33

64 10 0
                                    

Rubby berlari menuju taman belakang gedung fakultas kedokteran yang jarang di kunjungi oleh orang orang.

Rubby menatap kedua tangannya yang bergetar, air matanya terus meluncur. Bisa bisa nya ia seperti ini.

"Tangan kotor!" Gumam Rubby.

________

Di lain tempat Ricky hanya menatap ke sana kemari, heran melihat semua orang yang terus menunduk melihat handphone dengan tatapan tak percaya.

Tiba tiba teman Ricky berlari ke arahannya dengan panik sambil memegang handphone di tangannya.

"Ki! Lo masuk ke grup baru gak?" Tanya teman Ricky yaitu Taki.

"Hah? Grup apa? Gak ada tuh" Jawab Ricky.

"Nih liat, salah satu anak fakultas hukum ngirim ini" Ujar Taki.

Ricky yang melihat itu melotot tak percaya. Apalagi saat ia melihat video Rubby yang sedang membentak ketiga temannya.

Ricky langsung berlari untuk mencari Rubby, namun sebelumnya ia mengirimkan bukti bukti itu pada grup Enhybe.

__________

"Hah? Video apa nih?" Gumam Septian yang membuka roomchat di handphonenya.

Ia membaca semuanya dan memutar videonya lalu memanggil Bastian dan juga Jino untuk segera pergi ke kampus Rubby.

__________

Ricky mencari Rubby ke kelas nya, namun yang ia dapat hanya kumpulan anak anak tadi yang menonton aksi Rubby dan Eliza.

Ricky langsung menghampiri Eliza dan menarik kerahnya membuat Eliza yang tak bisa melawan tenaga Ricky terpaksa berdiri.

"Dimana Rubby?" Tanya Ricky tajam.

"Gue gak tau" Jawab Eliza serak.

"Jangan bohong!" Bentak Ricky.

"Kita gak tau ki, Rubby tadi lari keluar" Ujar Alya.

Ricky langsung berlari keluar entah kemana tapi terus saja berlari sesuai apa yang ada di pikirannya.

___________

Septian, Bastian, dan Jino berlari menuju kelas Rubby namun disana ia hanya menemukan hal yang sama seperti Ricky sebelumnya.

Septian menghampiri Eliza dan menarik kerahnya. Eliza yang sudah tidak memiliki tenaga karena pikirannya itu langsung di buat sempoyongan oleh nya.

"Ini siapa lagi anjing?" Kesal Ria yang sudah tau mereka itu keluarga Lunar.

"Dimana Rubby?" Tanya Septian.

"Gue gak tau anjing! Dia pergi keluar! Sampah kayak dia gak pantes di sini!" Kesal Eliza.

Bastian mengambil alih cengkraman Septian.

"Kagak ngaca lo?! Yang sampah di sini itu lo! Gak tau terimakasih! Asal lo tau! Rubby bukan sampah, meskipun iya, dia bisa di daur ulang jadi lebih sempurna!" Bentak Bastian.

"Iya! Kagak kayak lo! Udah limbah! Murahan! Gak tau diri! Dan yang paling mengerikannya lo idup dengan segala jokes bapak bapak lo! Terus mana posisi lo sekarang di depan gue lagi" Teriak Septian.

Bastian segera menyenggol lengan Septian dengan tatapan yang membola.

"Lo gak boleh gitu, kasian anjir anak orang anjir, mana yatim lagi" Bisik Bastian yang masih dapat terdengar.

"Ish! Gak papa kali bang, orang kita juga yatim, jadi gak dosa" Jelas Septian.

"Eh iya ya"

Jino yang sendiri tadi mengedarkan pandangannya tak melihat Rubby lalu menarik kedua saudara itu untuk keluar.

"Sepertinya tidak di sini" Ujar Jino lalu ia berlari di ikuti kedua majikannya itu.

___________

Rubby menangis sejadi jadinya, kali ini tak ada siapapun di sekitarnya, jadi ia bisa menangis sepuasnya.

"Kenapa...? Dari awal sebenarnya gue itu kenapa?"

"Rubby!" Panggil Jidan yang datang bersama Sean di sana.

Jidan langsung berlari memeluk Rubby erat, seolah olah Rubby akan hilang jika Jidan melepaskan pelukannya.

"Hiks! Gue... Hiks! Gue.. kenapa..? Hiks! Gue siapa...? Hiks!" Tangis Rubby pecah di dalam dekapan Jidan.

"Lo Rubby, lo Rubby sahabat gue, Bella Rubby Zygo" Ujar Jidan.

"Siapa? Gue siapa? Gue siapa?!" Teriak Rubby dengan suaranya yang bergetar dan tangisannya yang pecah.

"Rubby..." Lirih Sean.

"Rubby!" Teriak Ricky.

"Nona Rubby!" Dan kali ini Jino yang berteriak dan datang bersama Septian dan Bastian.

Mereka berlari menghampiri Rubby yang tubuhnya di dekap hangat oleh Jidan yang matanya sudah berkaca kaca.

"By.. Maafin gue.. Gue telat dapet infonya" Gumam Ricky sambil menunduk.

Sean yang melihat itu berusaha menenangkan Ricky dengan mengelus pelan punggungnya sebagai tanda pemberian semangat.

"Ji.." Panggil Rubby.

"Hm?" Tanya Jidan.

"Gue siapa?"

Semuanya menatap Rubby nanar, mengapa ia menjadi se berubah ini? Apa yang Eliza dan kawan kawan nya lakukan?

"Gue siap Ji? Tolong jawab gue..."

"Lo Rubby! Lo adik gue!" Teriak Septian.

Rubby terduduk lemah. Ia masih tak mengerti dengan semuanya. Begitupun kalian kan?

Septian meraih tubuh Rubby memeluknya hangat dan sedikit erat.

"Kita pulang" Bisik Septian.

"Jangan sampe gue bikin mereka semua gak lulus juga" Bisik Septian kembali.

Mereka pun pulang dengan selamat, meskipun mereka masih khawatir kala tangan Rubby masih bergetar saat di mobil.

Septian langsung menyuruh Rubby membersihkan diri lalu mengantarnya ke alam mimpinya.

"Bang.." Panggil Rubby dengan suara seraknya.

"Iya?" Tanya Septian.

"Tangan gue..."

"Kenapa?" Tanya Septian kembali.

"Tangan gue udah nampar orang..." Lirih Rubby yang matanya kembali memanas.

"Gak papa... Itu hak lo. Dan... Emang dia juga yang salah" Ujar Bastian.

"Guee... sayang sama kalian.." Cicit Rubby yang masih dapat di dengar.

Bastian dan Septian saling memandang lalu membuang muka sambil dengan tatapan jijiknya dan pikiran kotor mereka.

'Kayak pasutri anjir!' batin Bastian.

'Pikiran gue kotor sih, fix! Amit amit, gue masih normal' batin Septian.

Tak lama dari sana, dengkuran halus Rubby membuat mereka tenang. Rubby terlihat lelah dengan semuanya, semoga hal yang sama tak akan pernah terulang.

Crazy Boys | JaSuKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang