L3 | tiga belas

46 24 12
                                    

typo adalah seni

HAPPY READING ALL!!!
.

"Nah,itu lo tau.Gw nggak peduli masa lalu lo kayak gimana,karena yang kita hadapi itu masa sekarang dan masa yang akan datang,gw nggak perlu tau masa lalu lo,yang terpenting gw ada sekarang buat lo dan kehadiran gw ada di masa depan lo," ujar Nathan penuh harap.

"Nath,bukannya masa lalu sama masa depan ada sangkutannya ya?Iya,kan?" desak Alzena.

"Ada...," jawab Nathan menggantung tapi langsung ditanggapi ceria oleh Alzena,"kalo lo sangkut-sangkutin ya ada sangkut pautnya," ucap Nathan,membuat wajah Alzena kesal.

"Nggak selamanya orang buruk bakal terusan buru,Ze.Pasti ada masa dimana dia menjadi baik," ujar Nathan sembari mengelus kepala Alzena.

"Saya iyain sajalah,Nath."

"Pake 'saya' nih?" goda Nathan.

Malam itu,mereka habiskan bersama.Dari sekedar bercengkrama tentang kehidupan,kejahilan Nathan dan bahkan hanya menikmati udara saja,ketika mereka sama-sama diam.

Bagi Alzena,Nathan adalah tujuan hidupnya.Dulu,sebelum mengenal Nathan,Alzena adalah orang yang pendiam juga tertutup.Dia tak ingin ada seorang pun yang mengetahui tentang cerita hidupnya yang bisa dibilang 'kelam'.

Namun,entah ada apa dengan Alzena yang saat ini begitu membutuhkan Nathan disetiap detiknya hingga membuat Alzena ingin selalu terikat dengan Nathan.

"Ze,kapann-kapan ke rumah gw yuk!" ajakan Nathan berhasil membuat Alzena berhenti dari kesibukannya,memandangi langit.

"Lo yakin?" tanya Alzena tak percaya.

"Kalo gw sih yakin-yakin aja,apa lo...yang nggak yakin?" tanya Nathan balik.

"Gw takut Nath," ujar Alzena lirih,"ntar kalo keluarga lo benci gw gimana?" lanjut Alzena sambil mngerucutkan bibirnya.

Nathan yang melihat ekspresi Alzena langsung terbahak,"bwahahaha!!!"

"Keluarga gw nggak kayak keluarga di sinetron-sinetron,Ze.Dan satu lagi,keluarga gw nggak doyan makan manusia,jadi lo nggak usah takut,"jelas Nathan yang sedikit terkekeh karena ekspresi Alzena yang masih sama,membuat Nathan gemas dan langsung mencubit kedua pipi Alzena.

"Ututu,ratunya pendekar kok takut,jadi tambah sayang deh!"

Alzena yang mendengarnya pun,hatinya sedikit menghangat/aku juga,hehe.Dirinya yakin,memang Nathan lah rumahnya untuk pulang.

"Gw jadi curiga deh Nath," Nathan yang mendengar pernyataan Alzena hanya mengerutkan keningnya pertanda tak paham.

"Jangan-jangan lo dulu pernah giniin cewek lain," ucapan Alzena membuat keadaan disitu menjadi hening sesaat,"atau lo punya cewek lain selain gw?" lanjut Alzena setelah mendapati Nathan hanya terdiam.

Suasana malam yang indah itu kini menjadi seram bagi keduanya,indahnya langit sudah tidak mereka peerhatikan,hembusan angin malam yang semakin menembus kulit tidak mereka hiraukan,mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

"Kok lo tau,Ze?Jangan-jangan lo dari dulu suka nguntit gw ya?" jawab Nathan dengan komuk serius.

Seperti baru terbang tinggi lalu dijatuhkan disaat itu juga.Itulah yang Alzena rasakan saat ini.Ia menyangka bahwa Nathan tidak pernah berpacaran dengan siapapun selain dirinya,itupun terbukti saat ia satu kelas dengan Nathan.Nathan sudah menyukai dirinya namun tidak dipedulikan olehnya.

Apakah Alzena yang terlalu terbawa perasaan dan percaya diri bahwa dia adalah yang pertama dan terakhir untuk Nathan?.

"Saya mengantuk,saya akan pulang," pamit Alzena sembari berdiri dan langsung berjalan tanpa bertatap muka dengan Nathan.Nathan pun langsung mencekal tangan kanan Alzena.

Lika-liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang