L3 | dua tujuh

12 3 32
                                    

typo adalah seni

HAPPY READING ALL!

.......

Keadaan kelas XI IPS E sangat kacau balau, semua penghuni di sana berbondong-bondong untuk menyuarakan suara emas yang mereka miliki. Tidak semua, ada juga beberapa orang yang hanya diam sembari memperhatikan atau hanya diam karena tidur.

Salah satunya Alzena.

Kelas Alzena tentu kelas Nathan juga. Mereka satu kelas, hal itu membuat keduanya saling mengawasi satu sama lain. Lebih tepatnya Nathan yang selalu mengawasi pergerakan Alzena, jika dulu sebelum pacaran, Nathan selalu diam-diam memperhatikan Alzena dari jauh. Sederhana namun Nathan bahagia. Sekarang Nathan leluasa menghampiri Alzena kapan saja, tidak hanya mengamati Alzena dari jauh seperti dulu.

Kelas XI IPS E bukan termasuk kelas buangan. Di sana tetap ada murid yang memiliki kapasitas otak kepintaran. Minus dari kelas itu sendiri karena penghuninya memiliki mulut toa alias pengeras suara. Jika dibandingkan dengan kelas lain, kelas inilah yang sangat sering membuat jajaran guru pusing sembilan keliling.

Berisi pelawak.

Berisi duta dangdut.

Dan ada juga yang kalem seperti batu.

Seperti Alzena dan Elga, namun keduanya tertutupi oleh sikap dominan yang dimiliki kelas XI IPS E.

Perempuan dengan name tag Seetey Shena itu nampak melirik ke arah tempat duduk Alzena. Dari awal memasuki kelas ini, Shena terlihat sekali tertarik ingin mendekati Alzena. Shena memperhatikan Alzena dari jauh, tanpa teman namun tetap tenang. Dan itu membuat Shena semakin tertarik agar bisa menjadi teman satu-satunya Alzena.

Sikap yang dimiliki Alzena membuat banyak manusia yang sebenarnya ingin sekali mendekat, sikap Alzena sangat dingin melebihi Elga, membuat semua orang berakhir mundur secara perlahan. Benar-benar bisa membentengi diri dengan baik.

"Pstt! Alzena?" bisik Shena. Tempat duduk mereka bersebelahan. Alzena di barisan kedua dari depan, begitupula Shena. Alzena sebelah kanan dan Shena sebelah kiri. Untung saja depan depan Alzena adalah murid yang tidak gampang ikut campur.

Alzena melirik sekilas Shena, raut datar khas Alzena membuat Shena terpengarah. Shena termasuk orang yang menyukai sikap antagonis, bukan berarti ia juga bersikap demikian. Karena menurut Shena, sikap tersebut menunjukkan suatu keberanian yang dalam.

"Nanti ke kantin bareng gue, mau nggak?" tawar Shena sudah beberapa kali mencoba mengajak Alzena dan jarang sekali diterima.

Sebelum Alzena membuka suara, Shena memotong, "mau ya?" Tatapannya dibuat semelas mungkin, hati Shena selalu tenang berada di dekat Alzena disaat orang lain dibuat ketar-ketir. Perempuan itu sangat berbeda dari yang lain.

"Lo nggak bosan sama Nathan mulu? Sekali-kali sama gue lah, Ze. Yaaaa?" memperdaya Alzena dengan ucapan bernada. Alzena nampak berpikir sebentar. Ia sudah berniat ingin meminta maaf kepada Nathan atas apa yang menimpa mereka kemarin sore. Tetapi, tidak enak juga menolak lagi ajakan Shena yang sangat cerewet.

Dengan berat hari, Alzena mengangguk membuat Shena memekik girang.

"AWW MAKASIH ZE!"

***

Ratunya Pendekar 👑🌹

Gue ke kntn brng Shena g bs sm lo, gntinya jln ntr sore, gmn?

Nathan menahan bibirnya yang berkedut salah tingkah. Baru kemarin ia sangat kecewa dengan sikap Alzena, tidak dapat dipungkiri bahwa Alzena juga obatnya.

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang