L3 | lima belas

37 23 15
                                    

Hey you everyone! <3

Apakabar sahabatku?

Jangan lupa votmen ye!

Follow juga doubleZet99

"typo adalah seni dari jari yang menari"
.
.

HAPPY READING ALL!!!

✤ black rose ✤


Jam 3 di cafe...

Alzena dan Nathan termasuk tipe orang yang tepat waktu, lebih baik datang terlebih dahulu dan menunggu daripada datang akhir dan membuat orang lain menunggu. Seperti saat ini, mereka berdua sudah tiba di cafe. Tentunya Nathan duluan yang tiba, karena memang ia sengaja datang awal

Alzena yang baru memasuki cafe, langsung melihat sosok Nathan yang sedang duduk sendirian di bangku pojok dekat kolam ikan. Itulah tempat favorit mereka, selain tempatnya lebih sejuk, juga bisa melihat berbagai macam ikan dan tanaman hias. Begitu memanjakan mata.

"Udah pesen belum, Nath?" tanya Alzena setelah duduk di seberang Nathan.

"Udah, Ze. Lo belum makan nasi 'kan?" tanya Nathan memastikan.

"Belum. Nath ... ada maka-"

"Gue juga udah pesen french fries sama air mineral," ujar Nathan cepat, membuat Alzena tersenyum senang.

"Btw, kenapa lo ngajak gue ketemuan. Ada apa?"

"Emang kalo ketemu harus ada alasan ya?" 

"Iya lah, Nath."

"Gue kangen lo, makanya pengen ketemu sama lo."

"Nath, kenapa lo suka ngajak gue ke sini?" tanya Alzena menatap Nathan serius.

"Biar hemat," jawab Nathan dengan nada gurau.

"Dih, dasar lo!"

"Gue suka di sini karena kita bebas, nggak terbatas sama waktu, mau sampe pagi pun pasti bisa, lo mau ke tempat lain?" tawar Nathan.

"Nggak, disini aja, gue suka kok tempat ini, apalagi di atas."

"Mau makan di rooftop aja?" tanya Nathan langsung.

"Eh! Nggak gitu maksud gue, makan disini aja," jawab Alzena cepat. Padahal ia hanya mengatakan kalau suka di rooftop, bukan berarti mengajak untuk ke rooftop, dasar Nathan.

"Ini kak, pesanannya," ucap pelayan yang baru datang sembari menaruh pesanan ke atas meja.

"Terimakasih," ucap Nathan.

"Lo nggak makan, Nath?" tanya Alzena karena melihat pesanan nasi hanya satu.

"Nggak, Ze. Gue tadi udah makan nasi sama mommy di rumah."

"Ya udah, itu kentangnya kalo lo mau makan ya makan aja, Nath, nggak papa kok," ujar Alzena dengan nada sedikit mengejek.

"Haha, iya, Ze.Gue lagi nggak pengen ngemil," jawab Nathan setengah tertawa.

Alzena menatap makanannya dengan mata berbinar, membuat siapa saja yang melihatnya terasa lapar. Cara makannya yang lahap menjadi daya tarik tersendiri bagi sosok Alzena Damasca. Nathan melihat Alzena dengan tatapan bahagia karena Alzena selalu jadi dirinya sendiri, tidak peduli jika orang lain menyukainya atau tidak.

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang