Chapter 30

4.4K 467 84
                                    

VOTE
&
KOMENNYA GUYSSS ~

*****

"Teruntuk gadis yang amat sangat kucintai, tahukah kamu betapa aku sangat mencintaimu? Bahkan aku tak tahu betapa banyak rasa cintaku padamu, sehingga banyaknya kalimat yang akan kutulis untuk mu ini mungkin tak sanggup untuk menggambarkan seluruh isi hatiku padamu, kau gadis yang ku temui saat itu, ketidaksengajaan yang berubah menjadi takdir, aku mengingat sekali awal pertemuan kita, sampai akhirnya sesuatu terjadi dan kau memintaku untuk berpura-pura menjadi kekasihmu, saat itu aku tidak ingin, bahkan aku bersikeras menolakmu karena yang kutahu, kau gadis gila yang menyebalkan! Tetapi kau sangat memaksaku, ntah kenapa hatiku perlahan sedikit terenyuh, hingga akhirnya aku menyetujuinya dan benar saja, kau memang gadis gila, gadis gila yang membuatku akhirnya tergila-gila padamu, gummy smile mu, kedua mata kucingmu, raut wajahmu yang cantik, keseksian tubuhmu, aura mu yang menarik, seakan telah mengambil seluruh hidupku, jika sebelumnya aku pernah meninggalkanmu, aku minta maaf, tetapi ketahuilah bahwa kau adalah rumahku, sejauh apapun kaki ini melangkah meninggalkanmu, nyatanya aku akan kembali padamu karena kau tujuan akhir dari hidupku, sekali lagi, terimakasih untuk segalanya, kau adalah rumah dan duniaku, aku sangat mencintaimu.

Dari LILI, untuk NINI."

Satu tetes airmata Jisoo terjatuh saat membaca sebuah kertas putih yang masih terselip di antara banyaknya bunga tulip putih itu, Jisoo memegang dadanya yang terasa sesak, dia baru saja mengetahui bahwa Jennie telah berbohong padanya, itu bukan bunga tulip untuk dirinya melainkan Lisalah yang memberikan itu untuk Jennie.

Jisoo akhirnya menyimpan kembali kertas putih itu di dalam buket bunganya dan ia memilih untuk memejamkan kedua matanya kembali di samping Jennie yang sudah terlelap sejak tadi.

*****

Jennie POV

Suara kebisingan langkah kaki membuatku harus terpaksa membuka kedua mataku yang masih terasa rapat dan ngantuk ini, aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku dan menggosok kedua mataku untuk menjelaskan pandanganku yang baru saja bangun dari tidurku.

"Sayang? Kenapa membereskan pakaianmu? Kau mau pergi kemana?" Tanyaku dengan suara serak ketika melihat Jisoo sedang merapikan pakaiannya dan memasukannya ke kopernya.

Aku mencoba untuk bersandar pada headboard untuk mengumpulkan nyawaku yang masih belum terkumpul, lalu kedua mataku menyipit melihat jam dinding yang berada di dalam kamarku, jam itu masih menunjukan pukul empat dini hari.

"Aku ingin pulang kerumah orangtuaku untuk sementara waktu, tetapi aku tetap akan menjemput Daehan nanti jika dia memang sudah di perbolehkan untuk pulang." Ucapnya dengan dingin tanpa menoleh kearahku.

Apakah aku berbuat salah?

Aku beranjak turun dari ranjangku dan menghampirinya, aku memegang tangannya yang sedang sibuk melipat pakaiannya dan memasukannya kedalam koper.

"Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba ingin pulang kerumah?" Tanyaku padanya.

"Tidak apa-apa, aku hanya bosan dirumah dan merindukan kedua orangtuaku." Jawabnya lagi dan melepaskan tanganku dengan lembut.

Lagi-lagi, dia tidak mau menoleh menatapku, aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku. "Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarmu nanti."

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang