L3 | duabelas

43 23 20
                                    

typo adalah seni

HAPPY READING ALL!!!

***

"Lah terus," tanya Elga tak paham.

"Soalnya gw nggak nembak dia,gw bilangnya 'lo mau jadi miliik gw?',udah,gw bilangnya gitu aja."

"Lah sama aja!"

"Pokoknya gw nggak mau kalo hubungan gw sama Alzena dinamakan pacaran," ungkap Nathan sungguh-sungguh.

"Ribet amat lo!" hardik Jordan kesal.

"Karna bagi gw,hubungan kayak gini itu lebih berarti daripada sekedar pacaran," ungkap Nathan mendramastir.

"Hubungan tanpa kepastian maksud lo?" ejek Jordan.

"Ya nggak gitu,hubungan dengan mengistimewakan satu sama lain tanpa menomor duakan Tuhan dan orang tua.Hubungan yang dilandasi dengan komitmen."

"Lo nggak bisa cemburu kalo gitu,kan lo bukan pacarnya," ucap Elga mengikuti alur pembicaraan temannya,meskipun agak sulit.

"Dia orangnya dingin dan nggak mudah akrab sama orang,jadi gw yakin kalo ke depannya gw nggak bakal cemburu.Kalo dia,gw nggak yakin ada rasa cemburu sama gw."

"Lo sama Alzena saling suka nggak si?" tanya Jordan bingung dengan percintaan temannya itu.

"Huh,nggak tau gw," jawab Nathan membuat kedua temannya tambah greget.

"Ribet hidup lo!" ungkap Elga sinis.

***

Nathan masih setia menunggu Alzena yang kini baru saja memasukkan buku dan alat tulis ke dalam ransel.Nathan sudah paham dengan kebiasaan gadis itu,lebih suka pulang ketika kelas sudah sepi," gw malas berdesakan",""gw nggak suka disenggol", jawab Alzena ketika ia tanyai beberapa hari yang lalu.

Diperjalanan menuju parkiran,sama seperti hari sebelumnya,tetap dalam keadaan hening,tidak ada percakapan ringan atau sekedar lirikan,hanya saja hari ini ada sedikit perbedaan.Mereka jalan bersisihan,dengan tangan mereka yang saling menggenggam,atas permintaan Nathan tentunya.

"Mau langsung pulang,Ze?" tanya Nathan menghentikan langkahnya di depan motor Alzena.

"Iya,Nath," jawab Alzena lembut,lebih tepatnya mencoba untuk lembut.

"Okay,see you next time."

"See you next time too,dear," balas Alzena dengan senyum manisnya,lalu memakai helmnya dan melaju begitu saja.

"Emang cuma lo,Ze,yang ahli bikin hati gw berdisco," ujar Nathan sembari geleng-geleng.

Ia pun menaiki motornya dan berlalu dari parkiran.

***

Cklek!

Pintu kamar Nathan terbuka.Muncullah sosok remaja SMA yang sekarang cosplay menjadi seorang pendekar tanpa kenal lelah,siapa lagi kalo bukan Nathanel Rafeo.

"Bro,gimana hasilnya?" tanya Izone.

"Lancar jaya kan?" tanya Bram.

"Yes,thanks more!" seru Nathan sambil membantingkan dirinya ke kasur.

"Yang kita lakuin nggak buat ratu takut secara berlebihan,kan?" tanya John khawatir.

"Kayaknya nggak deh,John.Gw kasihan pas Alzena ketakutan,asli.Tapi gw juga suka lihat ekspresinya,bikin candu," ungkap Nathan seraya tersenyum sendiri.

"Candu mana sama senyumnya ratu?" tanya Bram menggoda.

"Gw candu sama semua yang ada di Alzena," jawab Nathan penuh arti.

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang