10

99 16 0
                                    

Setelah dari makam. Mereka tak langsung pergi ke rumah, tetapi mampir ke sebuah restoran terlebih dahulu.

"Sini gue potongin" Ucap Sabit saat melihat Rubby yang kesusahan memotong steak yang mereka pesan.

"Makasih" Ucap Rubby.

"Lo sebelumnya bukannya kerja di cafe ya?" Tanya Sabit.

"Hm, why? " Tanya Rubby.

"Gak sih" Jawab Sabit lalu meminum segelas wine yang ia pesan.

"Kayaknya kalo lo gak minum alkohol setetes aja lo bakalan mati deh" Gumam Rubby melihat Sabit dengan sinis.

"Hm? Apa? " Tanya Sabit.

"Nggak, itu ada semut lagi baca mantra" Jawab Rubby.

"Lo tiap hari emang minum gituan? Gak takut lo sakit? " Tanya Rubby.

"Why? Jadi se khawatir itu ya lo sama gue? Ahh... Jadi sayang" Ujar Sabit.

"Gini nih, kalo gue ngomong sama cowok sasimo, makin ngalur ngidul "

"Eyy, gue bukan sasimo cum-"

"Sabit! Kamu ngapain di sini?! " Tanya seorang wanita yang di duga pacar Sabit.

"Kan, dasar sasimo lo jadi anak" Gumam Rubby.

"Riona? Kamu ngapain di sini? " Tanya Sabit.

"Lo! " tunjuk Riona pada Rubby.

"Dasar jalang! "

Plakk!

Bukan Rubby yang tertampar oleh Riona, tetapi sebaliknya. Rubby tak salah apapun itu tidak berhak di tampar oleh wanita seperti Riona.

Rubby pikir Riona itu adalah waria yang tersasar. Bisa bisanya Sabit memacari Riona yang makeupnya setebal dosa Sabit.

"Aw! Dasar sialan! " Teriak Riona.

Sabit hanya menonton mereka. Memang harus Rubby santet sih. Udah tau lagi susah malah diem aja.

"Lo ngapain disini anjir?! " Tanya Rubby.

"Maksud lo?! " Tanya Riona tak percaya.

"Hah? Ya lo ngapain di sini? Bukannya orang gila suka di pinggir jalan tuh bolak balik gak nentu arah" Jelas Rubby.

"Da-"

"Riona! Kita putus! " Ucap Sabit lalu menarik Rubby pergi.

"Tunggu! Sabit! Jangan pergi dulu! " Teriak Riona.

"Tuh kan gara gara lo! Makannya jadi cowok gak usah sok ke gantengan! " Ujar Rubby yang sudah ada di mobil.

"Shhh! Bisa diem gak sih?! " Kesal Sabit lalu mengambil sebotol alkohol yang tersedia di dashboard mobil.

Dimanapun dan kapanpun pasti seperti ini.

"Bisa gak sih gak usah minum yang kayak gituan di depan gue?! " Tanya Rubby kesal.

Rubby pun merebut botol tersebut dari tangan Sabit. Sabit hanya melihat sinis Rubby.

"Ck! Gak lucu ah"

"Lo pikir gue nge lucu hah?! Gimana kalo kita kecelakaan gara gara lo mabuk hah?! Mau tanggung jawab lo?! Bisa lo buat gue idup lagi hah?! " Tanya Rubby.

"Ck! Ah! Siniin minuman gue" Ujar Sabit namun Rubby segera meminumnya hingga habis meskipun rasanya sangat tidak cocok dan membuat Rubby pusing.

Sabit melihat itu tak percaya.

"Lo ngapain?! " Tanya Sabit tak percaya.

"Menurut lo?! Bisa gak sih lo berhenti mainin cewek, berhenti minum alkohol juga? Hah?! " Tanya Rubby yang menarik kerah baju Sabit.

"Lo mabuk "

"Argh! Bisa bisanya lo minum yang kayak ginian. Rasanya kayak air comberan " Rancau Rubby tak jelas.

Rubby pun menutup matanya.

"Gue mohon berhenti... " Gumam Rubby.

Sabit tersenyum. "Segitunya lo? "

***

"Argh! Kepala gue sakit! " Teriak Rubby di kamarnya.

Ia pun langsung mandi dan sarapan lalu hendak kembali ke kamarnya tetapi ia melihat Septian dengan penampilannya yang rapi.

"Asep! Gue ikut dong" Ujar Rubby.

Septian melihat kesana kemari lalu kembali berjalan.

"Septian! " Panggil Rubby.

"Apa? "

"Gue manggil lo Asep"

"Asep? Not me" Ujar Septian.

"Ck! Yaudah gue ikut lo ya? Bosen nih" Ujar Rubby.

"Jangan idup kalo bosen mulu" Ujar Septian.

"Ryandra Septian Lunar, biarkan saya mengikuti mu ya? Ya? Please.. " Ujar Rubby.

Septian melihat penampilan Rubby dari atas sampai bawah. Lalu menatap jijik Rubby.

"Ganti baju lo" Ujar Septian.

"Why?" Bingung Rubby.

"Lo gak bisa pergi sama gue kalo baju lo kayak gini" Ujar Septian.

"Ck! Yaudah pake baju apa? " Tanya Rubby.

"Sweater sama celana panjang aja. Pake jaket double"

Setelah menunggu Rubby, mereka pun pergi. Dan sampai di dalam ice rink dengan sepatu khusus dan alat pengaman untuk Rubby.

"Aa! Anjir! Gue takut! " Teriak Rubby.

"Ini semua gak akan bunuh lo kalo lo dengerin arahan gue" Jelas Septian lalu meluncur mengelilingi ice rink dengan sempurna, sementara Rubby hanya diam mematung di pinggir ice rink.

"Woahh... "

Rubby pun bertepuk tangan ketika Septian berada di depannya. Dengan matanya yang berkaca kaca tetapi senyumnya yang lebar.

"Coba lo maju sedikit ke gue" Titah Septian.

"Lo tangkap gue ya! "

"Iyaa... "

Rubby pun maju perlahan, namun serasa Rubby sedikit lancar, Septian pun mundur perlahan.

"Jangan pergi! Biarin gue nangkep lo dulu. Sekali aja! " Teriak Rubby yang panik ketika Septian terus berjalan mundur.

Namun Septian berhenti dengan mata yang kembali memanas mendengar teriakan Rubby.

Flashback

"Pah! Mah! Bentar! Tungguin Ryan" Teriak Septian kecil.

"Sedikit lebih cepat sayang! " Teriak ibunya.

"Jang-aa! " Teriak Septian kecil ketika ia terjatuh di tengah tengah ice rink.

Flashback off

"Aww! " Rintih Rubby saat dirinya terjatuh dan membuat Septian tersadar namun kepalanya sangat sakit.

"Argh! " Rintih Septian saat timbal balik ingatan itu hampir pudar dan ia pun tersadar lalu menghampiri Rubby.

"Lo gak papa? " Tanya Septian.

"Gak papa, kaget aja sih" Jawab Rubby lalu berdiri dan berjalan jalan perlahan melewati Septian yang berada di belakangnya.

"Septi- Eh?! "

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang