"Ada apaan tuh? " Tanya seorang lelaki di salah satu sofa.
"Kagak tau " Jawab lelaki lainnya.
Seseorang pun berdiri dari duduknya dan menghampiri mereka lalu menonton pertunjukan tersebut.
"Lo itu gak pantes hidup di dunia i-"
Bugh!
Salah satu dari kedua pria tadi hendak memukul Rubby, namun karena Rubby menghindar, pukulan tersebut mengarah kepada seseorang lelaki yang menonton tadi.
"E-eh? Maaf maaf, gak sengaja" Panik pria yang hendak memukul Rubby tadi.
Lelaki yang tak sengaja terpukul itu menutup hidungnya yang lalu mengeluarkan darah dari hidungnya.
Rubby membulatkan matanya, dan langsung mengambil tisu di dalam tasnya lalu memberikannya kepada lelaki itu.
"Tuh gara gara lo tuh"
"Gara gara cewek itu ya"
Gumam kedua pria tadi yang sangat menganggu telinga Rubby.
"Nih! Urus, bukan tanggung jawab gue" Ujar Rubby lalu pergi setelah melemparkan tisu pada pria yang sendiri tadi hanya bergumam.
"Eh? Eh? Tanggung jawab lo! " Teriak lelaki yang terpukul.
"B-b-boss, m-maafin k-kita y-ya.. " Ucap kedua pria itu dengan terbata.
"Sialan lo berdua" Ucap lelaki itu lalu pergi kembali ke tempatnya.
Di perjalanan Rubby hanya menghela nafas, dan untuk pesanan terakhir menuju sebuah rumah kecil.
Rubby pun menghela nafas lalu mengetuk pintu dan sesekali berteriak agar snang pemilik rumah menampakkan diri, namun sudah 10 menit masih saja belum keluar.
"Ish ini rumah yang ngehuni nya setan apa gimana? Kosong bener kayaknya" Monolog Rubby.
"Buka jangan ya? Gak di kunci. Kalo masuk gak sopan tapi kalo lama gini gue gak bisa kerja santai di cafe" Monolog Rubby kembali.
"Buka aj-"
Clek!
"Eh? Kok tiba tiba kebuka? " Bingung Rubby.
Rubby pun memasuki rumah tersebut tanpa permisi dan sesekali berteriak.
"Pesanan minuman datang! " Teriak Rubby namun masih tak di umbris.
Rubby pun berjalan menyusuri rumah hingga di suatu ruangan, ia melihat sepasang kekasih sedang bercumbu.
"Hah-"
Rubby segera menutup mulutnya dan kembali berlari keluar, ia pun segera menghubungi pemesan kopi itu.
Namun saat Rubby membuka HP nya, tiba tiba terjadi sebuah keributan di dalam.
"Tunggu Sa! Gue mohon! " Teriak wanita di dalam.
"Shh.. Apa lagi? Gue bosen sama lo, lo gak asik, malahan sok asik. Jadi kita putus" Ujar pria disana.
Sepertinya mereka dua orang yang tadi sedang berciuman di dalam, pikir Rubby ketika mengintip mereka di balik pintu.
"Kita baru jadian 87 menit yang lalu, masa iya lo mutusin gue gitu aja? " Ujar sang wanita tak percaya.
Rubby hanya berekspresi datar, sesekali ber julid karena mereka sangat dramatis, hingga pintu terbuka dan membuat Rubby terkejut lalu tersenyum.
Pria yang membuka pintu pun sedikit terkejut lalu tiba tiba memeluk Rubby dan membuat sang empu terkejut.
Rubby dapat melihat tatapan terkejut wanita tadi, dan ia juga bisa melihat bagaimana mata itu memanas hingga air mata di pelupuk kirinya terjatuh membasahi pipi itu.
"Sialan! " Teriak wanita itu lalu menutup pintu rumah dengan sangat keras.
Rubby segera mendorong tubuh pria itu dan menatapnya nyalang.
"Maaf, ini pesanan minuman kopi pemilik rumah ini" Ujar Rubby yang ingin meraih pintu namun di tahan oleh pria tadi.
"Itu gue yang mesen" Ujar pria itu.
"Totalnya 94.000 rupiah" Ujar Rubby.
Pria itu hanya menatap Rubby dengan matanya yang amat sangat genit dan tak kunjung membayarnya.
"Tolong bayar sekarang, saya masih memiliki banyak pekerjaan" Ujar Rubby.
Pria itu masih saja menatap Rubby, entah apa yang di inginkan nya hingga Rubby meraih dompet pria itu.
Tunggu, tidak ada perubahan dari pria itu. Dasar pria gila. Rubby pun menendang kaki pria itu dan akhirnya membuat pria itu tersadar.
"Mohon bayarannya" Ucap Rubby.
"Dompet nya juga di sana" Tunjuk pria itu pada lengan Rubby.
Rubby pun memberikannya.
"Nih, makasih, tapi ini satunya buat lo aja" Ujar pria itu yang memberikan uang dengan segelas kopi pembeliannya.
"Eh? Why? " Bingung Rubby.
"Ck! Banyak nanya lo" Kesal pria itu lalu pergi ke arah mobilnya.
Tapi sebelum memasukinya, pria itu menahan lengan Rubby terlebih dahulu.
"Lo... Kok bisa biasa aja liat gue? " Tanya Pria itu.
"Hah? Emang harusnya kayak gimana? Lo kan manusia pemakan nasi, sama kayak gue, kenapa harus aneh liat lo? " Tanya Rubby.
"Em... Iya sih tap-"
"Shtttt! Gue sibuk" Ucap rubby lalu pergi.
"Wah... Legendary" Gumam pria itu sambil menatap kepergian Rubby.
***
Rubby kembali ke Cafe dan bekerja bersama para pekerja lainnya, sesekali bercanda hal hal yang random bersama Sean.
"Eh eh, kalo hari guru, di sekolah SD gue, pasti gurunya yang jadi petugas upacara" Ujar Sean.
"Kalo guru jadi petugas, yang pembina nya murid dong" Ujar Rubby.
"Gak gitu bego! Lo otak kacang ya!" Ejek Sean.
"Dih! "
Seorang pelanggan pun datang. Ia adalah seorang pria paruh baya bersama seseorang pria yang lebih muda darinya.
Bisa Rubby lihat, mereka pasti orang atas, dan mungkin saja seorang Billionaire.
"Hah?! By, by, by" Panggil Sean.
"Apa sih? Ah elah! " Kesal Rubby, Sean selalu saja berisik.
"Ish! Sensi amat lo! Itu liat, dia orang kaya di sini. Lo kenal gak? Dia paling kaya se-Indonesia loh" Bisik Sean yang menunjuk kepada pria paruh baya tadi.
"Lalu? Sayah harus apah? " Tanya Rubby.
"Si anjir, lo gak kenal? Samperin dulu tuh" Titah Sean yang langsung di turuti Rubby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
FanfictionDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...