Chapter 37

4.2K 457 35
                                    

VOTE
&
KOMENNYA SESUAI ISI CERITA, BUKAN "LAGI THOR, DOUBLE UP THOR."

*****

Rosé POV

Adakah disini seseorang yang merindukan kedatanganku? Setelah sekian lama aku menghilang, sekarang aku kembali datang dan tentu saja aku memiliki sebuah alasan.

Alasan itu karena Jisoo, kemarin di saat aku sedang bekerja, dia menghubungiku, dia bercerita banyak hal sambil menangis yang membuatku merasa sangat iba mendengarnya, karena bagaimanapun, kita pernah sedekat nadi sebelum akhirnya kita sejauh matahari.

Dia pernah menjadi orang terpenting dalam hidupku meski tidak lama, saat itu aku memang menolaknya karena aku beranggapan bahwa aku masih memiliki kekasih yang dimana, Lisa menghilang tanpa kabar, tetapi tidak dapat kupingkiri bahwa memang Jisoo pernah membuatku menyukainya.

Selain karena fisiknya yang cantik, dia juga memiliki hati yang sangat baik, sepertinya itu masih terbukti hingga sekarang karena dia lebih memilih untuk merawat putranya seorang diri dan melepaskan Jennie agar Jennie bisa hidup bahagia dengan seseorang yang menjadi pilihannya.

Jisoo-ku memang wanita yang baik, kan?

Jisoo terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba, aku datang ke Korea tanpa sepengetahuan dirinya dan aku memutuskan segera bergegas menuju rumah sakitnya untuk menjenguk putranya dan tentu saja untuk menemani Jisoo selama keadaan Jisoo masih terpuruk.

Aku mengangguk. "Hmm, ini aku, bagaimana kabarmu, Jisoo-ya?" Ucapku dengan lengkungan bibirku ke atas.

Aku melihat Jisoo beranjak dari kursinya dan segera menghampiriku, tidak ada perkataan yang keluar dari mulutnya karena dia membawaku segera kedalam pelukannya.

Ya, dia memelukku sekarang..

Haruskah aku membalas memeluknya?

Aku sedikit berpikir namun ketika aku ingin membalas pelukannya, dia melepaskan pelukannya begitu saja. "Ya Tuhan, Chaengie. Aku pikir, kita tidak akan di pertemukan lagi." Ucapnya dengan wajah yang sangat bahagia.

Meski raut wajah bahagianya tidak dapat menutupi kedua matanya yang terlihat sembab, setidaknya raut wajah bahagianya membuat perasaanku sedikit lega dan menghangat.

Dia harus selalu tersenyum karena seorang bidadari tidak pernah menangis meski itu adalah tangisan bahagia.

Aku segera mengerjapkan kedua mataku untuk memecahkan lamunanku, pesona Jisoo masih tetap mengalihkan duniaku.

Aku membalasnya dengan senyuman. "Tentu saja kita akan bertemu lagi, tetapi maaf, aku tidak membawa apapun untukmu dan putramu, aku terlalu terburu-buru datang kesini." Ucapku yang memang benar adanya.

Saat mendengar curhatannya yang menyedihkan, aku segera bergegas memesan tiket penerbangan menuju Korea Selatan tanpa berpikir panjang, aku hanya merasakan cemas karena Jisoo harus menghadapi semua ini sendirian.

"Tidak apa, melihatmu menyempatkan waktu untuk datang saja aku sudah dangat senang, apalagi yang kutahu kau datang dari negara yang cukup jauh." Gumamnya sambil membawaku menuju putraku, tangannya yang hangat, menuntun pergelangan tanganku, ternyata rasanya masih sama.

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang