25. Dua Pilihan!

505 31 0
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

Earth berkunjung ke healing center tempat dimana Sakista menenangkan pikirannya dari hal-hal kacau tentang kota Jakarta.

Tentang keluarganya yang tiba-tiba tidak mengenakan di hati, terlebih keseluruhan tentang Zein yang membekas didalam otak serta pikirannya.

Sakista tersenyum getir sembari memandangi laut, "Gue bisa sampai disini cuma karena gue jadi pengagum rahasia lo cukup lama, Ze"Ucapnya sembari menghembuskan nafas.

"Dimana mba?"Tanya Earth, tak lama petugas healing center itu memberitahukan lokasi Sakista.

Earth menganggukan kepalanya dan pantas berjalan ke arah Sakista sahabatnya, "Kis" Panggil Earth.

Sakista menyeka air matanya yang belum lama jatuh, "Eh, lo Earth"Jawab Sakista melihat sahabatnya datang.

Earth menaikan salah satu alisnya, "Abis nangis ya?"Tanya earth menyeka air mata Sakista.

"Kis, lo disini untuk menangkan pikiran, relax for your every moment now! Jangan pikirkan selain kesehatan mental lo"Ucap Earth pada Sakista dengan wajah yang mengiba.

Sakista tertawa dan mengangguk, "Iya, Earth! I'm fine kok"Jawabnya mengelak.

"Tumben lo kesini, kenapa?"Tanya Sakista pada Earth

Earth mengidikan bahunya, "Gapapa gue kesepian aja, Moana di Amsterdam dan gue cuma punya temen lo doang yang ada di Bali yang seluas ini"Keluh Earth pada Sakista.

"Dih, lo kan punya suami"Ledek Sakista mencolek dagu Earth.

Earth memutarkan bola matanya. Malas, "Lo lupa gue sama Bumi, nikah bukan karena cinta, kalau gue nikah karena cinta sama Bumi, mungkin gue gak akan sekesepian ini"Balasnya.

Sakista tertawa, "Ya cinta itu kan tumbuh dengan sendirinya, asal lo membuka hati sepenuhnya dan gak menutup semua kemungkinan"Jawab Sakista pada Earth.

Earth tersenyum, "Lo hebat ya Kis!"

"Hah kenapa emang?"

"Bahkan, lo punya beban yang lebih berat dari gue, tapi lo bisa nasehatin gue kaya gini, nemu kaya dimana lagi gue sahabat kaya lo dan Moana?"Tanyanya pada Sakista dengan wajah beruntungnya.

"Aaaaa, kok mellow?"Tanya Sakista merangkul sahabatnya.

---

Seminggu berlalu, Bumi masih terngiang apa yang dibicarakan oleh Zein dan Riko tempo itu di kantornya bahwa Shabrina ada di bali.

Di satu langit yang sama dengannya, dengan menghirup oksigen di kota yang sama.

Perasaan itu menyeruak kepermukaan entah perasaan cinta ataukah yang lainnya.

Di satu sisi, ia tidak bisa untuk mengkhianati sahabat sekaligus istrinya saat ini, Earth.

"Haii"Panggil Earth memasuki ruang CEO yang berada di kantor Bumi.

Bumi terkehut membelalakan kedua matanya, "Ngapain?"Tanya Bumi menghampiri Earth.

Earth menaikan salah satu alisnya, "Pertanyaan macam apa itu?"Tanya Earth tidak terima.

Bumi cengegesan, "Ya, maksud gue, lo ngapain ke sini?"Tanya Bumi merangkul Earth untuk duduk di sofa ruangannya.

"Gue bawa makanan buat lo, Mom bilang lo suka banget ini, jadi gue bawain deh"Ucap Earth dengan semangatnya membuka rantang yang ia bawa.

Mendadak Nikah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang