35

50 10 0
                                    

Rubby merenung, padahal ini hari wisuda nya, tetapi.. mengapa Sabit masih saja tidak datang? Pesan nya saat beberap minggu yang lalu pun masih tak Sabit jawab.

27 kali menelpon pun tak akan pernah ada hasilnya jikapun Rubby menambah jumlah ajakan telpon nya sebanyak 1000 kali.

"By... Udah, mungkin Bang Sabit lagi sibuk" Ujar Bastian yang berusaha menenangkan Rubby di kumpulan para wisudawan dan wisudawati.

"Dia gak dateng pas pendaftaran, gak bales chat ataupun telpon gue, udah selama itu dia nyuekin gue, gak mau gitu dia dateng sekali ini aja?" Cicit Rubby.

"Dah ah, 10 mahasiswa lagi Ricky di panggil, udah si Ricky kan lo" Ujar Sean.

Mereka membawa dua buket bunga, untuk Ricky dan juga Rubby, jadi ya.. Pasti mereka kesusahan untuk membawanya dan berakhir mengisi satu meja untuk tumpukan bunga.

"Oh iya, Bang Jino mana?" Tanya Ricky.

"Entah" Jawab Septian.

Semuanya kembali terdiam menatap Rubby yang masih murung, padahal ia sudah cantik dengan tampilan make up nya dan batik yang ia pakai.

"Udah by, jangan murung terus" Ujar Jidan.

"Ananda Ricky Aidan Nugroho, sebagai wisudawan terbaik di Universitas Merdeka. Sarjana Seni" Ujar sesorang dan Ricky pun menaiki panggung.

Semuanya bertepuk tangan. Ricky berpoto bersama dosen dosen dan melakukan berbagai macam hal lainnya lalu kembali menuruni panggung.

Ricky memeluk semua orang terdekatnya termasuk Rubby.

Rubby kembali murung, Ricky sudah di panggil dan kali ini Rubby yang akan di panggil tetapi Sabit belum saja datang.

"Ananda Bella Rubby Zygo, sebagai wisudawati terbaik dengan meraih beberapa prestasi di Universitas Merdeka. Sarjana Ekonomi"

Rubby berjalan menaiki panggung dengan senyum terpaksa nya.

Meraih sesuatu seperti sebuah rapor, mendapatkan sebuah mendali, lalu dirinya berbalik menuju para penonton untuk pemotoan.

Mata Rubby menatap semua orang dan yang paling pertama menatap pintu masuk yang memperlihatkan Jino yang datang dengan dua buket bunga.

Rubby menghela nafas dengan mata yang berkaca kaca, dan sesosok manusia yang paling Rubby rindukan saat ini tengah memasuki gedung dengan wibawanya di dampingi dua bodyguard yang masing masing membawa satu buket bunga.

Sabit memberikan salah satu buket bunganya pada Ricky lalu memeluk Ricky dengan penuh ucapan selamat dan semangat begitupun Jino.

"Selesai" Ucap fotografer itu dan Rubby mundur secara perlahan lalu menuruni panggung dan segera berlari dengan amat sangat cepat.

'Gue berhasil!'

'Gue berhasil!'

'Sekali lagi gue berhasil!'

Semua orang yang ada di dalam gedung itu mengalihkan atensinya pada Rubby yang sedang berlari dengan tangisannya.

Sabit merentangkan tangannya bersiap memberikan dekapan rindunya pada Rubby.

Rubby pun memeluk Sabit dengan erat, jika saja Sabit tidak bisa menjaga keseimbangannya makan mereka akan terjatuh.

"I having a bad day" Ucap Rubby dengan suara yang bergetar.

Semua pria yang mengelilingi Rubby tersenyum kala mendengar Rubby mengucapkan kalimatnya.

Rubby memang benar benar memiliki hari hari yang sangat buruk, apalagi saat ia berdebat dengan Eliza.

"Owh.. Sorry" Ucap Sabit.

"She's really having a bad day" Ujar Bastian.

"Surprise" Ucap Septian.

Rubby melepaskan pelukannya lalu Sabit memberikan se buket bunga untuk Rubby namun tak Rubby terima.

"Kenapa gak di terima?" Tanya Sabit.

"Gue marah sama lo" Jawab Rubby.

"Loh?" Bingung Sabit sambil tersenyum.

Rubby sekarang memeluk Bastian yang berada di sebelahnya dan kembali nangis.

"Oh gitu, yaudah gue balik lagi ke Amerika" Ujar Sabit.

"Nggak! Gak boleh! Lo udah balik kenapa balik lagi coba" Kesal Rubby.

Semuanya tertawa mengabadikannya dengan berfoto bersama, dan berbincang beberapa saat di sana.

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang