Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Hari minggu, biasanya dulu Nathan akan pergi melipir entah ke mana bersama Elena. Ia juga sering meninggalkan Jean ketika sedang bermain game bersama. Sekarang, jangankan pergi, bangun dari ranjang saja ia malas dan lebih memilih meringkuk lagi. Padahal Lia sudah membangunkannya berkali-kali.
Jean yang biasanya betah di rumah untuk bermain game. Sekarang sudah tidak lagi karena statusnya berbeda. Dulu ia jomblo, sekarang punya pacar yang diajak kencan di hari minggu. Sama halnya dengan Jian, anak itu dari jam sembilan sudah pergi bersama Raka.
Keadaan rumah lumayan hening. Lia juga bisa leluasa bersih-bersih. Terhitung kurang lebih dua bulan sejak Lia resign dan baginya tidak ada yang berubah. Ia hanya kadang merindukan rekan-rekannya dan merindukan tumpukan pekerjaannya.
“Nat, bangun terus mandi. Jangan karena hari minggu gini kamu jadi males mandi. Jorok.” Lia menarik selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh Nathan.
“Iya, nanti.” Nathan menarik selimutnya lagi.
Lia membiarkannya, ia langsung membuka laci nakas dan mengambil satu buah test pack yang ada di laci. Yang ia beli beberapa hari lalu ketika jadwal menstruasinya sudah lewat. Apalagi akhir-akhir ini, perutnya sering mual setelah bangun pagi.
Cukup lama Lia berdiri dengan melipat kedua tangan di dada sambil menunggu hasil yang akan keluar. Apakah garis yang akan muncul satu atau dua. Hingga perlahan, satu garis mulai terlihat jelas. Lia semakin maju untuk menatap apakah garis lainnya akan muncul. Dan benar saja, satu garis samar yang perlahan terlihat jelas kembali muncul. Positif.
Sontak, Lia langsung mengulas senyum tipis dan mengelus pelan perutnya yang masih rata. “Sayang..” gumamnya pelan.
Ia meraih test pack itu dan membawanya keluar dari kamar mandi. Menghampiri Nathan yang masih saja meringkuk di balik selimutnya.
“Ayah, bangun.” Lia berdiri tepat di depan Nathan yang terlelap. Posisinya menghadap ke samping kanan. “Ayah, bangun.”
Nathan mengerang pelan dan menurunkan selimutnya. Ia perlahan membuka mata dan menguceknya. Menatap heran Lia yang masih berdiri di samping ranjang.
“Tadi siapa yang bilang ayah, bangun? Si kembar udah pulang?” gumam Nathan sambil menguap lebar.
“Belum. Mereka selalu pulang sore kalau udah pergi sama pacarnya.”
“Terus?”
Lia menunjuk perutnya yang membuat Nathan mengerutkan alis bingung. Ia kemudian menyodorkan test pack itu di depan wajah Nathan yang langsung membuat Nathan terduduk.
Laki-laki itu membuka mata lebar-lebar dan melihat hasilnya. “Ya Tuhanku, anakku.”
Nathan tersenyum senang dan menarik tangan Lia kemudian memeluknya dengan erat. Ia mencium pipi Lia dengan rakus dan mengelus punggung Lia dengan pelan.
“Thank you, sayang,” bisik Nathan pelan. Ia yang semula duduk kembali berbaring dan menjadikan paha Lia sebagai bantal. Satu tangannya melingkar di pinggang Lia. “Selamat datang anak Ayah yang ketiga. Baik-baik ya di dalam perut mama. Jangan rewel, sayang.”
“Kita ke dokter kandungan, ya? Aku mau periksa gimana keadaan dia.”
“Iya, ayo.” Nathan langsung beranjak. Ia yang semula tidak mau bangun langsung menyingkap selimutnya. “Bentar, aku mandi dulu terus siap-siap.”
Lia terkekeh dan menahan tangan Nathan yang hendak meraih handuk. “Besok, sayang. Ini hari minggu, mana ada poli kandungan yang buka.”
“Oh, besok. Oke.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE, again? [JAELIA✔️]
Fanfiction[Sequel Dandelion] "Anggap aja Ayah deketin cewek lagi dan berjuang dari awal. Kan, dulu kalian nikah karena dijodohin. Jadi, nggak mengenal istilah pendekatan dan perjuangan buat dapetin mama. Sekarang, coba deh berjuang lagi buat dapetin mama. Sia...