Chapter 39

4.4K 483 18
                                    

VOTE
&
KOMEN SESUAI ISI CERITA

*****

Daehan, bocah kecil yang kini mengalami kejang pada tubuhnya akibat suhu tubuhnya yang kembali naik, dokter segera membawanya ke ruang ICU untuk penanganan lebih lanjut.

Kepanikan dan kecemasan dari raut wajah orang-orang dewasa yang sangat menyayanginya yang sedang menunggunya diluar terlihat jelas tersirat diwajah mereka sekarang.

Jisoo terus menangis, dia bahkan tak sanggup untuk berdiri, kedua matanya sudah sembab seolah menggambarkan kesedihan yang teramat dalam sedang menimpanya.

"Jisoo-ya, kau harus tenang, putramu pasti kuat menghadapi semua ini." Rosé menenangkan di sebelahnya, dia mencoba memeluk Jisoo dan memberi usapan lembut di lengan Jisoo meski sang ayah menatapnya dengan tatapan sinis karena bagaimanapun beliau hanya setuju bila putrinya kembali dengan Jennie, bukan gadis lain.

"Uri Daehannie, masih terlalu kecil untuk menghadapi semua ini, Chaeyoung-ahh. Seharusnya aku saja yang sakit, aku merasa tidak berguna menjadi ibunya karena aku tidak menjaganya." Jisoo merancau dengan napas yang begitu sesak, gadis bibir love itu masih menangis di dalam dekapan Rosé yang juga membuat dada Rosé basah akibat air matanya.

"Tidak, ini bukan salahmu, Jisoo-ya. Berhenti menyalahkan diri sendiri."

"Appa, sudah memberitahu dampak dari perceraian yang kau lakukan pada Jennie sebelumnya, andai saja kau tidak egois dan lebih memikirkan Daehan, sudah pasti Daehan tidak mengalami ini semua, Jisoo-ya." Timpal ayahnya yang justru terkesan menyudutkan Jisoo.

"Yeobo..." Lirih sang istri mengingatkan.

Jisoo tidak berniat untuk membalas ucapan ayahnya yang terasa begitu pedas, hatinya terlalu sakit memikirkan Daehan yang sedang berjuang di dalam, sedangkan Rosé diam-diam melepaskan pelukannya dengan lembut dan gadks blonde itu nampak berdiri dari kursinya, ia membungkuk sopan sebelum akhirnya dia mengeluarkan pendapatnya.

"Maaf Tuan, Kim. Jika saya lancang, Seharusnya anda berhenti menyalahkan Jisoo di keadaan yang seperti ini karena seperti yang kita semua ketahui bahwa Jisoo adalah ibu dari Daehan dan tidak ada seorang ibu yang ingin melihat anaknya sakit seperti sekarang ini."

Raut wajah ayah Jisoo semakin memerah, urat di dahi dan lehernya menyembul keluar, sedangkan sang istri semakin mengelus lengannya dengan lembut. "Sudah, yeobo. dia benar, gadis itu benar...."

Kedua rahang pria paruh baya itu semakin mengencang, namun ketika mulutnya hendak menjawab, satu dokter laki-laki dan dua perawat wanita yang sedang mendampinginya itu keluar dari ruangan ICU membuat semua pandangan mereka teralihkan termasuk Jisoo yang kini sudah berlari kecil menghampiri dokter tersebut.

"Dok.. bagaimana dengan putraku? Apakah dia baik-baik saja?"

Hening.....

Tidak ada jawaban dari mulut sang dokter, raut wajahnya mengisyaratkan sesuatu yang sangat dalam yang sulit untuk mereka nilai.

"Dokter???" Jisoo bertanya lagi dengan raut wajah penuh kecemasan.

Sedetik kemudian dia mendengar helaan napas dari sang dokter. "Maaf, Ma'am..."

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang