Rubby terbangun dari tidurnya dan langsung pergi keluar untuk pergi ke dapur mengambil ice cream dan duduk di sofa.
Matanya masih menutup, hingga tak sadar ada ketiga temannya dan juga kakeknya di sana.
"Pagi pagi udah makan ice cream" Oceh Purnama.
"Eh?! Kakek kok di sini?!" tanya Rubby kaget.
"Kita kan mau liburan, lo yang minta tiga hari lalu" Ujar Sean.
"Oh iya! Gue lupa" Ujar Rubby.
"Siap siap gih!" Titah Purnama yang langsung di turuti oleh Rubby.
Mereka pun pergi ke tujuan mereka yakni vila lain di dekat pantai, vila ini terlihat lebih besar dan megah.
"Gue mau tidur..." gumam Rubby saat sampai di vilanya.
Semuanya pun menggelengkan kepalanya karena tingkah laku Rubby yang akhir akhir ini sering sekali tidurnya.
***
"Emm... Enak banget, siapa yang masak?" Tanya Rubby saat sedang makan malam.
"Kakek dong" Sombong Purnama.
"Oh ya?" Tanya Rubby tak percaya.
"Ya iyalah, kakek kan bohong" Ujar Purnama kembali yang membuat air muka Rubby datar.
"Hahah... Selera humor yang bagus kek" Ujar Sean.
"Siapa yang ngajarin?" Tanya Sean.
"tuh yang lagi mangap mau makan lobster" Ujar Purnama yang menunjuk pada Rubby.
"Iya gitu?" tanya Rubby tak percaya.
"Ya ngaca aja sih" Ujar Sean.
Mereka pun kembali melahap makanan nikmat itu. Setelah selesai Rubby pergi ke pinggir pantai setelah izin pada seluruh teman traveling nya.
Rubby memandang lautan yang begitu luas, juga langit yang bercahaya dengan bintang dan bulan yang bersinar.
Rubby menghela nafas, bisakah ia mengingat kembali semua kenangan di masa lalunya? Ia ingin mencoba untuk belajar dari masa lalu.
Dalam buku hariannya yang ia temukan beberapa tahun lalu tertulis.
Belajar dari masa lalu
Hargai masa kini
Dan berjuang untuk masa depanBisakah ia mengabulkan kalimat pertamanya jika ia tak tau apapun tentang masa lalunya.
Terlalu lelah menjalani hidupnya yang bagaikan tanpa jalan ini, jika ia bisa berjalan di *mangata, maka akan ia lakukan sekarang jika ia tak akan tenggelam.
"By.." Panggil Jidan yang datang dengan jaket tebalnya agar tidak kedinginan.
"Eh? Kok lo nangis?" Tanya Jidan yang duduk di samping Rubby.
Jidan langsung menghapus jejak air mata Rubby di pipinya dengan jempolnya.
Rubby terdiam menatap manik Jidan dengan matanya yang basah. Jantungnya berdegup cepat, *afsun Jidan memang tak bisa di tolak.
![](https://img.wattpad.com/cover/328227764-288-k524366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
FanfictionDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...