24. Kabar Mengejutkan

551 110 32
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Yesi terlonjak dan melotot kaget saat melihat Rendy memapah Jevin sampai ruang tamu. Ia yang sedang menyapu langsung melempar sapunya sembarang arah dan menghampiri suaminya itu dengan napas memburu.

“Astaga, Ya Tuhan, sayang. Kamu kenapa?”

“Kecelakaan, Mba. Tadi di jalan ugal-ugalan kayak anak remaja pakai motor kantor.”

Jika dalam kondisi yang baik, maka Jevin pasti akan membanting tubuh Rendy karena sudah berani menjawab seperti itu. Tapi saat ini, ia benar-benar tidak punya tenaga untuk melawan dan hanya bisa tersenyum tipis.

“Iya, kah?”

“Kamu percaya?” Jevin berdecak kesal dan melayangkan kepalan tangannya pada Rendy. “By the way, thanks, Ren.”

“Yoi, gue pulang dulu.” Rendy menepuk pelan pundak Jevin, yang membuat laki-laki itu langsung meringis. “Saya permisi, Mba. Tegur aja suaminya nanti. Kayaknya emang pengen banget jadi anak remaja lagi.”

Setelah Rendy pergi, Yesi langsung membantu Jevin untuk pindah ke kamar supaya Jevin bisa cepat berbaring di ranjang yang empuk. Sepanjang jalan menuju kamar, Jevin terus saja meringis karena pinggangnya nyeri.

“Ini kenapa bisa gini, sayang?” Yesi bertanya seraya membantu Jevin mengganti pakaiannya supaya nyaman.

“Tadi ada rapat sampai sekitar jam tigaan. Terus aku sama Nathan keluar makan siangnya jam segitu pakai motor kantor. Pas mau balik kantor, tiba-tiba dari belakang dihantam sama mobil dan kita langsung jatuh.” Jevin menjelaskan sambil meringis kecil. “Pengemudinya mabuk ternyata.”

“Ya Tuhan, untungnya kamu nggak parah. Terus, Nathan gimana?”

“Dia lumayan parah. Bener-bener terpental ke badan jalan sampai pelipisnya luka, tangan kiri sama kaki kiri juga tergores. Kayaknya nanti badannya bakal lebam soalnya benturannya lumayan keras. Tapi tadi waktu ke rumah sakit, dokter menyarankan rawat inap dan dia nolak dengan alasan nggak ada yang akan tungguin.”

“Astaga..” Yesi tertegun mendengarnya. Ia jadi kasihan juga. “Terus gimana nanti di rumah? Nggak ada yang akan ngurus dia.”

“Telepon Lia, kasih tahu semuanya. Dia tadi emang berpesan supaya aku nggak usah ngasih tahu Lia. Tapi kalo emang Lia masih punya sedikit kepedulian, Lia akan dateng. Kasian, aku aja sulit gerak kayak gini. Gimana dia yang lumayan parah.”

“Iya, nanti dulu. Aku ngurus kamu bentar.”

Setelah menggantikan Jevin pakaian, Yesi segera mengambil air putih. Juga segera menyiapkan makan malam supaya Jevin cepat minum obat. Dan juga bisa duduk tenang untuk mengabari Lia.

Sementara itu, Raka baru pulang. Entah dari mana, yang pasti anak itu baru saja pulang setelah pergi sejak pulang sekolah siang tadi. Ia melihat mamanya sibuk bolak-balik kamar dan langsung ikut masuk.

“Ayah kenapa?” tanyanya dengan wajah panik karena melihat ayahnya disuapi.

“Tadi kecelakaan sama Om Nathan.”

“Astaga..” Raka menarik kursi dan melihat ayahnya disuapi oleh mamanya. “Tante Lia tahu?”

“Nanti Mama yang telepon setelah selesai ngurus ayah kamu. Biar nanti Lia yang ngasih tahu Jean sama Jian. Kalo kamu yang ngabarin, nanti anaknya panik,” ujar Yesi dan Raka mengangguk menyetujui. “Tadi kamu abis dari mana?”

“Main sama Jean.”

Yesi hanya mengangguk. Setelah ia selesai menyuapi Jevin makanan dan memberikan Jevin obatnya, ia membereskan piring dan segala macamnya. Lalu, duduk tenang dan meraih ponselnya untuk menghubungi Lia.

BE MINE, again? [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang