Hati hati! Chapter ini mengandung bahasa yang amat sangat tidak boleh di tiru.
Listrik di pasar malam ini padam, seolah olah tak ingin semua orang mengetahui tangisan Rubby.
"Gue.. Kecewa soal yang namanya cinta pertama seorang anak perempuan. Gue udah muak sama yang namanya Ayah. Kata terimakasih sama mohon itu rasanya... Gak sudi gue ungkapin dalam lisan maupun tulisan"
Septian mengeratkan dekapannya dan mengelus surai lembut Rubby.
"Septian.. Buat apa gue hidup kalo gue gak punya orang yang bisa nge didik gue? Buat apa gue hidup kalo di kelilingi ratusan hinaan ketika gue salah sedikit. Buat apa gue hidup tanpa arah? " Tangis Rubby.
"Gue... Ada buat lo. Jangan nyerah, jangan putus asa, lo masih punya gue dan yang lainnya. Gue..
Sayang sama lo
...janji"
Listrik kembali menyala, lalu bianglala berjalan dengan santai.
***
Satu bulan berakhir, dan di dua minggu akhir itu, Rubby rasanya di ratukan, oleh Jino, Sabit, Bastian, Septian, Sean, Jidan, Ricky.
Kalian tau? Mungkin kalian bisa merasakan bagaimana di ratukan oleh seorang lelaki entah teman ataupun pasangan, rasanya lebih dari itu.
Jika ratu memiliki banyak masalah dari Kerajaan lain, maka, mereka akan berperang atau apapun itu.
Jika Rubby memiliki masalah, maka ke tujuh lelaki berada di sekelilingnya. Tujuh bintang mengelilingi bulan.
Bersyukur? Tentu saja, setiap hari Rubby mendapatkan pujian atau usapan tangan pada rambutnya jika ia melakukan yang terbaik.
Kali ini, Rubby pergi ke toko roti sendiri. Ia sudah berjanji akan baik baik saja. Lagu pula Rubby melarang seseorang mengantarnya karena tokonya dekat dan semua orang sibuk.
Rubby pun memasuki toko roti, membeli roti untuk dirinya dan orang orang rumah, juga kakek yang sekarang sudah membaik dan ingin bermain ke rumah.
"Terimakasih, datang kembali"
Selesai belanja, Rubby melihat anak kecil yang terjatuh di tengah jalan. Tapi... Mengapa tidak ada yang membantunya? Kenapa mereka hanya menonton? Padahal truk besar hampir menghampiri anak tersebut.
"Sialan! "
Rubby berlari, se cepat mungkin, mengais anak itu, dan ceroboh, Rubby tersandung, anak itu sudah berada di pinggir jalan.
"Aaaaww" Teriak anak itu.
"Aw! " Rintih Rubby.
Rubby segera bangkit, dan hampir menuju pinggir jalan, sebuah mobil sedan melaju cepat dengan brutal ke arahnya hingga Rubby terpental jauh.
"A-a-ah.. " Rintih Rubby ketika kesadarannya tinggal sedikit lagi.
Semua orang mengerumuninya, ada seseorang yang menelpon ambulans untuknya.
"O-orang orang b-b-bodoh! "
***
K

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
Fiksi PenggemarDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...