Jino berjalan kesana kemari mencari Rubby sepertinya tidak ada, dan dia mencoba untuk menelponnya.
---
Lelaki yang membully Rubby melemparkan handphone Rubby ke sembarang arah, hingga membuat handphone tersebut rusak.
---
"Hey ladies!" Goda Sabit saat sampai di sekolah Rubby namun tak melihat keadaan sang gadis.
"Aaakkk! Itu Sabit! " Teriak semua wanita lalu mengerubuni Sabit.
"Kalian liat Rubby gak? Yang badannya pendek, putih, pipinya chubby, terus di poni, rambut sebahu" Jelas Sabit dengan senyumnya.
"Oh! Si anak cupu itu ya? " Tanya seorang gadis di sana.
"Yang suka di bully kan kak? " Tanya gadis lainnya.
Seketika wajah Sabit berubah menjadi datar lalu berlari mencari Rubby ke sembarang arah.
"Liat Rubby? "
"Kenal Rubby? "
"Rubby? "
"Dimana ya? "
Yahh... Seperti itulah yang ke tujuh lelaki itu katakan. Dimana Rubby?
Jino mencari ke dalam kelas kelas. Hingga ia melihat kelas yang bertuliskan 12-1 MIPA, yang Jino ketahui itu adalah kelas Rubby.
Ia pun memasuki nya dan menggebrak pintu lalu melihat Rubby yang di rundung oleh beberapa anak lelaki.
"Woahh! Siapa nih? " Tanya anak lelaki yang menjadi ketua perundingan itu.
"J-jino...? "
Jino menyimpan buket bunganya di salah satu kursi lalu menyerang kelima lelaki yang merunding Rubby.
"H-hah?! P-pak! " teriak Rubby.
Brak!
Pintu kembali terbuka dan menampilkan Septian dengan dua kakak nya, tetapi hal yang paling membuat Rubby terkejut ialah ketiga sahabatnya yang juga datang di sana.
Mereka semua membawa buket bunga seketika menyimpannya di atas bangku bangku lalu ikut menyerang para mantan SMA itu.
Kecuali Septian yang langsung menghampiri Rubby dan menangkup wajah Rubby yang sudah panik.
"Lo gak papa? " Tanya Septian.
"G-gu.."
"Tolong bilang lo gak baik baik aja! Gue bakalan buat mereka gak lulus! " Teriak Septian.
"Sekalian satu angkatan lo gue buat gak lulus!" Teriak Sabit sambil menghajar mereka.
"Gue baik baik aja! " Jawab Rubby.
"Jangan bohong! " Teriak Bastian.
"Gue... Beneran baik baik aja" Lirih Rubby.
"Gue gak suka temen yang bohong mulu By" Kali ini Sean yang berkata seperti itu.
Mereka pun menyelesaikan perkelahian tersebut dan mengikat mereka berlima lalu ke tujuh pria itu menatap mereka yang sudah lemah.
"Sebutin alasan kalian " Titah Ricky.
"1"
"E-emm.. Eh?! Apa ya? "
"2"
"Eh! "
"3!"
Satu tamparan menuju pada ketua perundingan tersebut.
"Anjing! Kalian kenapa gak jawab anjing?! " Kesal sangat ketua ketika di tampar oleh Sabit.
"Dari kapan kalian kayak gini? " Tanya Septian.
"Semenjak bang Ricky lulus. Dan alesan kita ngelakuin ini, karena emang dari awal kita semua gak suka karena dia kesayangan guru, dan dia... Kampungan " Jelas sangat ketua.
"Anjing! " Umpat Jidan lalu memukul sang ketua itu dengan brutal.
"Jidan! Udah! " teriak Rubby.
"Lalu? " Tanya Bastian.
"Karena dia gak punya orang tua" Balas anak lelaki disana.
"Bangsat! Babi! Setan! Anjing! Goblok! Bego! Tolol! " begitu lah umpatan Bastian sambil melempar kapur yang tersedia di meja guru.
Tiba tiba deringan ponsel Jino membuat perhatian. Dan Jino pun segera mengangkat telpon dari Purnama.
"Baik Pak! " Ucap Jino.
"Mohon maaf tuan, dan nona. Pak Purnama menyuruh kalian bubar. Dan untuk hal ini, saya akan mengurusnya" Jelas Jino.
"T-tapi pak.. " Lirih Rubby.
"Maaf nona, Pak Purnama memerintah saya untuk tidak meluluskan angkatan nona, kecuali orang orang yang tidak pernah bertindak jahat kepada Anda" Jelas Jino.
"Tapi Pak.. Mereka gak ja-"
"Bacot lo By! " Ujar Sean.
"Lo jangan mungut sampah yang gak bisa di daur ulang" Ujar Sean kembali.
"Tapi... " Lirih Rubby.
"Udah lah! By! Ini bunga buat lo! Selamat atas kelulusan lo! Gue pergi, banyak revisi. Bye! Nih bunga nya jelek kayak lo" Ujar Ricky.
"Kiki! Peluk dulu! " Ujar Rubby lalu Ricky kembali dan memeluk Rubby.
"Seharusnya gue lulus bareng lo aja" Bisik Ricky.
"No! Yang terjadi udah lewat " Balas Rubby.
Ricky pun pergi setelah berpamitan kepada mereka semua.
"Gue juga ya besteh, nih bunganya, semoga hari hari lo selalu inget gue. Congrats" Ujar Sean lalu memeluk Rubby.
"Makasihh... Lo besteh ter ter ter deh" Balas Rubby.
"Buat kalian! L for Lesti, L for LEBOK! "
Untuk selanjutnya Jidan memberikan sebuket bunga untuk Rubby.
"Gue pergi dulu ya, congrats, jangan lupa mampir ke wisudaan gue" Ujar Jidan.
"Tentu! Makasih!" Ucap Rubby.
Dan di sana tinggal Rubby bersama ketiga saudara, Jino dan kelima perundung.
"Kalian? Gak ngucapin? " Tanya Rubby.
"Nggak! " Jawab mereka bertiga.
"Terus tuh bunga? " Tanya Rubby kembali.
"Bukan buat lo" Jawab mereka kembali serempak.
"Cih! Hahaha.. "
"Makasih... Buat kalian, termasuk pak Jino yang nemuin gue pertama. Gue... Bener bener gak tau gimana caranya menggambarkan ucapan terimakasih gue" Jelas Rubby.
Semuanya mematung dan hanya menatap Rubby yang tersenyum lebar hingga mata bulatnya pergi entah kemana.
"Ekhem! Gue... Ada kerjaan. Nih bunga lo, Congrats" Ujar Bastian yang memberikan Rubby bunga.
"Pelukannya? " Tanya Rubby.
Bastian pun kembali dan memeluk Rubby.
"Thanks boy! " Ucap Rubby.
"Shh.. Gue banyak jadwal buat kencan nih. Nih bunga nya, s-selamat ya.. " Ucap Sabit lalu langsung memeluk Rubby.
"Makasihh"
"Ini.. Maaf kalo gue telat bantuin lo" Ujar Septian.
"Lalu? Yang gue harapin itu ucapan selamat lo, bukan permintaan maaf lo " Jawab Rubby.
"Congrats, babe" Ucap Septian lalu memeluk Rubby dan pergi.
"Ini bunga dari saya. Selamat atas kelulusannya, dan jika... Anda tidak nyaman memanggil saya pak, tidak apa" Jelas Jino.
"Makasih Jino" Ucap Rubby.
"Mari saya antar ke depan" Ujar Jino.
"Peluk dulu dong" Ujar Rubby lalu memeluk Jino sekilas dan mereka pergi ke luar.
"Eh?! " Kaget Rubby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boys | JaSuKe
FanfictionDi beri tanggung jawab menjadi pengurus tiga anak musuhan itu bukanlah hal yang amat sangat mudah. Apalagi ketiga anak itu lebih tua dari Rubby. Jika bukan karena keinginan kakek mereka, Rubby tidak akan pernah sudi melihat tiga orang yang di cari...