1

608 37 0
                                    

Hidup sebatang kara, bersama beban hidup yang sangat banyak dan berat. Itulah yang Rubby alami selama lima tahun ini setelah kedua orang tuanya meninggal lima tahun lalu.

Tidak ada yang ingin mengurus Rubby, dan pada akhirnya dia mengurus dirinya. Untungnya, biaya sekolah sudah di lunasi sampai ia lulus.

Rubby bekerja di sebuah supermarket dan cafe, untuk menambah uang tabungannya agar ia bisa membuat bisnis kecil, dan berkuliah.

Sekarang Rubby sedang libur sekolah akhir semester 2, dia tinggal menunggu kelulusannya nanti dan ia bisa bebas bekerja.

"Rubby! Rubby! Oh Rubby! " Panggil teman Rubby di dapur cafe.

"Apasih Sean?! " Kesal Rubby karena Sean memang berteriak.

"Bantuin gue, heheh... " Kekeh Sean.

"Cih! Apa? " Tanya Rubby.

"Ini, kok gak bisa ya? " Tanya Sean yang menunjuk sebuah oven yang tak bisa menyala.

Rubby pun meng check seluruh isi oven dan akhirnya ia menemukan titik masalahnya dan membuat dirinya geleng geleng kepala.

Rubby menepuk pundak Sean dan membuat sangat empu bingung.

"Lo lain kali kalo kerja jangan pake tenaga doang, pake otak kali kali biar jatohnya kayak orang normal" Jelas Rubby dengan kesal.

"Ini belum di colokin abang Sean ganteng! Otak lo mau gue oven biar ngembang? " Tanya Rubby lalu mendapatkan kekehan dari Sean.

"Ya maaf, gue gak liat, heheh.. " Kekeh Sean.

"Buta" Final Rubby lalu pergi ke tempatnya semula.

Sudah ada Riky, dan Jidan si pemilik cafe berada di salah satu meja pelanggan, Rubby pun menghampiri mereka.

"Ki, mau yang kayak biasa? " Tanya Rubby pada Riky.

"Gak, gue mau diem aja nontonin kalian kerja" Jawab Riky ketika Sean ikut keluar.

"Eh ada kalian" Ujar Sean.

"Kita emang ada, gak ngilang" Jawab Jidan.

"Oh iya, By, lo bisa jadi driver dulu gak? Soalnya pak Heri lagi cuti dulu, terus gue lagi nugas buat persiapan kelulusan wisuda, bisa kan? " Tanya Jidan si pemilik Cafe.

"Tentu bos, semuanya udah di siapin di belakang kan? " Tanya Rubby.

"Udah kok, lo tinggal berangkat, lo cuman ngirim kiriman itu doang kok, sisanya sama OB di sini aja." Jawab Jidan lalu Rubby pun pergi.

"Ciee, calon S1 nich" Ujar Sean.

"Apasih bang" Kesal Jidan.

"Bang ji, tugasnya susah gak sih? " Tanya Riky yang memang sudah kuliah semester 2.

"Menurut gue, gampang" Jawab Jidan.

"Cih! Menurut lo" Ujar Riky yang agak kesal.

Mereka bertiga adalah sahabat sendiri kecil,  lebih tepatnya sepupu, dan Rubby adalah sahabat baru mereka ketika Rubby bekerja paruh waktu lima tahun yang lalu, saat itu Rubby masih kelas 1 SMP.

Sean adalah seorang yatim piatu dan di urus oleh orang tua Jidan atau paman dan bibinya Sean dan Riky.

***

Rubby mengirim beberapa minuman dan sesekali ada beberapa makanan untuk pelanggan menggunakan motornya dan tinggal tiga kiriman lagi.

Kiriman pertama dari ketiga kiriman terakhir itu menuju pinggir jalan yang lumayan luas, Rubby dapat melihat banyak motor yang terparkir di sana, Rubby pun pergi ke sebuah rumah yang ia yakini itulah tujuannya.

Tempatnya seperti sebuah gudang, ia pun memasukinya dengan hati hati lalu mengetuk pintu rumah itu dan seseorang pun keluar.

"Iya? Oh americano yang gue pesen ya? " Tanya lelaki yang keluar dari sana.

"Iya, totalnya 137.000 rupiah" Jawab Rubby.

Tiba tiba hujan mengguyur bumi da membuat Rubby menghela nafas berat, hujannya sangat lebat, jika hujan nya tidak selebat ini Rubby bisa menerobos nya apalagi petir sesekali menyambar.

"Yah.. Hujan, lo masuk aja dulu" Ajak lelaki itu Rubby hanya menatapnya sekilas dan menunduk.

"Tapi, ini masih ada dua pesanan lagi" Jawab Rubby.

"Terus? Lo mau kesamber petir di jalan? Ntar aja tunggu sampe sedikit reda, abis itu lo bisa pergi pake jas hujan" Jelas lelaki itu.

"T-tapi... Kayaknya... Di dalem.. " Gumam Rubby gelisah ketika melihat banyak suara tawaan lelaki di dalem.

"A-ah... Itu, temen teman gue, gak papa kok, lo bisa di dalem aja" Ujar lelaki itu.

"Nggak, saya nunggu di luar aja" Jawab Rubby.

"Okay, but... I wanna told you" Ucap lelaki itu. Dengan wajahnya yang memang seperti bule, dan di tambah dengan bahasa Inggris nya membuat Rubby tertegun.

"Tentang? " Tanya Rubby.

"Disini banyak hantunya loh" Bisik lelaki itu.

"Cih! Hahah... Saya bukan anak kecil tuan pelanggan, jika saya melihat hantu saya akan membuatnya mati dua kali" Jelas Rubby.

"Oh? Beneran? " Tanya lelaki itu dan tiba tiba sukaa petir terdengar jelas dan membuat Rubby terkejut.

"HUA-ANJ- ASTAGFIRULLAH" Teriak Rubby yang langsung berlindung di balik badan besar lelaki itu.

"Pfft! Ahahaa.. " Tawa lelaki itu menggelegar dan membuat Rubby malu stengah mati.

Rubby berdeham kecil untung mengeluarkan suasana tegangnya.

"Hahah... Ternyata nona pengirim sangat mudah terkejut" Ujar Lelaki itu.

"Cih! Terimakasih atas pesanan anda dan usulan anda tuan pelanggan" Ucap Rubby lalu menerobos hujan yang sudah reda dengan jas hujan nya.

"Hahah... Sama sama nona pengirim! " Teriak lelaki itu.

Akhirnya di pesanan kedua, menuju sebuah club? Oh, kenapa Sangat aneh? Padahal mungkin ia bisa memesannya di club tersebut.

Rubby pun masuk ke dalam dan sudah di hadiahi detuman musik yang sangat memekakkan telinga.

"Agrh! Mending gue dangdutan di cafe" Runtuk Rubby.

Setelah memberikan pesanan pada pelanggan, dirinya di tahan oleh dua orang lelaki yang sangat berbau alkohol.

'Padahal masih siang, ternyata banyak juga yang mabok, shh... Lama lama dunia kiamat nih' batin Rubby.

"Hai cantik" Sapa kedua pria itu.

Rubby tak mempedulikannya dan tetap berjalan lurus seperti biasa hingga mereka berdua menggenggam tangan Rubby.

Rubby pun menghentakkan nya dengan kasar.

"Maaf, saya alergi lelaki murahan seperti anda" Ucap Rubby lalu hendak pergi namun kembali di tahan.

"Woah! Berani berani nya ya lo! " Ujar salah satu dari mereka.

"Lo itu udah jelek, gak sopan lagi, dasar benalu dunia! " Teriak salah satunya yang mengundang perhatian semua orang.

Rubby menatap mereka dengan datar, tajam, dan tenang.

"Lo itu, gak pantes hidup di dunia i-"

Bugh!

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang