Chapter 38

4.1K 465 46
                                    

VOTE
&
KOMENNYA ~

*****

"Sampai kapan kau akan memelukku seperti ini? Aku harus lanjut meeting, sayang." Lisa mengecupi pelipis Jennie dengan lembut, kedunya masih berada di dalam ruangan kerja milik Jennie, setelah Lisa berhasil melamarnya dengan cincin berlian indah itu, kini keduanya berpelukan di atas sofa seolah Jennie enggan melepaskan Lisa dari dalam pelukannya.

Jennie mendongakan kepalanya dan menunjukan wajah polos yang menggemaskan. "Bolehkah aku ikut meeting bersamamu?"

Mendengar pertanyaan tersebut, lantas membuat Lisa menatap sang kekasih pujaan hatinya yang masih memakai lengannya sebagai bantalan kepalanya, satu tangannya menyentuh pipi mandu milik sang kekasih, jari panjangnya menyelipkan rambut Jennie ke belakang telinganya. "Kenapa ingin ikut meeting? Apa kau masih mencemaskan soal Diana?" Lisa bertanya dengan nada yang lembut dan penuh kasih sayang, tentu saja dia harus melakukan itu agar Jennie tak salah paham yang akan berujung merajuk pada dirinya.

"Selain itu, aku juga ingin tahu seperti apa perusahaan yang sedang di jalani oleh calon istriku, apakah kau keberatan?" Ucap Jennie yang membuat kedua pipi Lisa merah merona mendengar kata 'calon istri.'

Gadis jangkung itu tersenyum sambil mengulum bibir tebal miliknya sendiri. "Baiklah, calon istri, apapun yang kau inginkan aku akan menurutinya."

Jennie terkikik gemas, dia mengecup bibir tebal Lisa sekilas. "Let's go!"

Keduanya pun beranjak dari atas sofa dan merapikan penampilan mereka yang cukup berantakan sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi ke perusahaan milik Lisa.

Di sisi lain....

"Chaeyoung-ahh, jeongmal gomawoyo." Jisoo berbicara dengan lembut dan kedua mata yang berbinar.

Seharian ini, Rosé benar-benar menemani Jisoo yang tengah berada di rumah sakit, bahkan mereka sudah melakukan sarapan pagi dan makan siangnya secara bersama.

Di raihnya tangan Jisoo yang berada di atas meja, gadis berambut blonde itu mengelus lembut punggung tangan milik si bibir berbentu love. "Jangan terus berterimakasih padaku, kau harus fokus dengan kesehatan putramu dan kau harus berjanji padaku bahwa kau akan selalu menjaga kesehatanmu untuk putramu." Ucapnya dengan lembut, ntah ada keberanian dari mana yang membuat Rosé akhirnya memberanikan diri untuk menyentuh tangan Jisoo bahkan mengelusnya dengan lembut.

Jisoo terpaku untuk sesaat, mungkin dia masih tidak percaya bahwa di masa yang terpuruk ini, ada seseorang yang menemaninya yaitu Rosé, gadis blonde itu benar-benar ada di sisinya bahkan sedang mengenggam tangan Jisoo dengan cukup erat.

"Do you hear me, Jisoo-ya?" Sambung Rosé lagi.

Jisoo mengerjapkan kedua matanya untuk segera membawa dirinya kembali ke alam sadarnya yang sempat teralihkan oleh Rosé.

"Y-ya, aku mendengarmu, Chaengie. Tetap saja, sudah seharusnya aku mengucapkan terimakasih banyak untukmu dan ya, aku pasti akan menjaga kesehatanku untuk menjaga putraku." Jawab Jisoo yang akhirnya mengeluarkan suaranya, diliriknya sekilas tangan Rosé yang masih mengenggamnya yang membuat Jisoo tersipu malu.

Namun, sepertinya gadis blonde itu menyadarinya bahwa Jisoo melihat ke arah tangannya, tidak ingin membuat Jisoo merasa tidak nyaman, gadis blonde itu memutuskan untuk melepaskan tangannya dari sana dengan segala perasaan canggungnya. "M-mian." Ucapnya terbata sebagai tanda permintaan maafnya, Jisoo menggelengkan kepalanya.

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang