Bastian hanya menatap Rubby dengan intens begitu pula sang lawannya. Di sinilah mereka, taman belakang rumah, membicarakan hal yang terjadi saat kemarin.
"Jadi? " Tanya Rubby dengan tatapan sinis kali ini.
"Jadi? Ya lo tau lah, gue gak akan bisa nge biarin orang yang tega mau nyakitin lo" Ujar Bastian.
"Gue tau niat lo baik, tapi cara lo yang salah. Gue suka lo baik sama gue, tapi jangan mikirin gue doang, mikirin orang lain juga. Kemarin anggota gang lawan lo aja ada yang mati seorang. Meskipun seorang lo sama aja pembunuh. Mau lo di penjara? " Tanya Rubby.
"Gue gak akan di pen-"
"Lo bisa aja sekarang ngomong gak akan di penjara! Lo bisa aja tenang soal diri lo sendiri! Lo mikir lagi coba. Di sini gue khawatir sama lo! Gak ada yang tau kapan musibah dateng! " Ungkap Rubby dengan isakkan tangisannya.
"By... Jangan nangis.. Maafin gue.. Gue mohon" Lirih Bastian lalu memeluk Rubby.
"Maafin gue.. Ini juga demi lo... Maafin gue.. Gue janji gak akan ulang lagi. Meskipun iya, gue bakalan mikirin resiko nya. Maaf.. "
"Lo satu satu nya orang yang sedikit lebih baik sama gue dari pada dua orang saudara lo. Tolong jangan bikin siapapun kecewa, apalagi kakek"
"Hm, gue... Gak janji, tapi gue usahain "
Mereka pun melepaskan dekapan tersebut. Bastian mengusap air mata Rubby yang masih mengalir di pipinya.
"Udah ah, nona pengirim gak usah nangis. Lo boleh nangis, asal jangan di depan gue. Kalo nggak gue gigit pipi lo biar bolong"
Rubby tersenyum, rasanya lega bisa memarahi Bastian seperti tadi. Rasanya ia memiliki pelindung jika bersama nya. Apalagi di temani Sabit, Septian, Jino dan ketiga temannya.
***
Hari ini, Rubby pergi ke pasar malam bersama Septian. Sangat jarang bahkan tidak pernah Septian mengajak nya ke tempat seprti ini. Jika tidak ice rink, maka ke club.
"Tumben lo ngajak gue ke sini" Ujar Rubby.
"Gak boleh? " tanya Septian.
"Mm... Aneh aja sih"
Mereka pun pergi membeli tiket, lalu memasuki area pasar malam yang menyuguhkan beberapa permainan dan pedagang.
"Woah.. "
"Cepetan masuk" Titah Septian namun rasanya tak di indahkan oleh Rubby.
"Ck! Ah buruan" Jengah Septian.
"Ih! Pengen itu... " Tunjuk Rubby pada sebuah stand lolipop besar.
Septian memperhatikan Rubby dengan tatapan heran tak percaya.
Sadar akan tingkah bodohnya yang tiba tiba berlaku manja pada majikan membuat Rubby menunduk lalu pergi ke belakang Septian.
"Silahkan maju tuan Septian" Ujar Rubby sambil mempersilahkan Septian maju terlebih dahulu dengan senyum paksaan nya.
Septian malah menarik lengan Rubby, lalu menautkan jemarinya ke dalam jemari Rubby dan membuat Rubby terkejut.
"E-eh? Lo-"
"Diem"
Septian menarik Rubby ke stand lolipop tadi lalu ia membelinya. Rubby hanya menunduk menatap tanah lalu memainkan kakinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/328227764-288-k524366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
FanfictionDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...