Chapter 31

4.2K 527 84
                                    

VOTE
&
KOMENNYA ~

*****

Lisa POV

Tidak ada yang dapatku lakukan selain dengan ini caranya, aku tengah duduk di hadapan kedua orangtua Jennie, jangan tanya bagaimana aku dapat melakukannya, dengan usahaku yang susah payah akhirnya kedua orangtua Jennie membiarkanku masuk kedalam rumahnya dan saat ini, kami sedang duduk di sofa ruang tamu, aku duduk menghadap orangtuanya dan aku sedikit meremas tanganku sendiri untuk menenangkan jantungku yang berdegup kencang.

"Tadi kau bilang, ada sesuatu yang ingin kau sampaikan pada kami dan ini ada hubungannya dengan kau dan juga putriku, apa itu?" Ucap ayahnya dengan suara yang berat lalu aku menarik napasku panjang dan menatap wajah ayahnya lalu ibunya secara bergantian, jujur saja, wajahnya terlihat menyeramkan.

"Yang pertama, aku datang karena aku ingin minta maaf bahwa aku pernah meninggalkan Jennie, itu semua karena aku pernah mengalami kecelakaan dan terkena amnesia." Ucapku menjelaskan.

"Maksudmu?" Timpal ibunya kali ini, aku menghelakan napasku dan menjelaskannya lagi, aku menjelaskan tanpa mengurangi atau melebihkan, aku mengatakan yang sebenarnya telah terjadi.

Setelah aku berhasil menjelaskan semuanya ayah dan ibunya saling menatap untuk beberapa detik, lalu menoleh kembali kearahku.

"Tetapi, tetap saja kau sudah terlambat, Lisa. Putriku sudah menikah." Kini nada suara ayahnya terdengar lebih ringan dari sebelumnya, mungkin hatinya sedikit merasa iba mendengar ceritaku.

Aku berdeham untuk kesekian kalinya dan mengenggam erat tanganku sendiri. "Aku tahu, uncle, aunty. Bahwa putri kalian sudah menikah, tetapi.. sebelum pernikahan itu terjadi, Jisoo datang menemuiku dan dia mengatakan bahwa dia melakukan ini hanya untuk menyelamatkanku dan juga orang-orang di sekitar Jennie termasuk Jennie sendiri." Ucapku dengan hati-hati, aku hanya tidak ingin menyinggung perasaan orangtua yang pemarah ini.

"Maksudmu?" Tanya nya lagi, sedangkan ibunya hanya diam menatapku.

"Maaf sebelumnya jika aku harus mengatakan ini, kita semua tahu orangtua Jennie mampu melakukan apa saja untuk putri tunggalnya itu dan terakhir kali, kau mengancam bahwa kau akan memutuskan kerjasama perusahaanmu dengan perusahaan ayahku dan terlebih lagi, Jisoo juga tidak ingin kedua orangtuanya terkena dampak akan sifatmu, jadi dia memutuskan untuk menerima perjodohan ini lalu dia mengatakan bahwa dia akan memberikan Jennie kembali padaku." Ucapku berdeham diakhir, aku sangat gemetar sekarang, perasaanku takut sekali, tetapi hanya ini yang dapat kulakukan, jika mengingat tentang Jennie, rasa takutku seakan hilang, aku tidak bisa membiarkan Jennie pergi dari hidupku meskipun aku dilihat seperti seorang pengemis tetapi aku tidak peduli.

Aku melihat raut wajah ibu dan ayahnya memerah, apalagi ayahnya, bahkan urat di dahi dan lehernya menyembul keluar, ibunya hanya mengelus lengan suaminya itu dan memberikannya cangkir minum yang sudah berada diatas meja.

"Jadi inti dari permasalahan ini yang kau maksud adalah aku?" Ujar ayah Jennie yang suaranya seperti tertahan.

Aku menggeleng dengan cepat. "B-bukan seperti itu, uncle, aunty. Aku sama sekali tidak berpikir kesana, ini semua awal permasalahannya ada di aku, semua menjadi rumit setelah aku terkena amnesia, maafkan aku." Ucapku sungguh-sungguh.

"Lisa, apapun yang Jisoo katakan padamu saat itu, seharusnya kau tidak perlu menagihnya, kau tahu bahwa pernikahan itu bukanlah hal yang patut di permainkan? Mereka sudah terikat oleh janji suci mereka, jika sebelumnya Jisoo berjanji akan memberikan putriku padamu, lupakan saja, mungkin saat itu, keadaanlah yang membuatnya harus berjanji seperti itu." Ibunya bersuara dengan lembut.

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang