L3 | dua tiga

19 8 14
                                    

typo adalah seni

HAPPY READING ALL!

.......

Suasana malam yang begitu sunyi, Elga membenarkan letak kacamatanya sebentar sebelum melanjutkan kegiatan yang ia lakukan, membaca buku.

Di sisi kanannya terdapat Jordan, badannya berguling-guling tidak tentu arah. Piyama abu-abu gelap tersingkap ke atas memperlihatkan perutnya yang kurus. Tidak begitu buncit juga tidak begitu membentuk kotak-kotak.

Dengkuran halus menemani Elga yang terlihat jelas masih serius dengan buku di hadapannya, tidak terusik dengan tingkah Jordan.

Mereka hanya berdua, sebenarnya tadi ada Nathan di sini, sekarang anak itu harus menemani pacarnya, Alzena untuk berbelanja.

Karena dilanda kebosanan, Elga menghela sejenak sebelum mengambil segelas air di atas nakas. Meneguknya pelan, jakunnya terlihat naik turun membuat kesan manly pada diri Elga.

Mengusap sebagian wajahnya, matanya tidak merasakan kantuk sedikitpun. Matanya melirik sekilas ke arah Jordan yang sangat pulas dalam tidurnya. Elga menggelengkan kepala, Jordan itu memang pelor selalu.

21.58 WIB 

Tulisan yang tertera dalam ponsel milik Elga.

"Udah jam segini, tapi Nathan belum pulang juga?" gumam Elga pelan. Jarinya menelusuri room chat dengan Nathan, aktif satu jam yang lalu.

"Belanja nggak mungkin selama itu, kan?"

Mengenai sosok Alzena, Elga sebenarnya tidak perlu banyak ikut campur urusan Nathan. Tanpa sadar, Elga terkadang memperhatikan gerak-gerik Alzena yang nampak terkesan misterius, membuat Elga mengharuskan turun tangan.

Tidak banyak yang ia ketahui tentang Alzena yang sekarang. Mungkin hanya seputar, Alzena itu dingin, misterius dan selalu sendirian. Juga Alzena anak yatim piatu namun kekayaannya segudang yang tidak akan ada habisnya.

Tentang teman? Alzena tidak memiliki teman satu pun. Mungkin bisa dikatakan tidak ada yang berani menjadi teman Alzena karena aura gelap yang melekat pada diri Alzena. Kecuali dua orang. Nathan yang sekarang sudah menjadi pacar Alzena, dan Shena, yang hingga saat ini masih berusaha mendekati Alzena agar menjadi temannya.

Tentang keluarga? Entahlah, sulit dijelaskan.

Nathanel Rafeo

Udah mlm, lo knp blom balik?

[22.04]

Pesannya terkirim juga ceklis dua abu-abu. Tidak biasanya hati Elga merasakan gelisah seperti ini. Hanya ada nama Nathan dan Alzena dalam pikirannya, seolah-olah memaksanya agar harus tetap terjaga dengan rasa penasaran yang menghantui dirinya.

Kamar dengan interior gelap itu nampak sekali seperti kuburan, sepi. Hanya terdengar suara AC juga beberapa hewan kecil yang bersahutan.

Elga berjalan menuju balkon kamarnya, meninggalkan Jordan sendirian terlelap di sana. Sahabatnya itu sangat ingin sekali menginap di rumahnya dengan alasan rumah lo rumah gue juga, El.

Karena pada dasarnya Elga tahu apa yang dipikirkan Jordan, tentu saja ia mengetahui bahwa Jordan sangat merindukan kasurnya yang empuk juga nyaman. Jordan sudah mengakui bahwa dia dibuat jatuh cinta dengan kasur Elga.

Ting!

Nathanel Rafeo

Gue otw pulang

[22.06]

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang