20

96 16 0
                                    

Di dalam mobil, Rubby membuka kotak P3K dan langsung mengobati Jino dengan hati hati sambil sesekali meringis ngilu melihat luka Jino.

"Sakit? " Tanya Rubby.

"Nggak, karena ada nona di hadapan saya" Goda Jino.

Rubby tersenyum sambil mengobati luka Jino dengan hati hati.

"Lain kali, lo juga harus lindungin diri lo juga kalo mau nge lindungin orang lain" Ujar Rubby.

"Kalo lo kenapa napa, ntar siapa yang jagain gue? Nanti gue sendiri dong kalo mau keluar rumah selain sama abang gue" Jelas Rubby yang masih fokus mengoleskan salep.

"Dah selesai" Ucap Rubby lalu membereskan kotak P3K dan menyimpannya.

"Nona Rubby" Panggil Jino.

"Iya? "

"Tau gak? Ada cerita... Di sebuah istana, ada seorang pengawal kerajaan yang mencintai putri Mahkota" Ujar Jino menatap kosong ke arah dashboard.

"Oh ya? Terus gimana lagi? " Tanya Rubby.

"Pengawal itu lebih mending menjauh karena adat istiadat kerajaan itu tak boleh seorang pengawal menikahi seorang putri Mahkota. Menurut nona Rubby bagaiman? " Tanya Jino yang kali ini menatap Rubby.

"Menurut gue... Jika dua orang itu saling mencintai dengan tulus, ya harusnya jangan di pisahin. Cinta itu gak mandang gelar, cinta yang tulus itu gak mandang apapun, kecuali gender, kita juga harus normal kali" Jelas Rubby.

"Masalahnya... Pengawal itu cintanya sepihak, terlalu banyak pangeran yang dekat dengan putri Mahkota" Jelas Jino.

"Huft... Ribet banget, tapi... Ya, kalo Pengawal itu tulus, coba aja perjuangin, siapa tau bisa saling mencintai dan melanggar hukum kerajaan, persetan sama kutukan atau apapun itu" Jelas Rubby.

'Benarkah? '

Mereka pun segera kembali ke rumah. Hari sudah hampir gelap, rasanya sangat lelah hingga Rubby terlelap dalam tidurnya.

Jino menggendong Rubby dan memasukan Rubby saat sudah mendapatkan izin dari salah satu saudara Tian's itu.

***

Rasanya setiap hari Rubby terus saja bosan, melakukan hal bermanfaat pun sudah bosan. Olahraga? Tak mungkin.

Clek!

Pintu kamar Septian terbuka dan membuat atensi Rubby teralihkan.

"Bang kemana? " tanya Rubby.

"Keluar"

"Maksudnya tujuannya"

"Keluar"

"Iya sih bener tapi, lo liat bang Bastian gak?" Tanya Rubby.

Septian diam sebentar laku menghampiri Rubby, mengusap rambutnya dengan sedikit gugup.

"Dia balapan" Jawab Septian.

Rubby terlihat menghela nafas lalu melorot kan tubuhnya. "Ish! Balapan mulu tu orang, gue gak ada temen nonton Bread Barber Shop"

"Ikut gue aja yuk" Ajak Septian lalu beranjak dari duduknya.

"Kemana? " Tanya Rubby antusias.

"Keluar Rubby.. " Jengah Septian.

"Jom! "

Septian meraih kerah Rubby yang membuat kaki Rubby tak kembali menginjak lantai.

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang