ending..

149 11 3
                                        

Malam ini Rubby tengah menonton berita di televisi vila di tengah ruangan bersama Bastian, Sabit, dan Septian.

"Seorang gadis kecil tewas di hari ulang tahunnya karena di bunuh oleh ayahnya sendiri, di duga..."

"Bang" Panggil Rubby.

"Hm?" Tanya Bastian.

"Besok gue ulang tahun" Ujar Rubby yang matanya masih fokus terhadap televisi tapi pikirannya tidak.

"Oh iya, lo mau hadiah apa?" Tanya Septian.

"Jalan jalan aja yuk sama gue" Ujar Sabit.

"Lo mau hadiah?" Tanya Bastian.

Rubby tak kunjung menjawabnya dan masih fokus terhadap televisi di depannya dengan tatapan kosong.

"Kalo gue mati di hari ulang tahun gue? Gimana?" Tanya Rubby yang membuat semuanya bungkam, termasuk ketiga temannya yang baru datang bersama Jino sedangkan Purnama sedang bersantai di halaman belakang.

"Sok asik banget sih lo" Ujar Septian.

"Lo aja masih belum inget gue, seenaknya ninggalin gue, anjing lo" Ujar Septian kembali.

"Kan gue bilang kalo, bego" Ujar Rubby.

"Ya gak bakal lah! Orang lo masih segar bugar, sehat" Ujar Bastian.

"Pikir pake otak kacang lo, gak ada yang tau kapan kita mati, kalo gue tau juga gue bakal siksa kalian sampe puas dulu baru mati dengan damai" Jelas Rubby.

"Kalo ngomong jangan ngawur, pikirin perasaan orang yang denger omongan lo" Ujar Sabit yang memang sendari tadi sudah melihat bagaimana ekspresi sedih ke empat pemuda yang sedang berdiri di belakang Rubby.

"Iya.. Tap-"

Septian yang kesal pun segera melemparkan bantal pada Rubby dan mengumpat dengan penuh tekanan.

"Bacot bener mulut lo!" Teriak Septian.

"Aww sakit.." Lirih Rubby lalu di peluk oleh Bastian.

"Mana yang sakit hm?" Tanya nya.

"Ini.." Tunjuk Rubby pada kepalanya.

"Halah! Lebay lo berdua"

"Cemburu? Bilang" Ujar Sabit.

"Dih! Lo juga kan?" Tanya Septian sinis.

"Emang"

***

"Ish! Pengen ngendarain mobil sendiri..." Rengek Rubby.

Semuanya akan kembali pulang namun rengekan permintaan Rubby membuat aksi pulangnya terhambat.

"Nggak boleh, lo itu ceroboh, gak boleh ngendarain mobil sendiri" Ujar Sabit.

"aaa... Abang... Pengen sendiri..." Rengek Rubby yang kali ini menangis.

"Yaudah, asalkan hati hati, jangan ngebut, tetep di belakang mobil kakek dan di depan mobil Sabit oke?" Ujar Purnama yang membuat Rubby senang.

Mereka pun menjalankan mobil dengan posisi dua mobil pendamping di depan, mobil Purnama dan Jino, mobil Rubby, mobil Sabit, mobil Bastian, mobil Septian, mobil Sean, dua motor Jidan dan Ricky lalu dua mobil pendamping lainnya.

Rubby bersenandung kecil kalau mengendarai mobilnya dengan normal tanpa hambatan.

***

"Cewek Bego! Cewek goblok!" Teriak Sabit di depan makam Rubby yang sudah tak di kunjungi oleh orang orang kecuali yang terdekat.

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang