"Maaf bikin kepala lo sakit" Ucap Septian.
"Gak papa kali bang, udah gak terlalu juga" Jawab Rubby.
Mereka sedang berada di dalam mobil menuju rumah untuk mengistirahatkan Rubby di kamarnya.
Septian merogoh saku sweater nya seperti sedang mencari sesuatu hal kecil di dalam nya.
"Nih" Sodor Septian masih fokus menyetir.
"Buat? " Tanya Rubby.
"Siapa tau lo bisa lebih rileks makan permen" Jawab Septian.
"Thank you" Ucap Rubby lalu melahap permanen kecil itu.
Septian tersenyum mengingat kenangannya bersama Rubby di pasar malam saat itu, bahwa kita tidak boleh mengunyah permen.
Sampai di dalam garasi, ternyata Rubby tertidur pulas. Dengkuran halus itu menenangkan hati Septian.
Septian lalu mengangkat Rubby dan memindahkannya ke dalam kamar milik Rubby tentunya.
Memberikan selimut hangat untuk Rubby lalu mengelus surainya lembut dan mengecup kening Rubby lembut.
"Gue mohon senyum terus, gue udah ikhlas lo gak inget apapun, tapi terus tersenyum ya... cantik"
Septian pun keluar dari kamar Rubby dan saat di depan kamar Rubby ia di kejutkan oleh Bastian yang tiba tiba datang.
"Anjing! " Kaget Septian.
"Anjing? " Tanya Bastian tak percaya.
"Apa?! " Tanya Septian nyalang.
"Cih! Berani beraninya lo ngomong gue anjing" Ujar Bastian tak percaya.
"Gue kaget"
"Alasan lo! "
Brakk!
Pintu kamar Septian segera ia tutup agar terhindar dari Bastian yang gila itu, ocehannya sangat menganggu pikiran sucinya.
"Heh! Gak sopan lo sama abang sendiri! " Teriak Bastian.
***
Hari ini, Rubby tengah membantu para pelayan untuk memasak makanan untuk nanti makan malam, karena malam ini, Purnama akan berkunjung.
"Nona, biar saya aja yang masak" Ujar pelayan di sana.
"Sebentar lagi kok" Ujar Rubby yang masih memotong wortel.
"By... Biar mereka aja yang masak" Ujar Sabit.
"Bentar lagi bang"
"Kursi gue sebelah gue kosong, sini duduk aja" Ujar Bastian.
"By... " Ujar Septian.
"Bantar abang abang ku tersayang... "
Mereka bertiga menghela nafas dan kembali duduk di meja makan yang sudah ter suguhkan banyak makanan, namun Rubby terus saja ingin memasak sup buatannya.
"Awh! "
Darah segar mengalir di telunjuk Rubby. Bagaikan drama saja.
Semua orang panik termasuk ketiga saudara yang sedang menonton Rubby itu. Mereka lari menghampiri Rubby.
"Tuh kan kata gue juga apa! Duduk aja Rubby... " Ujar Bastian lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
FanfictionDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...