18. Wedding

862 35 0
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

Setelah beberapa jam melakukan perjalanan udara, akhirnya mereka sampai di salah satu villa mewah yang berada di sana.

Yap!

Villa keluarga Putra's Group, "Welcome to Bali, Jeremy"Ucap Joe pada rekan kerjanya.

Jeremy menghampiri Joe dan memeluknya, "Thank's Joe, villa yang sangat menawan"Balasnya.

"Gimana perjalannya jeng?"Tanya Berlyn pada Jimmy.

"Menyenangkan"Balasnya.

"Oh ya, Keisha, beri salam sama Tante Berlyn dam Om Joe"Perintah Jimmy pada anak tunggal perempuannya.

"Om, Tante"Salam Keisha pada mereka.

"Hei Kei"Balas Berlyn.

"Kalau gitu, kalian bisa istirahat dulu aja ya? Pemberkatan pernikahan dilaksanakan sore nanti kok"Ucap Berlyn pada Jimmy.

Earth membelalakan kedua matanya, "Gak ada gitu fungsinya gue disini selain kaya boneka yang apa-apa harus nurut?"Gumam Earth sebal.

"Menyebalkan-"

"Ah ya, Bumi, Bum-"Teriak sang mama memanggil anak laki-lakinya.

"Yes. Mom-"

Berlyn tersenyum, "Kamu antar Keisha, ke kamarnya ya, atau kalian boleh loh menghabiskan waktu bersama"Ucap Berlyn mengedipkan salah satu matanya pada Bumi.

"Bye, sayang"Pamit Berlyn dan Jimmy.

"B-bye, Mam"Balas Earth.

"Lo lagi lo lagi"Ucap Bumi dengan jengah menghampiri Earth.

Earth memutarkan bola matanya malas, "Jangan salah paham atas ini semua, gue dateng ke sini juga bukan mau nikah sama lo ya, Bum"Ucap Earth penuh penekanan.

Bumi tertawa kecil, "Emang siapa yang mau nikahin lo? Kalau pun terpaksanya gue harus nikahin lo, itu hanya status dan gak ada feel apapun gue ke lo, ingat tuh!"Ucap Bumi pada Earth.

"Heh, sialan ya lo! Lo pikir gue mau sama cowo freak kaya lo? Enggak! Gue bisa cari bule-bule tajir yang mau nikah sama gue nantinya"Balas Earth dengan senyuman smirk.

"Lo liat aja, ada atau enggak, bule yang mau sama cewe rata kaya lo"Ucap Bumi memakai kacamatanya lantas meninggalkan Earth sendirian.

"Ihhh, sialan lo"Teriak Earth dengan kesal.

Ia melihat bagian dadanya yang tidak terlalu berisi, "Emang gak gede sih, tapi masih oke kok"Gumamnya.

Hari semakin senja, matahari perlahan sudah mulai turun, tak terelakan lagi pernikahan antara Bumi dan Earth hanya menghitung jam.

"Mo, lo yakin gue udah cantik?"Tanya Sakista pada Moana.

Moana memutarkan bola matanya malas, "Lo tanya kaya gitu udah sampe 100 kali ke gue, dan jawab gue masih sama lo cantik Kis. Heran deh gue"Jawab Moana sebal.

Sakista tertawa, "Ya, gue kan harus tampil cantik di pernikahan sahabat gue Mo, emang gue salah?"Tanya Sakista lagi.

"Lo mau tampil cantik di pernikahan Earth, apa mau tampil cantik biar Zein ngelirik lo sebelum dia menghilang dari sisi lo?"Tanya Moana memoleskan bedak ke wajahnya.

Sakista menganggukan kepalanya, "Pernyataan kedua lebih masuk akal sih, Mo"Balasnya.

Moana tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Ya, kalau bisa lo sikat aja dia nanti sekalian, ajak ke kamar, tidurin deh, kalau perlu-"Moana menatap Sakista.

Mendadak Nikah (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang