Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Setelah lama berkutat dengan pikirannya sendiri. Lia akhirnya mengangkat kepalanya dan mulai bicara dengan mereka. Pilihannya sudah mantap dan hati serta pikirannya sudah sejalan. Jadi, ia akan memberikan Nathan jawaban sekarang.
“Pertama, Mama mau bilang sama kalian kalo apapun keputusan Mama sekarang. Mama harap kalian menerimanya dengan kepala dingin. Kalian udah dewasa, kalian udah paham sama perasaan buktinya kalian sekarang mulai pacaran..” ujar Lia pelan. “Jadi, Mama harap kalian paham.”
Nathan menunduk sejenak dan tersenyum tipis. Ia yakin Lia akan menolak, setelah mendengar ucapan Lia barusan. Sebab jika Lia mau kembali, ia tak perlu repot-repot menasihati si kembar. Sementara Jean dan Jian hanya bisa mengangguk pelan saat mendengar bagaimana seriusnya Lia saat ini.
“Nat, makasih karena kemarin kamu udah ngajak aku dinner dan ngerayain ulang tahunku. Makasih karena kamu sekarang sepeduli itu sama aku..” Lia mengembuskan napas sejenak sebelum melanjutkan. “Dulu, kamu punya banyak kesempatan untuk berubah jadi lebih baik. Kalo dulu kamu berubah, aku akan dengan senang hati nerima kamu. Bahkan mungkin pernikahan kita nggak akan berakhir. Tapi, dari sekian banyaknya kesempatan yang kamu punya, nggak ada satupun yang kamu manfaatin dengan baik. Sampai aku memutuskan untuk pergi, baru kamu sadar. Iya, sesuatu terasa lebih berharga setelah dia pergi. Mungkin itu yang kamu rasain sekarang.”
Nathan hanya diam mendengarkan keluhan Lia. Walaupun sudah bisa menebak jawabannya, tapi tak dipungkiri kalau ada sepercik harap dalam hatinya saat ini.
“Sekarang, kamu emang udah berubah. Udah nunjukin keseriusan kamu sama aku. Bahkan udah berusaha buat bikin aku balik lagi sama kamu. Tapi Nat, jawabanku.. Maaf, aku nggak akan rujuk,” final Lia akhirnya. “Kalo kamu nanya alasannya, karena aku nggak bisa percaya lagi. Aku masih trauma, takut banget nanti di tengah jalan kamu bakal balik kayak dulu dan akhirnya kita gagal lagi. Walaupun kamu udah nunjukin keseriusan kamu, perjuangan kamu, usaha kamu. Tapi aku harap kamu mengerti dan menerima keputusanku ini. Aku masih trauma.”
Nathan tersenyum kecil dan mengangguk. Walaupun hatinya sekarang terasa tercabik-cabik, tapi ia harus bisa tegar. Ia akan berusaha memahami Lia dan menrima keputusan Lia.
Sedangkan mata Jian mulai berkaca-kaca, anak itu ingin menangis. Tapi ia tahan sebisa mungkin. Kalau Jean, anak itu diam saja.
“Iya, apapun keputusan kamu, aku terima. Sekali lagi dan untuk yang terakhir kalinya, aku minta maaf atas apa yang aku lakuin ke kamu dulu. Makasih karena udah ngasih aku perhatian kemarin-kemarin. Semoga ini yang terbaik buat kita.” Nathan berusaha tegar walaupun keadaan hatinya sekarang sedang porak-poranda.
Nathan beralih menatap Jean dan Jian secara bergantian. Ia juga menarik Jian supaya lebih dekat dan merengkuh tubuh anak gadisnya ke dalam pelukan hangat. “Maafin Ayah, ya. Ayah nggak nyerah kok, tapi mama kalian udah ngasih jawabannya bahkan setelah Ayah berusaha. Jadi, nanti kalo kalian mau ketemu, bilang aja. Kayak biasa juga, mampir ke rumah kapan-kapan. Iya?”
Jian hanya menjawabnya dengan anggukan kecil. Sungguh, ia ikut porak-poranda seperti ayahnya. Berbeda dengan Jean, yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa.
Saat dulu baru memutuskan untuk bercerai, Nathan dengan terburu-buru mengajak Lia rujuk. Alhasil, Lia menolak tegas. Sekarang, semua usaha sudah ia lakukan, semua perjuangan sudah ia tunjukkan selama dua tahun terakhir ini. Hingga akhirnya kembali memberanikan diri untuk mengajak Lia rujuk lagi. Percaya diri bahwa Lia akan menerima sebab Lia banyak bersimpati padanya. Ternyata, jawaban Lia masih tetap sama yaitu tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE, again? [JAELIA✔️]
Fanfiction[Sequel Dandelion] "Anggap aja Ayah deketin cewek lagi dan berjuang dari awal. Kan, dulu kalian nikah karena dijodohin. Jadi, nggak mengenal istilah pendekatan dan perjuangan buat dapetin mama. Sekarang, coba deh berjuang lagi buat dapetin mama. Sia...