15. Emosional

409 100 15
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Jian itu daya tahan tubuhnya lemah. Kalau hujan-hujanan, maka ia bisa langsung jatuh sakit saat itu juga. Seperti sekarang ini, setelah pulang dengan keadaan basah kuyup bersama Raka, Jian demam.

Sebelumnya, Jian sudah meminta izin pada Lia untuk pulang dalam keadaan basah jika memang hujan tak kunjung reda sampai jam tujuh malam dan Lia memberi izin. Awalnya Nathan ingin menjemput anaknya selagi ia juga sedang mampir di apartemen setelah pulang mengantar Lia sehabis dinner. Tapi Jian menolak dengan alasan..

“Aku nggak mau ninggalin Raka sendiri naik motor, kasian. Ya kali aku enak-enakan di mobil sedangkan dia kehujanan pakai motor.”

Jadi, saat ini Jian sedang berbaring dengan selimut tebal yang melilit tubuhnya. Gadis itu demam dan kedinginan. Sementara Raka sedang berganti baju di kamar Jean.

“Kamu udah makan?” tanya Lia saat Raka baru saja keluar dari kamar Jean dengan pakaian milik Jean. Lengkap dari atas sampai bawah, bahkan pakaian dalam pun, milik Jean. “Kalo belum, Tante buatin sekalian mau buatin Jian juga.”

“Belum,” jawab Raka sambil nyengir. Ia mengambil duduk di dekat Jean yang sedang senyum-senyum sendiri karena saling membalas chat dengan Ara. “Ara bikin lo gila kayaknya.”

“Diem,” desis Jean dan meninju pelan lengan Raka. “Kalian tadi abis ke mana?”

“Gue ajak Jian ke wisata baru deket danau itu. Tapi sayangnya mendung dan nggak bisa liat indahnya langit sore. Eh, malah hujan. Jadi, berteduh di sana dulu.”

“Terus?”

“Apa?”

“Mustahil lo diem-dieman aja di sana. Ngaku lo, abis apain adek gue?”

Raka terkekeh pelan, bayangan saat tadi mereka bercumbu di tengah derasnya hujan dan dinginnya udara kembali teringat. “Ciuman, lah. Lo pikir lo aja yang bisa sama Ara.”

Jean melotot kaget. “Sumpah?”

“Tanya nanti kalo lo nggak percaya. Gue juga heran karena dia tiba-tiba mau aja pas gue ajak ke sana. Terus pas gue cium, dia juga diem dan mau. Jadi, ya udah, gas aja.”

Woahh.. Abis ini lo gue pukul sih.” Jean bilang begitu dengan tawanya. Tidak akan benar memukul, hanya sebagai respon saja. “Kerasukan setan kayaknya tadi makanya mau. Belum aja besok sadar, kena hantam lo sama dia.”

“Katanya dia kerasukan setan Jean.”

WOY!”

Raka tertawa sedangkan Lia yang sedang ada di dapur langsung terperanjat kaget mendengar teriakan Jean yang menggema. Bukan hanya Lia, tapi Nathan yang juga sedang menemani Jian di kamar ikut kaget.

“Jean, suaranya.” Lia menegur sambil melangkah menuju kamar dengan membawa nampan berisi makanan untuk Jian. “Raka, makanannya di dapur, ya. Kamu makan dulu sana, abis itu minum obat yang Tante taruh di atas meja. Biar kamu nggak sakit nanti.”

Lia meletakkan nampan itu di atas nakas dan membantu Jian untuk duduk. Nathan yang menemani malah terlelap di sofa kecil yang ada di kamar. Dengan segala perasaan baik yang Lia punya, ia meraih selimut di lemari dan menyampirkannya di atas tubuh Nathan.

Hari ini adalah hari ulang tahun yang paling spesial bagi Lia. Pertama kali dirayakan oleh Nathan. Apartemen ribut oleh candaan Jean dan Raka. Jian yang terus merengek karena membutuhkannya. Sungguh, hal-hal seperti ini yang dirindukan oleh Lia. Walaupun lelah, tapi naluri seorang ibu memang begitu. Ia senang ketika bisa diandalkan.

BE MINE, again? [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang