Chapter 22

3.9K 574 33
                                    

Vote
&
Komennya.

Jennie meraih kedua tangan Jisoo dan kedua matanya menatap lekat kedua mata Jisoo, tenggorokannya terlihat naik turun dengan lambat. "Jisoo-ya, kau mendengarkanku, huh? Menikahlah denganku, aku berjanji akan melakukan apapun setelah kita menikah nanti, aku berjanji akan mencintaimu, Kim Jisoo, maukah?" Ucap Jennie lagi dengan napas yang cukup terengah, gadis itu tampak grogi saat mengucapkan setiap kata-katanya.

Jisoo mengerjapkan kedua matanya, karena sejak tadi dia hanya terdiam dan mendengar ucapan Jennie, kedua tangannya mulai menyentuh kedua pipi Jennie. "Jennie-ya, tidak perlu terburu-buru, aku yakin kau melamarku hanya karena perasaanmu sedang emosi sekarang, lebih baik pikirkan lagi.." Jisoo menarik napasnya panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Aku memang mencintaimu, tetapi.. jika pernikahan kita hanya di landasi karena kau sedang dalam emosi, itu tidak akan berjalan dengan baik kedepannya, kau tahu menikah itu bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk selamanya, setelah kita menikah, kau akan menjadi milikku seutuhnya, jiwa dan ragamu, semuanya akan menjadi milikku dan apakah kau sudah bersiap jika semua itu akan terjadi? Aku sudah tidak ingin ada nama Lisa lagi setelah kita menikah nanti." Ucap Jisoo dengan wajah seriusnya.

"Aku..."

"Aku masih belum selesai, Jennie-ya..." Jisoo memotong ucapan Jennie lagi dan sorot matanya sungguh sangat terlihat dalam.

"Apa kau masih sangat mencintai Lisa?" Sedetik kemudian semuanya hening, pertanyaan Jisoo kali ini tidak dapat di jawab apapun oleh Jennie, hingga satu tetes airmata keluar kembali dari satu mata Jennie.

Jisoo memejamkan kedua matanya, airmatanya ikut mengalir membasahi pipinya, setelah itu, dia kembali membuka matanya dan menatap wajah Jennie, satu tangannya menghapus airmata Jennie. "Tidak perlu kau jawab, airmata mu sudah mengartikan semuanya, maaf karena aku sudah memaksamu untuk bersamaku satu tahun ini, maafkan aku karena aku sempat menghalangimu untuk mencaritahu keberadaan Lisa, maaf untuk semuanya, sebagai balasannya.."

Jennie menggelengkan lemah kepalanya, ia semakin terisak hingga kedua bahunya terguncang begitu saja. "Tidak.. jangan katakan apapun, Jisoo-ya, pleasee...menikahlah denganku, maafkan aku untuk semuanya." Ucap Jennie dengan napas yang tersenggal.

Jisoo tersenyum tipis. "Sebagai balasannya, aku akan melepasmu sekarang, kau boleh kejar Lisa, kau boleh cari tahu ada apa dengannya, jika semuanya sudah jelas dan keputusanmu akan kembali padanya, aku yang akan mundur." Dia melanjutkan perkataannya yang sempat terputus.

Mungkin rasanya sakit sekali, tetapi inilah yang menjadi pilihan Jisoo.

"Aku melakukan ini, karena aku ingin kau bahagia, dengan siapapun nanti dirimu, yang terpenting kau harus bahagia, jika kau memang menginginkanku suatu saat nanti, hatiku akan tetap terbuka lebar untukmu, hanya untukmu." Dia mengakhiri kalimat terakhirnya dengan kecupan yang cukup lama di dahi Jennie, keduanya terus berderai airmata.

"Jisoo-ya, mianhae.. mianhae, Jisoo-ya." Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Jennie, sedih rasanya mengetahui ini semua, Jisoo benar-benar tulus mencintainya, dia hanya menginginkan Jennie bahagia, kebahagiaan Jennie adalah yang utama.

"Bukan waktunya minta maaf, kejarlah Lisamu, aku yakin ada sesuatu yang terjadi padanya hingga dia tidak mengingatmu."

*****

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang