L3 | sembilan

42 20 5
                                    

Tit Tit!! Tit Tit!!

Bunyi alarm berasal dari ponsel Nathan, membuat ia mau tak mau bangun dari tidurnya.

05.30 am

Nathan berinisiatif untuk mandi di jeding kamar Alzena.Ketika dipertengahan mandi, Alzena bangun dari tidurnya.Sayup-sayup ia mendengar suara siraman air,membuat Alzena panik sendiri.

"Siapa yang mandi di jeding saya?" tanya Alzena kepada dirinya sendiri dengan nada tersirat ketakutan.

"Apakah makhluk aneh tadi malam?" tanyanya lagi.

Alzena masih sibuk dengan pikirannya tentang makhluk aneh tadi malam, sepertinya ia melupakan bahwa Nathan tadi malam bersamanya.

Cklek!

Suara pintu terbuka mengagetkan Alzena,tersadar dari pikiran negatifnya tadi.

Nathan yang melihat Alzena takut dan kaget secara bersamaan pun mengernyit bingung.

"Ze?" panggil Nathan lembut.

"Udah bangun?" tanyanya lagi tanpa menghilangkan nada lembutnya.

Alzena berangsur lega,ia senang.Ternyata bukan makhluk aneh yang mandi,namun Nathan,si penyelamat?.

"Do you have eyes? Kalo saya belum bangun, tidak mungkin saya duduk seperti ini" jawab Alzena seraya menetralkan ekspresinya.

"Huft" helaan nafas keluar dari mulut Nathan.Lalu,ia menuju sofa untuk mengambil ponselnya.

"Mau kemana Ze?" tanya Nathan yang melihat Alzena beranjak dari tidurnya.Alzena hanya melihat Nathan dengan tatapan datar tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Nathan.Alzena melanjutkan langkahnya menuju jeding.

10 menit berlalu.

Sebenarnya Alzena sudah selesai mandi,namun ia enggan untuk membuka pintu.Pasalnya ia bingung,ketika bertemu dengan Nathan nanti,ia harus mengucapkan minta maaf dan terima kasih atau tidak.Bukan! Bukan karena gengsi,tapi ia berfikir,Apakah itu perlu? Apakah itu penting?.

Cklek!

Akhirnya ia membuka pintu dan sudah memiliki keputusan yang harus ia lakukan setelah ini.

Perlahan,Alzena menghampiri Nathan yang tengah bermain game.

"Nath" panggil Alzena.

"Nathan?" panggilnya lagi.Karena yang dipanggil tak kunjung memberikan balasan, akhirnya Alzena menyenggol lengan Nathan pelan.

"Eh,ada apa Ze?" tanya Nathan setengah kaget.

"Saya mengucapkan terima kasih karna anda bersedia menolong saya dan menemani saya tidur, dan saya juga meminta maaf bahwa saya sangat merepotkan anda,menguras kesabaran anda, Dan terima kasih sekali lagi karna anda sudah sabar menghadapi saya" tutur Alzena panjang lebar membuat Nathan terenyuh.

"Ternyata si kutub bisa alay juga" ucap Nathan dalam hati,selalu.

Nathan tengah berfikir,ia tidak boleh menyia-nyiakan momen ini.Jangan sampai jawabannya kali ini membuat ia gelo di kemudian hari.Beberapa detik kemudian,ia mengeluarkan senyum smirknya.

"Gw mau maafin lo,asalkan lo melakukan permintaan dari gw,Gimana?" tanya Nathan dengan menaik turunkan alisnya.

"Satu doang kok,nggak banyak" ucap Nathan lagi.Meyakinkan Alzena agar mau menyetujui permintaannya.

"Apa?" tanya Alzena pasrah.

"Ekhem, Lo harus omongan sama gw pake bahasa gw-lo selama 15 hari" ucap Nathan

"Maaf,saya tidak mau melakukan itu" ucap Alzena dengan tegas.

"Ya udah kalo gitu selama 1 bulan"

"Saya tidak bisa Nathan"

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang