typo adalah seni
HAPPY READING ALL!
.......
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Nathan. "Masuk aja, Mom," ucap Nathan sembari menatap langit-langit kamar.
"El bangun tidur?" tanya Mommy melihat anak bungsunya sedang merebahkan badannya di kasur.
"Enggak, Mom, El cuma tiduran doang, ada apa Mom?" tanya Nathan setelah dia posisi duduk.
"Ada Ale tuh di bawah, mau ketemu nggak?"
"Ya mau banget lah, Mom, btw Alzena udah lama atau baru aja dateng, Mom?" tanya Nathan.
"Udah lumayan lama sih, dari tadi ngobrol sama Mommy, saking serunya Mommy jadi lupa kalo El pacarnya Ale, untung Mommy ingetnya nggak pas Ale pulang," jelas Mommy.
"Emangnya Alzena nggak nyariin El, Mom?" tanya Nathan lagi.
"Nggak tuh, El mau nemuin Ale, nggak? Kok dari tadi nanya-nanya mulu," ucap Mommy membuat El meninggalkan kamarnya.
Baru Nathan ingin menuruni tangga, sudah dikejutkan dengan kehadiran seseorang, Alzena. Jarak diantara keduanya hanya 3 tangga.
"Lo nyariin gue?!" tanya mereka bebarengan.
"Duh, kalian emang jodoh deh kayaknya," ucap Mommy ketika melewati keduanya. Nathan salting euy!
"Ke balkon kamar gue, yuk!" ajak Nathan setelah keduanya selesai dengan kekehannya.
"Gue mau masak sama Bunda," jawab Alzena jujur, karena tadi ketika mereka sedang mengobrol, Mommy bilang mau masak, dan Alzena mengajukan diri untuk ikut Mommy masak.
"Besok-besok aja," jawab Nathan masih keukeuh mengajak Alzena menikmati pemandangan kota di balkon kamarnya.
"Gue udah bilang sama Bunda kalo mau bantu masaknya sekarang, Nathan," ucap Alzena masih tidak mengiyakan ajakan Nathan. Apakah Nathan menyerah? Oh, tentu saja tidak, Pendekar kok lemah!
"Tadi Mommy bilang mau apa?" tanya Nathan kemudian. Nathan sudah sangat hafal, pasti saat seperti ini, Mommynya sedang pergi berbelanja ke supermarket terdekat, karena anak gadis kesayangan Mommy datang.
"Tadi Mommy bilang mau ke supermarket dulu, gue mau ikut tapi malah disuruh nemuin lo dulu, gue jadi nggak ikut deh," jawab Alzena dilanjut dengan curhatnya.
"Mommy kalo belanja lama, mending lo nunggunya sambil ngobrol sama gue di balkon kamar gue," rayu Nathan, karena dia sangat ingin mengobrol dengan Alzena.
"Ya udah deh, tapi nanti kalo Mommy udah dateng, gue ke bawah ya," jawab Alzena memberi syarat.
"Iya Ratu iya, nanti kalo gue denger suara Mommy dateng, gue omongin," ucap Nathan, padahal Mommy jarang berteriak, tidak seperti dirinya yang jika setiap masuk rumah selalu berteriak.
Cklek!
Nathan memasuki kamarnya, diikuti oleh Alzena yang berjalan di belakangnya, "kamar lo siapa yang beresin?" tanya Alzena hanya sekedar basa-basi, tapi, jika boleh jujur, kamar Nathan benar-benar rapi.
"Kadang Mommy, kadang juga gue, tapi lebih sering Mommy sih," jawab Nathan tanpa berbohong. Alzena mengangguk-anggukan kepalanya pertanda dia paham dengan yang dijelas oleh Nathan.
Tadi, setelah Nathan pulsek, dia memberitahukan kepada kawan-kawan ghostnya untuk sembunyi dulu, karena Alzena akan datang tentunya. Setelah itu, mereka bertiga pergi, salah satu dari mereka ada yang menjaga kamar Nathan, John. Agar tidak ada hantu yang menampakkan diri di sekitar kamar Nathan.
"Duduk sini, Ze," ucap Nathan sembari menepuk-nepuk tempat di sampingnya, kini mereka berdua sedang ada di sofa panjang di balkon kamar Nathan.
"Lemari sama pakaian-pakaian itu dari lo?" tanya Nathan membuka percakapan.
"Iya, lo suka nggak?" tanya Alzena.
"Suka kok," jawab Nathan sambil menunjukkan senyumnya, yang lebih manis daripada madu.
"Lemarinya ganggu kenyamanan lo, nggak?"
"Enggak, lemarinya aja diem, mana bisa ganggu," jokes Nathan.
"Siapa tau lemarinya bernyawa," balas Alzena, menanggapi jokes Nathan.
"Nggak kok, Ze, gue nyaman-nyaman aja kalo ketambahan lemari satu."
"Bener, lo beneran nyaman?" ucap Alzena lagi, memastikan.
"Iya, semua yang dari lo, gue suka," ucap Nathan tulus.
"Pas lo beliin gue lemari, lo kepikiran apa sih," tanya Nathan heran, bisa-bisanya Alzena kepikiran buat beli lemari, maksud dia apa beli wadah beserta isinya?
"Agar lo inget gue terus, setiap lo liat lemari, lo inget gue deh," jawab Alzena asal. Sesungguhnya Alzena beli lemari hanya iseng aja, biar beda dari yang lain.
"Gue juga inget lo terus kalik," ucap Nathan sembari mengacak-acak rambut Alzena yang tergerai.
"Ze, gue mau tanya lagi boleh?"
"Boleh kok, Nath."
"Lo sama Elga ada hubungan apa?" tanya Nathan tenang. Alzena diam, tidak menjawab ataupun menoleh ke Nathan.
"Lo kalo nggak mau jawab nggak papa kok, Ze."
"Lo udah tau, kan?" Nathan mengangguk.
"Terus kenapa masih nanya ke gue?" ujar Alzena seperti tidak nyaman dengan topik kali ini.
"Gue pengen denger lo ngomong langsung, Ze."
"Iya, Elga sepupu gue. Lo mau gue cerita?" Nathan mengangguk antusias.
"Mau! Mau banget," seru Nathan, dia sudah bersiap untuk mendengarkan cerita Alzena. Meskipun dia sudah tau cerita tentang keluarga Alzena dari Elga, namun itu dari sudut pandang Elga, Nathan ingin tau dari sudut pandang Alzena.
"Lo tau kan, kalo ortu gue udah nggak ada?" tanya Alzena tidak membutuhkan jawaban. Nathan mengangguk pelan, meskipun Alzena tidak melihatnya, karena Alzena menatap lurus ke depan.
"Ortu gue meninggal pas gue kelas 5 SD. Ortu gue meninggal bukan karena penyakit, Nath. Mereka sama kayak bokap lo, dibunuh. Dan gue liat sendiri mayat ortu gue," terang Alzena, sungguh menyakitkan bila mengingat kejadia pada saat itu. Hatinya hancur, benar-benar hancur.
"Gue milih tinggal sendiri, nggak mau bareng keluarga, setiap gue liat mereka, hati gue sakit, Nath," keluh Alzena, bulir bening membasahi pipi Alzena secara perlahan.
"Kasus pembunuhan ortu gue nggak diselidiki sampai ketemu pelakunya, walaupun mereka sudah mencari cukup lama. Dan seluruh anggota keluarga sepakat untuk mengikhlaskannya, kecuali gue. Gue nggak terima kalau pembunuh ortu gue masih berkeliaran di luar sana," Nathan melihat sorot mata penuh dendam yang terpancar dari mata Alzena. Nathan ikut merasakan sakit yang Alzena rasa, Nathan tau dengan pasti bagaimana perasaan Alzena, karena Nathan sendiri juga mengalaminya.
"Ze, apa gara-gara itu lo jadi psychopath?" Nathan khawatir dengan keadaan mental kekasihnya. Ditinggalkan kedua orangtua dalam waktu bersamaan, bukanlah hal yang sepele, apalagi saat itu Alzena baru kelas 5 SD. Nathan kagum dengan kekasihnya, begitu kuat.
____________________________
Tbc🌹
Btw, happy eid adha everyone!

KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku Luka
Random✤𝐉𝐮𝐝𝐮𝐥 𝐥𝐚𝐦𝐚: 𝐅𝐢𝐠𝐡𝐭𝐞𝐫 𝐆𝐡𝐨𝐬𝐭 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐐𝐮𝐞𝐞𝐧 𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝✤ Nathan trauma darah, teman hantu. Alzena psikopat, takut hantu. Mereka bersama didampingi segala perbedaan. Perbedaan yang sangat besar membuat hubungan keduanya harus d...