jalan tengah untuk tinggal di tempat kami sendiri ""Maaf jika kami mengecewakan mama dan umma" Tambah Sehun
Jaejoong tersenyum kecil meski ada rasa sedih di hati nya namun Jaejoong menghargai keputusan Sehun dan Jongin.
"Umma tidak setuju" ucap Leeteuk mengejutkan semua orang
"Ini kehamilan pertama mu dan umma ingin kau berada dalam pengawasan umma atau Jaejoong" ucap Leeteuk lalu menatap kesal Jongin
"sejujurnya umma tidak masalah kau tinggal bersama keluarga Oh jangan membuat drama" dengus Leeteuk
"bukannya kau sudah 5 tahun ini tinggal sendiri? Hanya pulang saat kau butuh sesuatu? Atau saat Haechan terus merengek atau saat ada anggota keluarga sakit, selebihnya dari 30 hari kau hanya tidur di rumah 3-4 hari secara acak bahkan tidak sama sekali hanya mampir" dengus Leeteuk lagi"Umma" rengek Jongin
"Aku sudah memberikan skenario yang terbaik kepada Sehun hyung agar mendramatisir keadaan ""Ini bukan drama" balas Leeteuk yang sudah hapal sikap Jongin yang terkadang akan mendramatisir keadaan ahh yang satu ini Sehun pasti belum mengetahui nya
"Semalam Jongin mengatakan jika umma sebenarnya sedih dan tidak rela Jongin tinggal di sini, Jongin seperti pilih kasih" seru Sehun
"Itu-------"
"Bayi ku mengatakan aku harus tidur" ucap Jongin melenggang pergi tanpa sopan meninggalkan semuanya anggota keluarga
"Tidak ada manusia yang sempurna hahaha" ucap Jaejoong di akhiri dengan tawa dan tetap saja di mata Jaejoong Jongin yang terbaik meski nanti akan ada sikap Jongin yang tidak di sukai Jaejoong namun itu hanya sebagain dari bumbu keluarga mereka, seperti kata Jongin waktu itu harus saling mengingatkan, menguatkan jika ada kerikil dalam hubungan keluarga ini.
.
.
.Dan pada akhirnya Sehun dan Jongin tinggal kembali di mansion Oh sampai batas yang mereka tentukan itu yang Jongin ucapakan yang di angguki seluruh anggota keluarga, terkadang orang hamil cukup menyebalkan dan mereka memilih jalan diam mengikuti semua keinginan Jongin.
"Aku ingin buah mangga mentah" ucap Jongin tiba-tiba saat sudah selesai makan malam
"Mulai ngidam" pekik Jaejoong heboh yang di ikuti teriakan heboh Mark padahal Mark tidak paham apa itu ngidam
Sementara Yunho tersenyum penuh arti menepuk pundak Sehun
"Peperangan akan segera di mulai jadi siapkan mental"
"Sehun cepat cari mangga mentah" perintah Jaejoong
"ini jam delapan malam , minta tolong Chani dan Taeyang dua pengawal Mark itu akan senang keluar malam" jawab Sehun
Jongin menundukkan kepalanya dan bersiap akan menangis mendengar Jawaban Sehun
"Sayang" Jaejoong memeluk Jongin
"Jongie ingin Sehun yang membeli mangga?"Jongin menangguk pelan dalam pelukan Jaejoong
"Se.ka.rang Oh Sehun" desis Jaejoong
"Sekarang, sekarang, sekarang" Mark ikut heboh "sekarang dad,Markeu tidak mau Jaemin ngiler no no no" ucap Mark membayangkan sang adik mengeluarkan air liur nya itu menjijikkan menurut Mark
"Yaak dari mana kata itu Mark" pekik Sehun
"Granma" Jawab Mark polos
"Jika kau lupa Jalan pintu,papa antar" Ucap Yunho ikut-ikutan
"Baiklah" pasrah Sehun dan semua nya tidak menyadari jika Jongin tersenyum miring di dalam pelukan Jaejoong padahal Jongin tidak masalah siapapun yang membeli yang penting malam ini Jongin memakan buah mangga mentah
"Baiklah memanfaatkan situasi untuk mengerjai Sehun hyung"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Its Love (END)
FanfictionKetika cinta datang menyapa Fanfiction Yaoi. Hanya cerita kegilaan ku tanpa maksud apapun, jadi? Suka silahkan baca tidak suka jangan mencoba