Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Setahu Nathan, satu-satunya teman dekat Lia selain Yesi adalah Haikal. Bahkan teman-teman kantor Lia, Nathan tidak tahu. Dan sebagai orang yang menyukai Lia selain dirinya, Nathan saat ini hendak bertemu dengan Haikal untuk kembali membicarakan tentang persaingan mereka.
Awalnya Haikal menolak, untuk apa ia bertemu dengan Nathan. Ia tidak mau darahnya naik kalau berbicara dengan laki-laki itu. Tapi Nathan terlihat benar-benar memohon, jadi Haikal setuju.
“Gue ditolak sama Lia. Dan tujuan gue ngajak lo ketemu, mau ngasih tahu lo kalo sekarang lo bisa bebas deketin Lia tanpa takut ada saingan. Lo juga bebas kalo mau pegang-pegang tangannya,” ujar Nathan dengan senyuman yang sangat tipis.
Rasanya berat untuk mengatakan hal itu. Tapi apa yang bisa Nathan lakukan saat dirinya sudah mendapat jawaban penolakan dari Lia.
“Gue juga ditolak. Jadi, gue udah nggak bisa deketin Lia lagi. Bahkan canggung rasanya kalo gue mau ngajak Lia ketemu sekarang,” sahut Haikal, yang langsung membuat Nathan mengerutkan alis bingung. “Kaget banget?”
“Sumpah?”
“Buat apa gue bohong. Kalo emang diterima, gue udah pamer dari kemarin sama lo.” Haikal tertawa sumbang, terdengar menyedihkan. “Tapi, kenapa Lia nolak lo? Bukannya Lia masih sayang sama lo? Dia bilang gitu soalnya sama gue waktu nolak.”
Nathan lagi-lagi mengerutkan alisnya bingung karena belum paham.
“Serius. Bahkan Lia bilang rasa sayangnya mungkin akan selalu ada selamanya buat lo dan nggak bisa hilang gitu aja. Lia juga nyuruh gue buat nggak terlibat sama orang yang belum selesai sama masa lalunya. Itu artinya Lia masih terikat sama lo, kan? Gue nggak salah dengar, kok. Jelas-jelas Lia bilang masih sayang sama lo.”
“Tapi, gue juga ditolak dengan alasan dia trauma dan nggak bisa lagi percaya sama gue.” Nathan bergumam pelan.
“Hm, kayaknya emang wajar. Lia masih sayang sama lo tapi buat balik lagi nggak mau. Ya udah, mungkin dia bahagia sendiri. Gue nggak terlalu kecewa walaupun ditolak, karena lo juga ditolak.” Haikal terkekeh.
“Sialan!” sahut Nathan, lalu mereka tertawa.
Padahal dulu saat bertemu selalu dalam keadaan yang saling tatap dengan tajam. Saling beradu tatapan, perang dingin. Tapi sekarang malah saling tertawa satu sama lain. Menikmati kopi sore hari di sebuah cafe.
“Lo sakit, ya? Dari tadi kedengarannya lo flu. Bisa-bisa tertular gue nanti.” Haikal memicingkan matanya dan pura-pura menutup mulutnya.
Nathan semakin mendengus di dekat Haikal untuk menggoda laki-laki itu. “Gue sekarat karena ditolak Lia,” sahutnya dengan kekehan.
Haikal tertawa dan beranjak untuk pamit lebih dulu, karena ia masih ada pekerjaan lain. Sedangkan Nathan memilih diam sambil memikirkan apa saja kebutuhan di rumah yang sudah habis. Selagi ia ada tenaga walaupun masih belum pulih sepenuhnya, ia akan berbelanja untuk jangka waktu panjang. Sebab ia sadar, tidak akan ada lagi orang yang mengurusnya.
Satu nama yang langsung terlintas di benaknya saat hendak pergi ke super market yaitu Jevin.
*
“Pakai ini.” Raka menyodorkan satu baju kaos pada Jian yang kini sedang selonjoran di sofa kamarnya.
Setelah pulang double date bersama Jean dan Ara, Jian setuju untuk mampir ke rumah Raka. Ternyata sudah ada Lia juga yang datang mampir bersama Yesi. Jadi, tadi ada sedikit drama di mana Jian langsung memeluk Lia dan meminta maaf karena sikapnya yang sudah mengabaikan Lia sejak kemarin. Bahkan Jean juga datang setelah mengantar Ara pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE, again? [JAELIA✔️]
Fanfiction[Sequel Dandelion] "Anggap aja Ayah deketin cewek lagi dan berjuang dari awal. Kan, dulu kalian nikah karena dijodohin. Jadi, nggak mengenal istilah pendekatan dan perjuangan buat dapetin mama. Sekarang, coba deh berjuang lagi buat dapetin mama. Sia...